METANOIAC.id Cuaca di Makassar akhir-akhir ini terasa sangat panas, dengan suhu mencapai sekitar 34°C. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi ini disebabkan oleh musim kemarau yang sedang berlangsung. Selain itu, minimnya tutupan awan di langit memungkinkan sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi tanpa hambatan, sehingga meningkatkan intensitas panas yang dirasakan. Kondisi ini tercatat pada 22 September 2024.
Hal ini mempercepat penyerapan panas oleh permukaan tanah. BMKG juga memprediksi bahwa kondisi panas ekstrem yang saat ini melanda Makassar diperkirakan akan berlanjut hingga bulan Oktober mendatang. Hal ini disebabkan oleh kombinasi antara posisi matahari yang berada dekat dengan garis ekuator dan berlanjutnya musim kemarau, yang membuat wilayah Makassar menerima lebih banyak paparan sinar Matahari secara langsung. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi suhu tinggi selama beberapa minggu ke depan.
Cuaca panas ekstrem yang melanda Makassar saat ini memiliki berbagai dampak signifikan, terutama pada kesehatan dan aktivitas masyarakat. Kesehatan warga menjadi salah satu yang paling terdampak, dengan paparan suhu tinggi yang berpotensi menyebabkan dehidrasi, heatstroke, serta kelelahan akibat panas. Mereka yang bekerja di luar ruangan sangat berisiko mengalami gangguan kesehatan akibat kondisi ini.
Tidak hanya itu, krisis air mulai melanda beberapa wilayah di Makassar. Musim kemarau yang berkepanjangan membuat cadangan air tanah menipis, sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain kesehatan dan air, cuaca panas juga berdampak pada produktivitas masyarakat. Pekerja dan pelajar merasakan penurunan produktivitas akibat kondisi lingkungan yang terlalu panas, membuat mereka cepat lelah dan sulit berkonsentrasi. [ST/427]