Berpelukan. Perwakilan Ganda Putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Greysia Polii berpelukan usai mengalahkan Maiken Fruergaard/Sara Thygesen dari Denmark, Minggu, (19/1). [Ist]
METANOIAC.Id Olahraga cabang bulutangkis, telah menjadi magnet tersendiri untuk menarik perhatian segenap masyarakat, terkhusus untuk penghuni bumi pertiwi.
Salah satu ajang bergengsi di dunia perbulutangkisan adalah Indonesian Masters 2020 yang diselenggarakan mulai Selasa-Sabtu (14-19/1) di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta.
Tempat tersebut sudah tidak asing lagi bagi siapa saja yang hendak berkunjung, layaknya tempat di mana para penggila bulutangkis dapat reuni di sana.
Kegiatan tersebut turut serta mengundang perhatian media pertelevisian yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang menyiarkan langsung pertandingan dimana para atlet bulutangkis tampil untuk bertarung, sekaligus dapat melepas kerinduan bagi penonton yang tidak berada di Istora Gelora Bung Karno. TVRI ‘media pemersatu bangsa’, begitulah slogan yang sering kali di perdengarkan untuk para khalayak.
Setiap pertandingan selalu ditunggu oleh siapapun, terutama saat babak final yang mempertemukan pendukung dan lawan yang hendak dikalahkan.
Mengakhiri pekan ke-3 di bulan Januari, sepasang ganda putri Indonesia yaitu Apriyani Rahayu/Greycia Polii, berhasil menorehkan tinta prestasi di atas lembaran sejarah perjalanan sebagai atlet.
Pasangan ganda putri ini, berhasil melewati tangga perlawanan usai menaklukkan beberapa ganda putri dari negara lainnya yang telah dihadapi hingga mereka dapat tampil di babak final.
Saat pertandingan final, ganda putri Indonesia berjumpa dengan lawan yang cukup tangguh dari negara Denmark yakni Maiken Fruergaard/Sara Thygesen yang memiliki tinggi tubuh yang lebih. Namun, hal itu tidak mengecilkan dan memadamkan api semangat dari Apriyani/Greysia.
Mengenakan pakaian merah putih layaknya warna bendera tanah air, Apriyani/Greysia bermain dengan niat tidak mau mengalah apalagi menyerah.
Pertandingan yang memanjakan mata, mengundang teriakan, dan membuat riuh penonton berhasil dipersembahkan oleh kedua tim yang berlangsung sengit dan bermain selama 3 set sehingga, kedua tim saling membalas pukulan dengan keyakinan untuk menjatuhkan shuttlecock di bidang permainan lawan.
Drama permainan tidak hanya ditujukan untuk perfilm-an namun di lapangan pun juga terjadi. Keringat dan air mata pun mengucur menjadi satu padu. Apriyani yang bermain sangat antusias dengan memamerkan smash kuat miliknya, pun dapat mencuri poin. Raket milik Greysia sempat putus dan terlempar saat pertandingan berlangsung.
Meski begitu, gemuruh suara dengan teriakan ‘Indonesia, Indonesia’ yang di lontarkan para pendukung yang duduk di bangku penonton, juga menjalar layaknya api yang semakin membesar untuk disalurkan kepada atlet kebanggan Indonesia.
Pukulan dari Greysia menjadi penutup untuk menundukkan lawan dari Denmark, dengan skor 18-21, 21-11, dan 23-21. Suasana menjadi mengharu biru usai pertandingan, Ganda Putri Indonesia tak kuasa membendung air mata diiringi dengan menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada para pendukung sambil melambaikan tangan. [INK/296]