METANOIAC.id Kurikulum Merdeka, yang memberikan kebebasan lebih bagi sekolah dan guru untuk mengembangkan materi sesuai kebutuhan lokal dan karakteristik siswa, secara tak terduga dikaitkan dengan penurunan minat baca anak-anak. Meskipun tujuan utamanya adalah mendorong kemandirian dan kreativitas, pendekatan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pergeseran fokus dari standar kurikulum nasional justru mengurangi paparan dan motivasi siswa untuk membaca secara ekstensif.
Di sisi lain, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui program Merdeka Belajar Episode ke-24, telah menghapus tes baca, tulis, dan hitung (calistung) sebagai syarat masuk SD. Kebijakan ini bertujuan agar anak-anak dapat mengenal literasi sejak dini tanpa tekanan, serta menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.Â
Dikutip dari CNN Indonesia (14 September 2023), langkah ini diharapkan memperkuat semangat literasi mulai jenjang PAUD. Namun, sejumlah pakar pendidikan menilai bahwa tanpa pengawasan dan panduan yang jelas, fleksibilitas dalam Kurikulum Merdeka justru bisa mengurangi perhatian terhadap literasi dasar. Jika sekolah dan guru tidak aktif memfasilitasi budaya membaca, minat baca anak bisa terus menurun.
Berdasarkan data Programme for International Student Assessment (PISA), disebutkan bahwa 75% anak usia 15 tahun di Indonesia memiliki kemampuan membaca di bawah standar level 2. Artinya, sebagian besar remaja di Indonesia masih kesulitan memahami gagasan utama dari sebuah teks panjang, dikutip dari detik.com (29/04/2025).
Ini semakin membuktikan bahwa minat baca anak-anak zaman sekarang berada dalam kondisi yang memprihatinkan, dan menunjukkan masih kurangnya perhatian serius dalam implementasi Kurikulum Merdeka saat ini.
Terlebih di tengah arus konten digital yang semakin deras dan mudah diakses oleh semua kalangan, serta kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) yang memudahkan pencarian informasi instan, anak-anak cenderung lebih memilih konten visual atau ringkasan cepat daripada membaca secara menyeluruh. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam menumbuhkan kembali budaya membaca di era serba digital seperti sekarang. [HAH/448, AA/451]
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230914185848-307-999188/kurikulum-merdeka-tumbuh-kembangkan-minat-baca-anak


