Senin, Mei 12, 2025

Lomba yang Tidak untuk Semua

| METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |

METANOIAC.id Pekan Ilmiah Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang (PIMPol) merupakan momentum penting yang semestinya menjadi ruang inklusif dan adil bagi seluruh elemen kemahasiswaan untuk berpartisipasi, menunjukkan karya, serta mengembangkan potensi. Namun, semangat kesetaraan tersebut tampaknya tercoreng oleh adanya salah satu lomba yang menuai tanda tanya besar: lomba kebersihan himpunan.

Lomba ini sekilas terlihat sederhana dan positif, mendorong mahasiswa untuk menjaga lingkungan dan menciptakan ruang organisasi yang nyaman. Namun, apa jadinya jika tidak semua himpunan memiliki “ruang” untuk dilombakan?

Faktanya, Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika dan Komputer (HIMATIK) hingga saat ini belum memiliki sekretariat di kampus. Dalam kondisi seperti ini, tidak terlibatnya HIMATIK dalam lomba kebersihan patut menjadi refleksi bersama. Ketidakhadiran mereka bukan karena ketidakpedulian, melainkan karena ketidaksamaan akses terhadap fasilitas dasar yakni ruang sekretariat.

Di sini, kami mempertanyakan bahwa apa urgensi sesungguhnya dari lomba kebersihan himpunan ini?. Jika tujuan lomba salah satunya yaitu menilai bagaimana pengelolaan dana yang diberikan kepada setiap himpunan, maka sebenarnya masih banyak cara lain yang lebih adil dan inklusif untuk menilai hal tersebut. 

Penyelenggaraan lomba seperti ini perlu dievaluasi secara total. Kampus harus lebih peka terhadap realitas yang ada, ada organisasi yang masih berjuang mendapatkan hak dasarnya, yaitu ruang untuk berdinamika. Maka sebelum menggelar lomba, pastikan bahwa semua peserta benar-benar berdiri di garis start yang sama. 

Selain itu, Kami juga mengajak seluruh elemen kampus untuk mendorong penyediaan sekretariat HIMATIK sebagai bentuk keadilan struktural yang semestinya telah lama diwujudkan.

PIMPol harusnya jadi panggung apresiasi, bukan diskriminasi. Jika tidak bisa menjangkau semua himpunan secara adil, maka lomba tersebut bukanlah solusi, tapi justru menambah luka dalam sistem kemahasiswaan kita.

Baca Juga:  Tempat Orang ‘Bodoh’ Bernaung

Kritik terhadap kebijakan ini tidak datang dari ruang kosong. Beberapa mahasiswa yang ditemui oleh crew Metanoiac juga menyatakan bahwa mereka merasa perlombaan ini tidak adil. Namun, ketika tim kami mencoba melakukan wawancara lanjutan, narasumber menolak untuk memberikan keterangan secara resmi. [SRP/425]

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU