METANOIAC.id Seberapa sering kalian melihat orang-orang memposting selfie-nya dengan filter ala anime? Seberapa sering kalian melihat orang-orang memposting videonya namun mereka mengganti suaranya dengan suara orang lain menggunakan filter? Dan seberapa sering kalian melihat lukisan yang keren namun ternyata itu bukan buatan manusia?
Beberapa hal tersebut dibuat menggunakan Artificial Intelligence (AI), yang merupakan bagian dari ilmu komputer yang membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti manusia.
Saat ini, AI Art menjadi hal yang sedang “trend”. Banyak Gen Z dan millennial yang FOMO, lalu berujung mencoba menggunakan aplikasi dan filter yang menggunakan AI untuk diposting di media sosial mereka.
Tidak masalah jika digunakan untuk keperluan pribadi, tapi apa jadinya jika ada seseorang yang menggunakan AI Art untuk keperluan komersial seperti karya tersebut selayaknya karya ciptaan mereka sendiri, atau memposting ke beberapa platform sebagai portofolio?
Dilansir dari techradar.com, ada sebuah foto yang menggunakan AI untuk di lombakan. Foto di atas adalah foto golden hour di suatu pantai, dan ombak yang menerjang dua peselancar saat mereka menjelajah ke lautan. Pemandangan tersebut ditangkap dalam foto yang diambil dengan drone oleh ‘Jane Eykes’, dan gambar tersebut, versi potongan yang terlihat di atas, memenangkan kontes fotografi yang diselenggarakan oleh digiDirect, pengecer foto di Australia.
Tapi semua tidak seperti kelihatannya. Bukan Jane Eykes yang mengambil foto itu, bahkan bukan foto sama sekali. Ini adalah gambar yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI yang dibuat oleh perusahaan Australia bernama Absolutely Ai.
Dengan menggunakan Midjourney, sebuah program pembuatan gambar dalam cetakan Dall-E, diisi dengan petunjuk sederhana seperti ‘dua peselancar, matahari terbit, pencahayaan yang indah, bidikan drone, deburan ombak’, Absolutely Ai memasukkan gambar yang dihasilkan ke dalam kompetisi sebagai tes seberapa jauh gambar yang dihasilkan AI telah berkembang. Ternyata cukup jauh.
“Para peselancar dalam citra kami tidak pernah ada. Begitu pula dengan pantai atau hamparan lautan itu,” kata Absolutely Ai. “(gambar tersebut) terdiri dari jumlah piksel tak terbatas yang diambil dari foto tak terbatas yang telah diunggah secara online selama bertahun-tahun oleh siapa saja dan semua orang, dan yang tersisa adalah pemenang penghargaan baru yang sepenuhnya meyakinkan”.
ArtStation, sebuah platform yang memungkinkan artis game, film, media, dan hiburan untuk terhubung dan memamerkan portofolio mereka, telah dibanjiri dengan gambar yang sama yang diposting berulang kali oleh pengguna yang berbeda: tanda “tidak” merah besar yang menutupi kata “AI” dipasangkan dengan keterangan yang bertuliskan “NO TO AI GENERATED IMAGES“.
Ribuan seniman melakukan aksi protes di dalam ArtStation dengan mem-posting gambar “Say No To AI Generated Images”. Mereka meminta platform itu untuk segera menghapus karya ciptaan AI yang malah terpampang di homepage ArtStation.
Mereka berdalih bahwa karya yang diciptakan AI ‘merendahkan’ karya seniman digital. Selain itu, mereka juga beralasan kalo AI Art semakin mempersulit peluang seniman ‘asli’ untuk ditemukan oleh potential clients dalam platform tersebut.
Selain dunia seni, banyak AI yang booming belakangan ini. Salah satunya adalah ChatGPT, yang merupakan chatbot berbasis teknologi AI yang dapat melakukan interaksi percakapan dengan pengguna dalam bentuk teks. Chatbot ini akan memberikan jawaban ketika pengguna menanyakan sesuatu atau memerintahkan sesuatu. Jawaban akan diberikan dalam bentuk teks. ChatGPT ibarat asisten pribadi yang bisa mengerjakan apa saja bagi pengguna.
Dikutip dari msn.com, hadirnya teknologi baru yang lebih canggih, lebih mudah digunakan, dan lebih memuaskan ini bisa saja mengancam berbagai pekerjaan manusia, misalnya guru. Guru-guru di Amerika Serikat tengah khawatir karena banyak siswa memakai ChatGPT untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Mereka khawatir siswa hanya mencontek atau copy-paste teks di ChatGPT saat diminta mengerjakan esai.
Anu Madgavkar, seorang penasihat bisnis, sekaligus partner dan pemimpin McKinsey Global Institute menjelaskan, pekerjaan media juga terdampak oleh pesatnya perkembangan teknologi. Sebab, AI bisa membaca, menulis, dan memahami data berbasis teks dengan baik. Pekerjaan media yang terdampak itu termasuk Jurnalis, Content Creator, Technical Writer, Advertiser, dan lain-lain.
Anu Madgavkar mengatakan, aktivitas menganalisis dan menginterpretasi data dan informasi berbasis bahasa adalah keterampilan yang diharapkan bisa ditingkatkan oleh teknologi AI.
Sementara itu, seorang ekonom bernama Paul Krugman mengatakan kepada New York Times bahwa ChatGPT mungkin dapat melakukan tugas-tugas pekerja media, seperti membuat laporan dan menulis. Bahkan, disebutkan bahwa ChatGPT mungkin akan lebih efisien daripada manusia.
Namun, pertanyaan yang masih timbul hingga saat ini, apakah Artificial Intelligence benar-benar akan menggantikan posisi manusia? Apakah Artificial Intelligence bisa menjadi ancaman untuk para seniman dan pekerjaan yang lainnya?
Untuk sekarang, AI masih belum bisa menggantikan manusia, dikarenakan:
Cara kerjanya
AI memberikan hasil dengan cara menerima perintah dari penggunanya, artinya AI hanya memiliki kemampuan secara teknikal untuk menjalankan perintah dan membuat karya, dan mereka belum bisa menuangkan elemen kemanusiaan dan perasaan dalam membuatnya, yang di mana hanya manusia yang bisa.
AI diciptakan untuk membantu
Daripada memikirkan AI sebagai saingan, lebih baik beradaptasi dengan teknologi yang ada sekarang. Kehadiran AI justru dapat membantu seniman dalam pembuatan sebuah seni. Contohnya, dengan menggunakan AI, dapat menjadi alat dalam mencari inspirasi dan membantu memperluas kreatifitas.
Potensi AI menggantikan seniman dapat terjadi suatu saat nanti, ketika AI tersebut memiliki perasaan dan rasa kemanusiaan, yang di mana untuk sekarang kemungkinan terjadinya sangat kecil.
Di samping itu, bagi yang mau beradaptasi dengan teknologi, AI bisa menjadi loncatan, karena yang namanya perkembangan zaman tidak bisa dihentikan.
Jadi, gunakan AI sebaik-baiknya sebagai referensi dalam membuat karya. [LEN/395]
Referensi:
https://jogja.tribunnews.com/2023/01/26/apa-itu-chatgpt-dan-cara-menggunakan-chatgpt?page=all
https://www.tiktok.com/@anjasmaradita/video/7190291136488017179
https://www.vice.com/en/article/ake9me/artists-are-revolt-against-ai-art-on-artstation