METANOIAC.id Sampah rumahan yang didominasi oleh sampah organik seperti sisa kulit buah-buahan maupun sayuran memerlukan manajemen pengolahan yang tepat. Seperti yang diketahui bahwa sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah untuk terurai dibandingkan jenis sampah lainnya.Â
Alternatif manajemen sampah organik yang saat ini populer di kalangan pecinta lingkungan adalah pengolahan sampah organik menjadi bahan kompos dan biodigester. Salah satu alternatif yang dapat menjadi pilihan Metareaders adalah dengan mengolahnya menjadi eco-enzyme. Penasaran bagaimana sih pengolahan sampah organik menjadi eco-enzyme? Nah untuk itu, yuk kita kenali dahulu apa sih itu ‘eco-enzyme’.Â
Eco-enzyme adalah larutan hasil fermentasi dari sampah organik dapur seperti buah dan sayuran yang dicampur dengan gula (misal: gula coklat, gula merah atau gula tebu) serta air. Prosesnya dibantu dengan mikroorganisme selektif dari kelompok jamur dan bakteri yang diproses selama 3 bulan. Larutan yang dihasilkan memiliki ciri khas berwarna coklat gelap serta aroma khas produk fermentasi yaitu asam manis yang kuat.Â
Rosukon Poompanvong merupakan penggagas dari eco-enzyme, sekaligus pendiri dari Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Ia telah melakukan penelitian sejak tahun 1980-an dan kemudian eco-enzyme diperkenalkan secara lebih luas oleh Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.Â
Poompanvong mengolah kandungan enzim yang terdapat pada sampah organik yang biasanya langsung dibuang ke tempat sampah tanpa pengolahan apapun menjadi produk yang memiliki segudang manfaat yang berguna bagi diri kita dan utamanya bagi lingkungan. Pengolahannya sangat ramah lingkungan sehingga tidak memerlukan biaya yang banyak dan juga sangat mudah untuk dibuat serta diaplikasikan.Â
Disamping pengolahannya yang sangat ramah lingkungan, eco-enzyme memiliki segudang manfaat loh Metareaders. Menurut Poompanvong, selama proses produksi eco-enzyme berlangsung terjadi yang namanya proses katalitik. Nah proses ini akan menghasilkan gas ozon. Gas ozon yang terbentuk dapat mengurangi karbondioksida yang ada di atmosfer serta logam berat, sehingga pemanasan global dapat berkurang.Â
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini wilayah perkotaan, lahan untuk menanam pohon terbilang kurang. Sehingga dengan dengan gas ozon yang dihasilkan oleh eco-enzyme dapat menggantikan hal tersebut.Â
Selama proses pembuatan eco-enzyme, dimana dilakukan di dalam wadah yang kedap udara dengan membiarkannya berfermentasi untuk sementara waktu dan dalam jangka waktu tersebut oksigen yang terbentuk akan dilepaskan ke udara agar wadah tidak meledak akibat banyaknya oksigen yang terperangkap. Melepaskan oksigennya hampir sama apabila kita menanam 10 pohon. Bukan berarti kita berhenti untuk menanam pohon yah Metareaders.  Â
Poompanvong juga menerangkan bahwa didalam larutan eco-enzyme terkandung konsentrat yang berguna untuk membersihkan air sungai. Diterangkan juga bahwa satu liter larutan eco-enzyme dapat memurnikan hingga satu liter air sungai yang telah terkontaminasi.
Manfaat lainnya adalah dengan menambahkan larutan eco-enzyme ke detergen pembersih, dapat menghancurkan lemak ke partikel yang lebih kecil. Serta mikroorganisme semakin lama akan mengoksidasi dan akhirnya membusuk. Lapisan berminyak yang ada pada saluran pembuangan dapat diuraikan sehingga menjadi bersih dan air buangan akan mengalir tanpa hambatan.
Adapun pada bidang pertanian, eco-enzyme dijadikan alternatif pupuk kimia. Eco-enzyme meningkatkan hasil panen, dengan menurunnya tingkat penyakit yang mempengaruhi tanaman. Sehingga juga memberikan efek ke tanah menjadi lebih baik, dan logam berat serta racun dapat terurai. Tanaman yang tumbuh akan menghasilkan peningkatan pada kualitas udara sekitar.
- Sampah organik, berupa sisa sayuran dan buah-buahan dalam kondisi baik serta belum melalui proses pemasakan, tidak kering dan keras, dan juga menghindari yang berlemak (misal: daging alpukat, durian, kelapa). Kemudian dipotong dengan ukuran yang kecil-kecil.
- Gula, yang digunakan adalah jenis gula murni misalnya gula aren, gula kelapa, gula lontar, dan lainnya. Perhatikan gula merah palsu di pasaran (misal terbuat dari limbah kecap, gula pasir, dan bahan kimia).
- Air, berupa air bersih yaitu air galon, air sumur, air hujan, maupun air sisa buangan pendingin ruangan.
- Wadah plastik kedap udara. Hal ini selalu ditekankan oleh Poompanvong demi keamanan, untuk menggunakan wadah plastik ketimbang kaca. Sebab wadah kaca dapat berisiko pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi.
Mengutip dari ‘Modul Eco-Enzyme Ngajaga Bumi’ langkah pembuatan eco-enzyme meliputi:Â
- Pastikan wadah yang digunakan dalam kondisi bersih dan bebas dari bahan kimia (misal sabun).Â
- Ukur volume wadah, kemudian masukkan air bersih sebanyak 60% dari volume wadah. Lalu gula sebanyak 10% dari berat air dan masukkan potongan sisa buah dan sayuran sebanyak 30% dari berat air, lalu aduk rata. Rasio 10:1:3 yakni 10 untuk air, 1 untuk gula, dan 3 untuk sampah buah atau sayur.
- Lalu tutup rapat dan pastikan tidak ada udara yang dapat masuk dan beri label tanggal pembuatan serta tanggal panen.
- Simpan di tempat dengan sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari sinar matahari langsung.
- Buka tutup wadah pada minggu pertama untuk mengeluarkan gas dan mencegah wadah meledak.
- Setelah tiga bulan, eco-enzyme bisa dipanen dan dapat digunakan.
Poompanvong mengatakan bahwa proses pembuatan eco-enzyme membutuhkan waktu tiga bulan. Eco-enzyme yang telah siap dipanen dapat digunakan segera dan bisa juga disimpan selama bertahun-tahun. Semakin lama periode tersebut, maka akan semakin kecil pula molekul yang terbentuk. Sebab larutan akan terus-menerus berfermentasi dan terurai. Saat molekul yang terbentuk semakin kecil, hal ini akan menghasilkan larutan dengan tingkat penetrasi yang lebih baik.Â
Demikian penjelasan mengenai cara pembuatan dari eco-enzyme. Nah Metareaders sudah tahu-kan cara untuk mengolah sampah organik dapur menjadi eco-enzyme. Melalui pemilihan manajemen sampah organik yang tepat akan sangat berdampak secara signifikan untuk pengurangan sampah, utamanya sampah organik dapur. Hal ini dapat terwujud apabila tiap rumah tangga di Indonesia dapat menerapkan manajemen sampah yang tepat, misalnya eco-enzyme ini. Mari bersama peduli terhadap lingkungan kita, dengan mengurangi produksi sampah di mulai dari rumah. [ICU/368]
Referensi:Â
https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme/
https://maitreyawira.ac.id/content/pendidikan/78-eco-enzyme-dan-pencapaiannya-yang-luar-biasa-dalam-
http://www.anakbumi.org/articles/eco-enzyme-dapur-rumah-dapat-menolong-bumi/123883