METANOIAC.id Tradisi pawai Ogoh-Ogoh kembali menjadi sorotan menjelang Hari Raya Nyepi. Tahun ini, perayaan Ogoh-Ogoh jatuh pada 28 Maret 2025, sehari sebelum Nyepi yang diperingati pada 29 Maret 2025. Tradisi ini merupakan bagian dari ritual Bhuta Yadnya, sebuah upacara sakral yang bertujuan untuk menghalau kehadiran buta kala, manifestasi unsur negatif dalam kehidupan manusia.
Sebelum prosesi pawai Ogoh-Ogoh, umat Hindu terlebih dahulu melakukan Upacara Melasti, yang berlangsung 2-4 hari sebelum Nyepi. Upacara ini berfungsi sebagai ritual penyucian diri dan perangkat peribadahan di pura dengan cara melarung persembahan ke laut atau sumber mata air.
Pawai Ogoh-Ogoh sendiri merupakan salah satu tradisi yang paling dinantikan menjelang Nyepi. Ogoh-Ogoh adalah boneka atau patung raksasa yang dibuat sebagai simbolisasi unsur negatif, sifat buruk, dan kejahatan dalam kehidupan manusia. Awalnya, Ogoh-Ogoh dibuat dari kerangka bambu yang dilapisi kertas, tetapi seiring perkembangan zaman, bahan yang digunakan semakin beragam, dan desainnya pun semakin kreatif serta artistik.
Pembuatan Ogoh-Ogoh biasanya dimulai berminggu-minggu sebelum Nyepi. Banyak masyarakat yang turut serta dalam proses pembuatannya, menciptakan berbagai bentuk patung yang menggambarkan sosok-sosok mitologis atau figur dengan karakter menyeramkan. Keberadaan Ogoh-Ogoh yang semakin berkembang ini tak lepas dari sejarahnya. Dikutip dari detiknews, Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng menyebutkan bahwa tradisi pembuatan Bhuta Kala yang dikaitkan dengan ritual Nyepi mulai muncul pada tahun 1983. Setelah Nyepi ditetapkan sebagai hari libur nasional, masyarakat mulai menciptakan sosok raksasa yang kemudian dikenal sebagai Ogoh-Ogoh. Sejak saat itu, tradisi ini semakin populer dan berkembang menjadi festival tahunan yang meriah.
Menjelang Nyepi, media sosial dipenuhi dengan unggahan video masyarakat yang memperlihatkan proses pembuatan Ogoh-Ogoh. Tren ini menarik perhatian banyak orang, terutama mereka yang baru pertama kali melihat tradisi ini. Ogoh-Ogoh biasanya dibakar sebagai simbol penghancuran energi negatif. Pembakaran ini melambangkan pelepasan hal-hal buruk agar kehidupan bisa dimulai kembali dalam keadaan yang lebih suci dan harmonis.
Tradisi Ogoh-Ogoh bukan hanya menjadi bagian dari ritual keagamaan, tetapi juga telah berkembang menjadi ajang kreativitas dan kebersamaan masyarakat. Setiap tahun, festival ini menarik perhatian banyak orang yang ingin menyaksikan langsung kemegahan dan filosofi mendalam dari perayaan ini. [ANA/430]
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-7821975/kapan-perayaan-ogoh-ogoh-2025-ini-tanggal-dan-sejarah-tradisinya