![]() |
Pelemparan. Aksi pelemparan yang dilakukan oleh beberapa suporter mini soccer di Lapangan Merdeka PNUP, Sabtu (4/6).[ACA/343] |
METANOIAC.id Pertandingan mini soccer Pekan Ilmiah Mahasiswa Politeknik (PIMPOL) 2022 antara Jurusan Teknik Mesin melawan Administrasi Niaga (AN) diwarnai kericuhan berbuntut perkelahian baru antara Teknik Mesin dan Teknik Sipil.
Kejadian bermula saat salah seorang pemain mini soccer dari Teknik Mesin sempat tersandung oleh pemain dari AN. Kemudian di tengah pertandingan, penonton mini soccer dari Teknik Sipil mendukung keras AN yang membuat Teknik Mesin panas.
Hal inilah yang menimbulkan pertikaian antara AN dan Teknik Mesin, selepas itu terjadilah pertikaian lanjutan antara Teknik Mesin dan Teknik Sipil.
Menurut keterangan A (inisal) selaku saksi mata, kericuhan diawali pada saat tim AN mencetak gol pertama. Pada saat itu suporter Teknik Sipil memasuki lapangan pertandingan untuk melakukan selebrasi, hal tersebut terlihat oleh pemain dari Teknik Mesin.
Tidak sampai disitu, setelah tim AN kembali mencetak gol keduanya, tidak lama terjadi pelanggaran. Pada saat itulah terjadi bentrok dari kedua tim.
“Pemain AN diserbu oleh pemain Teknik Mesin kemudian suporter dari Teknik Sipil memprovokasi suporter kedua tim yang mengakibatkan kericuhan yang cukup parah,” ujar A.
Kesaksian lainnya berasal dari suporter AN yakni Aulia Makarim Kamza, ia memberikan pernyataan terkait kronologi kericuhan di Lapangan Merdeka. Di mana Awalnya bermula dari pemain Teknik Mesin yang memprovokasi penonton AN, kemudian ada pelanggaran yang terjadi dan membuat pemain Teknik Mesin panas sehingga mengejar pemain AN dan mengakibatkan para penonton Teknik Mesin juga memasuki lapangan.
Sementara itu, penonton lain yang berasal dari Teknik Sipil yaitu AD (Inisial) mengatakan bahwa benar adanya suporter Teknik Sipil yang mendukung AN, Teknik Mesin tidak terima lalu terjadilah pelemparan batu yang mengakibatkan suporter Teknik Sipil ricuh bersama Teknik Mesin, alhasil pertikaian ini menyebabkan dua orang dari Teknik Sipil mengalami cedera.
Saksi mata lainnya adalah I (Inisial) penonton dari Teknik Elektro mengatakan apa yang ia saksikan pada saat kericuhan.
“Salah satu pemain Teknik Mesin melakukan pelanggaran, para suporternya tidak terima. Tiba-tiba dari arah suporter Teknik Mesin ada yang masuk ke lapangan memukul salah satu orang yang berada di lokasi. Sehingga, terjadilah pertengkaran antara suporter Teknik Mesin dan Teknik Sipil,” ujar I.
Ia juga menambahkan, suporter dari Teknik Sipil ada yang melompat dari atas dan langsung masuk memukul secara tiba-tiba yang mengakibatkan dari segala arah melakukan pertengkaran dengan melempar-lempar batu.
Selanjutnya crew Metanoiac mencoba mencari saksi mata dari pihak Teknik Mesin, namun beberapa yang sempat dihubungi menuturkan terlambat datang ke lokasi dan tidak mengetahui kronologi awalnya, selain itu ada juga yang menolak untuk diwawancarai.
Kericuhan. Nampak kericuhan oleh beberapa mahasiswa saat pertandingan mini soccer antara AN VS Teknik Mesin, Sabtu (4/6). [NTA/320]
Diketahui kericuhan ini adalah kedua kalinya selama PIMPOL 2022 berlangsung di mana kericuhan pertama terjadi di Lapangan Basket pada pertandingan Basket antara AN dan Teknik Mesin pada Selasa (31/5). Namun, diselesaikan dengan cara kekeluargaan dengan menandatangani surat pernyataan.
Nahasnya, walaupun telah menandatangani surat pernyataan hal tersebut tidak mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Melihat kejadian tersebut, Lidemar Halide selaku dosen PNUP yang mengikuti rapat untuk penyelesaian kericuhan tersebut mengungkapkan bahwa kejadian ini merupakan bunga-bunga dari setiap pertandingan.
“Biasanya kita tidak bisa hindari dan Alhamdulillah masing-masing masih bisa menjaga diri dan tidak memperbesar masalah,” ungkap Lidemar. Ia juga menambahkan pelaksanaan PIMPOL 2022 tahun ini menjadi pelajaran untuk pelaksanaan di tahun yang akan datang.
“Hal ini memang yang harus di antisipasi karena tahun depan pelaksanaan akan di serahkan ke BEM sebagai induk organisasi, sehingga menjadi pelajaran bagaimana menyelesaikan masalah, serta perlu memberikan pengertian bahwa ini ajang persaudaraan tidak usahlah euforia yang terlalu berlebihan bagi mahasiswa,” tambahnya.
Menutup wawancara dengan Lidemar, ia mewanti-wanti jangan sampai PIMPOL 2022 tidak berlanjut tahun depan.
“Tujuan kegiatan ialah sebagai ajang persaudaraan bukan cari kalah menang, hasil keputusan akhir tadi melihat ada hal di luar kemauan kita sehingga, diputuskan pada 2 cabang olahraga yang tersisa yaitu, basket dan bulutangkis mendapatkan juara bersama masing-masing mendapat emas,” jelas Lidemar.
Selain itu, tanggapan lain berasal dari Rayhan selaku Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) melihat kejadian ini, ia menuturkan bahwa hal tersebut sudah biasa terjadi melihat dari sejarah PIMPOL dan tidak bisa kita hindarkan karena itulah resiko dalam pelaksanaan kegiatan.
“Semoga ini bisa menjadi ajangnya lembaga lagi untuk kembali memperkuat tali persaudaraannya, artinya lembaga tidak ada yang mau terjadi hal seperti ini hanya mungkin ada beberapa oknum memang dan yah, kita terpancing jadi terjadilah,” tutur Rayhan.
Berdasarkan hasil rapat bersama birokrasi bahwa semua lembaga sudah sepakat tidak ada perpanjangan masalah. Adapun hasil akhir untuk putusan kegiatan PIMPOL 2022 ini adalah tidak adanya peserta yang didiskualifikasi. [ACA/343 SLV/335 ADT/359]