METANOIAC.Id Kyal Sin atau “Angel” dalam bahasa inggris, gadis remaja Myanmar berusia 19 tahun tewas tertembak saat ia mengikuti aksi protes menolak kudeta militer di negaranya pada Rabu (3/3/2021). Pada hari kepergiannya, ia mengenakan kaos hitam yang bertuliskan “Everything Gonna be Okay” yang artinya “Semuanya akan Baik-Baik Saja” yang menjadi simbol, harapan, dan semiotika keadaan massa dan bangsa Myanmar saat itu.
Seorang demonstran yang bersama dengan Kyal Sin pada hari itu, Myat Thu menganggap “Angel” adalah insan perempuan yang sangat berani, terutama saat mengikuti aksi demonstrasi menolak kudeta militer Myanmar.
“Ketika polisi melepaskan tembakan, dia mengatakan kepada saya ‘Duduk! Duduk! Peluru akan menghantammu. Anda terlihat seperti berada di atas panggung’,” kenang Myat Thu, dikutip dari Reuters.
“Angel” selalu menenteng sebuah botol coca-cola ditangannya, tidak hanya untuk diminum tapi juga untuk membantu para demonstran lain yang terkena gas air mata. Selain itu, “Angel” juga berani menendang pipa air yang ditemukan di pinggir jalan hingga terbuka agar para demonstran dapat membersihkan wajah akibat gas air mata yang dilontarkan aparat. Tak hanya itu, ia juga berani membalas tembakan gas air mata dengan melempar selongsongan tear gas itu ke arah asalnya.
“Dia merawat dan melindungi orang lain sebagai kawan,” tambah Myat Hu.
Berita mengenai kepergian “Angel” terdengar di seantero dunia, tak terkecuali Indonesia yang mungkin Metareaders telah mengetahui sebelumnya melalui media pemberitaan lain.
“Angel” merupakan salah satu contoh dan bukti nyata bahwa perempuan juga bisa melawan, perempuan tidak harus berada di dapur dan di rumah, perempuan tidak boleh menerima sebuah kondisi apa adanya, perempuan tidak boleh pasrah akan keadaan, perempuan harus memiliki ruang akan sebuah pergerakan, dan menjadi sebuah indikasi bahwa peran perempuan di dunia tidak boleh dipandang sebelah mata oleh siapapun.
Sistem sosial yang Patriarkis menciptakan sebuah kondisi dan melahirkan sebuah stigma, bahwa laki-laki lah yang harus memegang kekuasaan, menjadi sentral, mendominasi, memiliki otoritas, dan meletakkan perempuan sebagai manusia kelas dua. Sistem ini menjadikan laki-laki memiliki privilege atau hak istimewa akan perempuan dalam lingkup personal, bernegara, politik, ekonomi, sosial, dan masih banyak lagi.
Disisi lain, budaya seksisme membagi gender kedalam klasifikasi yang kaku, membuat kondisi masyarakat yang berprasangka dan menganggap bahwa salah satu jenis kelamin lebih superior atau lebih baik daripada jenis kelamin yang lain. Contohnya mungkin banyak kita temui dalam ungkapan “Laki-laki harus kerja, perempuan harus jaga rumah,” atau “Laki-laki itu berpikir logis, sedangkan perempuan lebih emosional,” atau stigma “Perempuan tidak perlu pendidikan yang tinggi, toh ujung-ujungnya kerja di rumah.”
“Angel” secara tidak langsung mengingatkan kita kembali, bahwa sistem patriarki dan budaya seksis juga harus dibasmi dan dilawan oleh siapapun. Baik oleh kalangan laki-laki maupun perempuan itu sendiri melalui gerakan aktif dalam berbagai bentuk, seperti pemberian hak yang setara, penghapusan stigma negatif terhadap setiap gender, klasifikasi sosial berdasarkan gender, dan banyak bentuk lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Hari Perempuan Sedunia jatuh pada hari ini, 8 Maret 2021. Tulisan ini saya buat dan dedikasikan untuk seluruh perempuan-perempuan di dunia, perempuan yang terus berlawan, perempuan yang berdiri di atas kaki mereka sendiri, buruh perempuan, ibu dosen di kampus, seorang ibu di dalam keluarga, ibu rumah tangga tunggal, dan perempuan yang merdeka dari segala tekanan sosial.
Izinkan saya mengajak Metareaders untuk kembali mengevaluasi dan mengingat kembali mengenai kondisi sosial masyarakat kita saat ini dan setiap insan agar dapat merefleksikan diri melalui tulisan ini.
Akhir kata, saya Muktihaniro Rizky Akbar secara pribadi memohon maaf apabila terdapat kalimat atau kata yang keliru dan tidak tepat, maupun pandangan saya sendiri yang cacat. [AKB/314]
Selamat Hari Perempuan Internasional!
Sumber berita Myanmar: