Sumber : pixabay.com
Hilir mudik di suatu titik
Tumpang tindih merintih dalam satu nadi
Gemerlapnya yang menyilaukan nan melenakan
Berdesir menjalar dengan merdunya
Hiruk pikuk insan memenuhi belantara bumi ini
Yang dikejar hanya satu
Apa itu?
Yah… Dunia
Dunia, dunia, dan dunia
Yang karenanya apa pun kita suguhkan
Dan tanpa kita sadari, luputlah dalam pikiran kita suatu hal yang jauh lebih penting dari dunia
Dunia diutamakan, akhirat diabaikan
Saudariku…
Harta tak akan bisa menyelamatkanmu
Pangkat dan jabatan ditinggalkan
Semuanya hilang seketika
Tak satupun yang engkau perjuangkan di dunia ini yang akan menemanimu
Mati dalam kesendirian
Hanya menunggu hari penghakiman datang menghampirimu
Merenungi setiap amalan yang harus engkau pertanggungjawabkan
Tertutupilah hati ini dengan selimut penyesalan abadi
Bagi yang sempit imannya
Harta melimpa ruah. Namun, sedikit amalannya
Hanya mengejar kesenangan belaka
Dan lupa bahwa semua itu tak ada gunanya
Kabar gembira bagi mereka yang telah bersiap diri
Bekal amalan-amalan saleh akan memberikan syafaat baginya
Saudariku…
Pernahkah terlintas sejenak dalam pikiranku tentang kematian itu?
Saat engkau tertidur dengan nyenyaknya
Ketika membuka mata semuanya gelap gulita
Samar-samar terdengar bisikan halus yang lama-kelamaan semakin mendekat
Suasana mulai mencekam
Wahai fulan…
Siapa Tuhanmu?
Apa Agamamu?
Siapa Nabimu?
Apa Kitabmu?
Dimana kiblatmu?
Siapa Saudarimu?
Mudah dibaca lancar di lisan
Tapi, di alam kubur saudariku
Tidak semudah itu
Jawabanmu tergantung amalanmu
Lidah keluh tak berdaya
Ingin bicara tapi tak mampu
Bisakah engkau menjawab siapa Tuhanmu?
Sementara tak satupun perintahnya engkau lakukan. Bahkan larangannya kau anggap biasa
Bisakah engkau menjawab apa agamamu?
Sementara sekalipun engkau tidak pernah mendakwahkannya
Bisakah engkau menjawab siapa Nabimu?
Sementara shalawat kepadanya pun kau tak pernah
Bisakah engkau menjawab apa Kitabmu?
Sementara Al-Qur’an kau biarkan berdebu ditempatnya tanpa kau baca
Bisakah engkau menjawab dimana kiblatmu?
Sementara shalat kau tinggalkan
Dan bisakah engkau menjawab siapa Saudarimu?
Sementara saudari seimanmu pun kau perangi
Saudariku…
Lalu apa yang engkau sombongkan
Dunia sementara. Akhirat selamanya
Hilangkanlah kecongkakanmu itu
Pikirkan apa yang akan engkau suguhkan di akhirat nanti
Apakah itu amal baik atau buruk
Kehidupan kekalmu
Hanya engkau yang mampu memberikan arah terhadapnya
[AR/303]