METANOIAC.id Fasilitas berkaitan erat dengan kenyamanan, diakui atau tidaknya kenyamanan memiliki andil besar dalam keefektifan proses belajar mengajar. Begitu pula fasilitas yang ada di Gedung Sekolah (GS) Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP).
Dalam menunjang keefektifan proses pembelajaran di kampus diperlukan fasilitas yang memadai salah satunya yaitu proyektor liquid crystal display (LCD) yang layak.
Namun, belakangan ini banyak keluhan terkait persoalan proyektor LCD yang jumlahnya kian terbatas sehingga dapat menghambat proses perkuliahan.
Meningkatnya mahasiswa baru yang artinya intensitas penggunaan fasilitas pastinya meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Pada saat proses belajar mengajar mahasiswa sering mendapatkan hambatan karena kurangnya proyektor LCD dan jumlahnya pun hanya dapat digunakan untuk beberapa kelas saja.
Berdasarkan hal tersebut crew Metanoiac berkesempatan mewawancarai Fatih salah satu mahasiswa jurusan Elektro pada Selasa (15/11).
Fatih mengungkapkan bahwa kurangnya proyektor LCD yang bisa digunakan sehingga mahasiswa menjadi berebut untuk mendapatkannya.
“Terakhir saya pakai cuman satu yang ada dan rebutan juga, apalagi dosen juga butuh proyektor LCD untuk menampilkan materi, kurangnya proyektor LCD berimbas ke kami. Karena dosen badmood dan berpikir tidak ada proyektor LCD padahal kita berebutan untuk mendapatkan itu,’’ ungkap Fatih.
Crew Metanoiac juga berkesempatan mewawancarai petugas pelayanan di GS pada Rabu (16/11). Ia mengungkapkan bahwa barang itu sudah ada dan tinggal dipasang.
“Tinggal dipasang bukan kita yang pasang ada teknisi tersendiri untuk memasangnya. Katanya pakai smart TV. Kita disini cuma pelayanan dan sudah dilaporkan bahwa proyektor LCD banyak yang rusak dan tampilannya bintik-bintik bergaris,” ungkapnya.
Disisi lain, Syafaruddin selaku Kepala Urusan (kaur) Rumah Tangga saat ditemui di ruangannya mengkonfirmasi bahwa proyektor LCD yang rusak akan digantikan dengan smart TV dan proyektor LCD yang baru.
“Sebagian smart TV dan sebagian proyektor LCD yang baru. Secepatnya akan dipasang sisa tunggu bracket-nya kemudian dipasang,” jelas Syafaruddin.
Ia juga mengungkapkan bahwa kerusakan proyektor LCD sudah dimasukkan datanya. Total kerusakan proyektor LCD ada 24 buah dan jumlah yang layak ada 12 buah.
Namun karena adanya peraturan baru dari pemerintah yang mengakibatkan terhambatnya pengadaan smart TV dan proyektor LCD.
“Tapi sekarang ada peraturan baru dari pemerintah yaitu tidak boleh pakai barang luar negeri jadi barangnya inden, itu yang buat kita menunggu lama datangnya kemarin. Smart TV ini termasuk produk dalam negeri,” ungkapnya.
Syafaruddin mengungkapkan bahwa sudah terdapat 8 buah smart TV yang berada di ruangannya dari 10 buah usulan smart TV dan 14 buah proyektor LCD.
Ia berharap semoga di akhir tahun ini, hal tersebut secepatnya dapat direalisasikan. [PQH/394]