Minggu, Mei 11, 2025

Audiensi Ditolak Mentah! Mahasiswa PNUP Gelar Aksi

| METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |

METANOIAC.id Aliansi Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang melakukan aksi menanggapi problematik dan disorientasi pendidikan Indonesia hingga kebijakan sektoral kampus hitam, di depan Gedung Direktorat Kampus 1 Politeknik Negeri Ujung Pandang, setelah forum audiensi  akbar ditolak, Rabu (19/02).

Persiapan aksi ini dilakukan di depan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang (PKM PNUP) pada pukul 13.44 WITA kemudian berjalan ke kantin untuk mengumpulkan massa yang ingin ikut serta dalam aksi ini.

Dalam mengumpulkan massa, Sahid selaku Koordinator Lapangan (Korlap) melakukan orasi di kantin dengan menyuarakan berbagai tuntutan, antara lain:

  1. Mendesak pimpinan kampus untuk menerapkan mekanisme penggolongan UKT yang sesuai dengan kondisi ekonomi mahasiswa secara transparan dan adil, melihat kebijakan UKT angkatan 2024 yang dinilai tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
  2. Menuntut perbaikan sarana dan prasarana kampus yang layak, terutama fasilitas yang berdampak langsung pada kegiatan belajar mengajar. Gedung PKM yang bocor, toilet yang tidak layak, serta ruang kelas yang sering kotor dan panas harus menjadi prioritas utama dibandingkan renovasi fasilitas yang tidak mendesak, seperti toilet mewah di gedung administrasi dan pengecatan ulang gedung.
  3. Mendesak pimpinan kampus untuk meningkatkan sistem keamanan kampus yang lebih efektif dan bertanggung jawab, mengingat banyaknya kasus pencurian yang merugikan mahasiswa secara individu maupun organisasi. Kasus pencurian helm yang sering terjadi serta kehilangan barang berharga di fasilitas Ormawa, menunjukkan lemahnya pengawasan keamanan. Mahasiswa membutuhkan solusi nyata, bukan sekadar janji peninjauan dari birokrat yang tidak pernah direalisasikan. Pihak kampus harus segera mengambil tindakan konkret untuk memastikan lingkungan yang aman bagi seluruh mahasiswa.  
  4. Menuntut revisi kebijakan kompensasi yang lebih adil dan tidak membebani mahasiswa secara berlebihan, mengingat sistem yang ada saat ini dinilai tidak memiliki aturan yang jelas dan cenderung dimanfaatkan untuk menghukum mahasiswa secara tidak proporsional. Sistem ini malah membebani mahasiswa hingga lebih dari seratus jam, yang bertentangan dengan prinsip akademik yang seharusnya membantu mahasiswa belajar. Mahasiswa menentang kebijakan tersebut dan berharap sistem kompensasi dihapus karena melanggar etika akademik.
Baca Juga:  Pendaftaran Keringanan Pembayaran UKT Dibuka Hingga 30 November

Spanduk
Spanduk. Terbentang 4 spanduk mengenai tuntutan dan 1 spanduk DARURAT PENDIDIKAN, Rabu (19/02). [NDA/445]
Dengan tuntutan yang disuarakan, semakin banyak mahasiswa yang tertarik dengan tuntutan ini dan bergabung dalam aksi.

 

Massa yang sudah bergabung kemudian menuju ke depan gedung direktorat dengan membawa beberapa spanduk yang salah satunya bertuliskan “UKT Mencekik, Pray For Mahasiswa 24”. Dalam orasi yang disampaikan, mereka menuntut transparansi kebijakan kampus serta menolak berbagai kebijakan yang menurut mereka tidak adil.

“BEM dari bulan 12 menghadirkan  forum audiensi, cara yang baik ditolak maka hanya ada satu kata yaitu LAWAN“, tegas Sahid dalam orasinya.

Setelah beberapa waktu melakukan orasi dan menyampaikan tuntutan-tuntutannya, massa meminta agar salah satu pimpinan untuk turun menemui mereka dan menuntut melakukan forum audiensi mengenai keresahan-keresahan yang dirasakan oleh mahasiswa. Namun, pihak keamanan mengatakan bahwa direktur tidak berada di dalam gedung dan sedang melakukan dinas.

“Audiensi akbar tidak ada balasan,  hari ini pimpinan harus siap mengiyakan” tegas Sahid.

Tidak adanya respon dari pimpinan membuat massa melakukan kericuhan dengan membakar ban di depan gedung direktorat.

Aksi
Aksi. mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan gedung direktorat PNUP, Rabu (19/02). [NDA/445]
“Saya sangat setuju dengan aksi ini, yang pertama sarana dan prasarana kampus yang saat ini kurang memadai, yang kedua semua hal-hal yang menjadi masalah terkait anggaran dan juga lembaga, banyak yang mengalami kehilangan dan belum diganti juga saya merasa miris dengan UKT, kalau bisa saya ingin melakukan penurunan terkait UKT namun ada yang bermasalah” ungkap salah seorang mahasiswa yang ikut dalam aksi ini.

 

Meskipun kawanan massa membakar ban dan melakukan protes di depan gedung direktorat, tidak satupun pimpinan yang keluar menemui para massa. Akibatnya, massa menerobos masuk ke dalam gedung direktorat untuk memastikan keberadaan direktur dan melakukan forum audiensi.

Baca Juga:  Perombakan KoPS AN, Ismail Anas: Jabatan dan S3 Bukan Perbandingan yang Setara

Terobos
Terobos. Massa menerobos masuk kedalam gedung direktorat PNUP, Rabu (19/02). [NDA/445]
“Kalaupun pimpinan sampai sekarang belum bisa menemui, kami akan tetap ada disini Pak untuk menunggu, bapak keamanan tidak perlu banyak menjaga, kita bisa jamin disini bahwa tidak ada fasilitas yang rusak Pak” tegas Sahid.

 

Setelah ketegangan berlangsung di depan ruangan direktur pada pukul 15.04 WITA, direktur akhirnya keluar dari ruangannya untuk menemui massa. “Saya akan menjawab, silahkan bertanya, kita dimana saja, anggap ini forum” ucap Direktur PNUP, Dr. Jamal, S.T .,M.T. 

Keluar
Keluar. Direktur akhirnya keluar untuk menemui kawanan aksi, Rabu (19/02). [NDA/445]
Mendengar hal itu salah satu peserta aksi menolak usulan tersebut dan mengungkapkan keinginannya untuk mengadakan forum audiensi di Aula lantai 3 Gedung Direktorat. Sahid menegaskan bahwa forum seharusnya tidak dilakukan dengan cara tersebut. Akhirnya, Direktur menyetujui permintaan untuk mengadakan forum audiensi di lokasi yang diusulkan. [NDA/445, TRF/446]

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU