METANOIAC.id – 23 April 2025, memasuki hari ketiga Pekan Ilmiah Mahasiswa Politeknik (PIMPol) yang memanas akibat dari kerusuhan yang terjadi antar suporter di Lapangan Merdeka Kampus 1 Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP).
Sebenarnya, tanda-tanda kerusuhan mulai terlihat sejak hari pertama PIMPol. Para suporter merasa bahwa insiden dalam pertandingan yang menyebabkan cedera pada mahasiswa dari jurusan mereka merupakan bentuk kekerasan. Hal inilah yang menjadi pemicu terjadinya kericuhan.
Pada pertandingan voli putra antar Jurusan Teknik Elektro melawan Teknik Sipil, suasana memanas akibat ulah para suporter yang bersikap kurang kondusif. Sorak-sorai yang mulai berlebihan berubah menjadi teriakan dan ejekan yang memicu ketegangan antar dua kubu. Situasi memuncak hingga membuat Wakil Direktur III turun langsung ke lapangan demi meredakan keadaan.
Tak berselang lama, ketegangan juga terjadi di pertandingan mini soccer antara Teknik Mesin melawan Administrasi Niaga. Pertengkaran antar pemain memicu reaksi keras dari suporter Teknik Mesin, yang secara spontan turun ke lapangan.
Setelah seluruh pertandingan selesai, suasana yang awalnya mulai mereda justru kembali memanas, kericuhan justru terjadi di luar pertandingan. Menurut keterangan dari seorang saksi yang enggan disebutkan namanya sebut saja Yanto, turut mengungkapkan bahwa salah satu pemicu kericuhan berasal dari jurusan Teknik Mesin.
Sebagai langkah antisipasi, panitia bersama pihak kampus memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh pertandingan pada hari berikutnya. Keputusan ini diambil sambil menunggu hasil rapat koordinasi antara ketua jurusan dan pembina himpunan, guna menentukan langkah terbaik demi menjaga keamanan dan ketertiban selama kegiatan PIMPol berlangsung.
Keputusan ini menimbulkan rasa kecewa dari beberapa peserta, khususnya atlet yang telah melaju ke babak semifinal dan masih bersemangat untuk berjuang. Salah satu atlet yang merasa dirugikan yakni AF (inisial nama) mengungkapkan kekesalannya, “Padahal kami sudah mempersiapkan diri untuk bertanding dan ternyata ada kabar mengatakan jika PIMPol akan dihentikan, ini membuat saya tidak berhenti untuk kesal dengan si pembuat kericuhan”.
PIMPol, yang seharusnya menjadi ajang adu prestasi dan kreativitas mahasiswa, kini dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga sportivitas dan kondusifitas acara. Pihak kampus mengimbau seluruh peserta untuk tetap tenang dan menunggu keputusan resmi demi keberlangsungan kegiatan secara aman dan tertib. [ADR/424, ASL/454]