Selasa, Februari 11, 2025

Kerusakan Gunung Bawakaraeng Bukan Hanya Masalah Bagi Pecinta Alam dan Lingkungan

spot_img
| METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |
Kaki Gunung. Kaki Gunung Bawakaraeng di Selimuti Kabut, Senin (28/05/2018) [YOO/246]

METANOIAC.id Pada hari Jum’at 26 Maret tahun 2004 lalu, di Gunung Bawakaraeng terjadi gerakan tanah atau longsor besar berupa runtuhnya dinding kaldera gunung yang diikuti oleh bencana banjir bandang. Bencana tersebut menewaskan dan menciderai puluhan orang, 10 rumah dan satu sekolah tertimbun akibat peristiwa tersebut. Puluhan hektar sawah juga tertimbun, hal ini kemudian mengakibatkan ribuan orang terpaksa harus mengungsi.

Dilansir dari makassar.terkini.id, menurut Prof Dr Ir Dorothea Agnes Rampisela, dalam Dialog dengan tema “Gunung Bulu’ Bawakaraeng Terdzholimi di Tanah Sendiri” pada kegiatan Extreme Mind Festifalse di Universitas Fajar mengatakan, pergerakan material berupa pasir dan batu yang besarannya atau volumenya mencapai 243 juta meter kubik pada Gunung Bawakaraeng tahun 2014 itu merupakan hal yang berbahaya.

Menurutnya, pergerakan sedimen yang keluar dari gunung dalam jumlah yang besar biasanya disebabkan oleh letusan, sementara yang terjadi pada Gunung Bawakaraeng bukan letusan. Pasca peristiwa tersebut, kedudukan Gunung Bawakaraeng mengalami kemunduran yang cukup buruk dengan laju percepatan kehancuran yang meningkat.

Dalam kegiatan nonton dan diskusi film Pers Mahasiswa PNUP (Politeknik Negeri Ujung Pandang) kamis pekan lalu (31/05), Candra Nur dari UKM Mapala berbagi mengenai beberapa peran dan kedudukan Gunung Bawakaraeng serta kondisinya yang memprihatinkan saat ini.

Menyaksikan. Peserta kegiatan Nobar dan Diskusi Film Pers Mahasiswa PNUP menyaksikan film Asimetris sebelum diskusi bersama UKM Mapala di Kantin PNUP, Kamis (31/05/2018) [CAB/RG]

Candra memulai diskusi dengan menjelaskan posisi Gunung Bawakaraeng sebagai sumber utama ketersediaan air di tujuh wilayah kabupaten di Sulawesi Selatan. Daerah tersebut yakni Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, dan Sinjai. “Itulah kenapa kita dapat menemukan air pada puncak Gunung Bawakaraeng,” ucap Candra.

Baca Juga:  Si Lidah Tajam yang Asal

Gunung Bawakaraeng merupakan pertemuan dan hulu dari tiga sungai besar yang ada di Sulawesi Selatan. Candra kemudian menjelaskan hal tersebut dikarenakan komposisi dan struktur Gunung Bawakaraeng itu sendiri. Dalam tulisan Subandi mengenai Kondisi Geologi Dan Detail Kaldera Gunung Bawakaraeng, Bawakaraeng dibangun oleh Endapan Vulkanik Gunung Lompobatang yang terdiri dari Lava, tufa Lahar dan breksi vulkanik yang telah mengalami pelapukan. Pengendapan pada waduk yang sangat tinggi membuat Gunung Bawakaraeng memiliki kapasitas air hingga 340 juta meter kubik.

Permukaannya lempung lanauan hingga pasir lanauan berwarna kuning kecoklatan hingga coklat kehitaman membuat Gunung Bawakaraeng bersifat gembur. Hal ini yang membuat Gunung Bawakaraeng berbeda dari gunung pendakian lainnya menurut Candra. Gunung Bawakaraeng sangat rentan terhadap kerusakan akibat beban yang berat.

Salah satu penyebab kerusakan Gunung Bawakaraeng yang dituturkan Candra ialah pendakian massal pada bulan Agustus untuk upacara 17an. Berat ribuan orang membuat komposisi Gunung Bawakaraeng dapat patah. “Bayangkan saja jika ada empat ribuan orang yang mendaki Gunung Bawakaraeng, belum berat carrier yang mereka bawa,” tuturnya.

Kerusakan Gunung Bawakaraeng pun terus mengalami peningkatan, baik secara fisik maupun non fisik. Kerusakan fisik tersebut diantaranya adalah kerusakan geomorfologi, kerusakan ekologi, kerusakan vegetasi dan habitat, serta kerusakan pada aspek estetika. Sedangkan kerusakan non fisik yang dimaksud adalah kerusakan yang disebabkan oleh aktifitas-aktifitas yang bertentangan dengan kedudukan Gunung Bulu Bawakaraeng.

“Mungkin karena gunung diperlakukan sebagai objek, sehingga kita datang untuk melakukan apa saja terserah. Wisata dan hura-hura. Orang tua kita dulu hanya menjadikan Gunung Bawakaraeng sebagai tempat berkebun, penelitian, ritual agama dan adat,” ujar Candra.

Dengan segala keprihatinan atas Gunung Bawakaraeng, FISS (Forum Intelektual Sulawesi Selatan) kemudian membuat petisi kepada pemerintah provinsi Sulawesi Selatan semenjak satu bulan yang lalu untuk menjadikan Gunung Bawakaraeng sebagai kawasan Heritage. Untuk ikut menandatangani petisi, silahkan menungjungi laman chn.ge/2row7xY Masalah lingkungan bukan hanya masalah komunitas pecinta alam dan lingkungan, tapi semua elemen masyarakat. “Jangan mengelak lagi atas perasaan bersalah jika anak-anak yang lahir 20 tahun kedepan tidak lagi menikmati keindahan gunung bawakaraeng,” tutup Candra. (YOO/246)

Vidio Untuk Anda

Video thumbnail
AFTER MOVIE KONGRES XXI
01:00
Video thumbnail
AFTER MOVIE KONGRES XX
01:51
Video thumbnail
Meta-Talk: Problematika Ormawa | Episode #12
43:26
Video thumbnail
Meta-Talk: Kuliah Luar Negeri Bersama IISMA | Episode #11
41:47
Video thumbnail
MAY DAY - AKSI HARI BURUH | 1 Mei 2023 | Video Jurnalistik
05:51
Video thumbnail
TOLAK UU CIPTA KERJA | 6 April 2023 | Video Jurnalistik
08:38
Video thumbnail
Meta-Talk: Nahkoda Baru Kampus Hitam | Episode #10
58:48
Video thumbnail
After Movie Kongres XIX
01:52
Video thumbnail
Meta-Talk: Mengenal Metanoiac | Episode #9
21:08
Video thumbnail
Video Pengenalan Lembaga Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang 2021-2022
03:47
Video thumbnail
Meta-Talk: Esensi Pengaderan | Episode #8
43:18
Video thumbnail
Meta-Talk: Pers Mahasiswa Dapat Dipercaya(?) | Episode #7
16:18
Video thumbnail
Meta-Talk: Industri Kreatif | Episode #6
15:44
Video thumbnail
Kilas Balik 11 April 2022 | Video Jurnalistik
09:43
Video thumbnail
Meta-Talk: Feminisme | Episode #5
16:13
Video thumbnail
Gelap Terang Kampus Hitam | Video Jurnalistik
15:52
Video thumbnail
Kantin Fana 2 | Video Jurnalistik
03:06
Video thumbnail
Meta-Talk: Self Love | Episode #4
08:11
Video thumbnail
Meta-Talk: Mahasiswa Berprestasi di Luar Jurusannya | Episode #3
10:04
Video thumbnail
Meta-Talk: Mahasiswa vs Organisasi | Episode #2
16:26
Video thumbnail
Meta-Talk: Tahun Baru Bersama Direktur | Episode #1
32:01
Video thumbnail
Menilik Realisasi Janji Pembenahan Kantin | Short Documentary | PERSMA PNUP
10:15
Video thumbnail
Catatan 8 Oktober | Short Documentary | Persma PNUP | Omnibus Law
14:08
Video thumbnail
Suara Demonstran Omnibus Law | 14 Agustus 2020 | Persma PNUP
08:01
Video thumbnail
Opini Mereka Tentang Peran Media di Masa Pandemi COVID-19 | PERSMA PNUP #5
08:58
Video thumbnail
Mahasiswa VS Corona | Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang | Covid-19 | Video Jurnalis #4
10:01
Video thumbnail
New Year New Hope. Kampus 2 Politeknik Negeri Ujung Pandang. Vidio Jurnlistik Persma PNUP #2
08:59
Video thumbnail
Kantin Fana, Video Junrlis Pemindahan Kantin PNUP #1
08:09
Video thumbnail
Pendapat Sivitas Kampus Mengenai WC yang ada di PNUP
04:24
Video thumbnail
DIKLAT BELA NEGARA MABA PNUP 2018 - RINDAM XIV HASANUDDIN
17:19
Video thumbnail
Bela Negara 2018
01:00
Video thumbnail
Wawancara Pengenalan Lembaga PKKMB 2018
02:19
Video thumbnail
CARAKA Malam Bela Negara Mahasiswa Baru Politeknik Negeri Ujung Pandang 2018
01:58
Video thumbnail
Dokumentasi Aksi 2 Mei 2018 oleh Aliansi Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
10:06
Video thumbnail
Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018
01:01
Video thumbnail
Pendidikan Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang 2018
01:00
Video thumbnail
Kunjungan Media Online Rakyatku dan Harian Fajar
01:01
Video thumbnail
Tahap Wawancara Anggota Baru Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
01:01

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU