METANOIAC.id Keamanan kampus kembali menjadi sorotan setelah dua mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), Fauzan Mahasiswa dari jurusan Teknik Informatika dan Komputer dan Amar Ma’ruf dari jurusan Teknik Kimia, melaporkan kehilangan helm di area kampus. Kejadian ini memunculkan kekhawatiran serta kritik terhadap sistem pengawasan dan penanganan kasus kehilangan di lingkungan kampus.
Fauzan melaporkan bahwa helm miliknya hilang pada Rabu, 21 Mei 2025, saat diparkir di area lapangan basket dekat pohon mangga. Saat hendak pulang, helm tersebut sudah tidak berada di tempat. “Waktu pulang kampus saya lihat helmnya itu sudah tidak ada,” ujarnya.
Namun yang lebih mengecewakan, menurutnya, adalah tanggapan dari pihak keamanan kampus. “Satpam hanya menyuruh saya cari-cari saja di sekitar situ atau bilang mungkin teman yang pinjam. Tapi tidak ada tindak lanjut sama sekali,” jelas Fauzan. Ia tidak melihat adanya keseriusan atau langkah konkret untuk menyelidiki kasus tersebut.
Hal senada disampaikan oleh Amar Ma’ruf saat menyampaikan kehilangan helm seorang temannya di kampus 1 jurusan Teknik Kimia PNUP. Ia bahkan menilai tanggapan satpam terhadap laporan kehilangan helm sangat tidak membantu. “Satpam hanya bilang, ‘Tidak ada CCTV di sana, Dek, temanmu ji itu yang ambil’. Ini bukan solusi, sebagai petugas keamanan, seharusnya mereka menunjukkan itikad untuk menyelidiki, bukan malah meminta korban untuk mencarinya sendiri,” ungkap Amar.
Respons semacam ini menunjukkan minimnya empati dan profesionalisme dalam penanganan laporan kehilangan. Alih-alih memberikan dukungan atau upaya konkret seperti pencarian, pemantauan, atau pelaporan lebih lanjut, bagian keamanan justru memberikan jawaban yang menyudutkan korban dan tidak menyelesaikan masalah.
Amar menambahkan bahwa helmnya yang sempat hilang di kampus 2 PNUP kebetulan ditemukan oleh pihak keamanan yang berjaga di Kampus 2. Namun ia menegaskan bahwa kejadian tersebut lebih bersifat kebetulan, bukan hasil dari sistem pengamanan yang sistematis. “Kebetulan langsung dapat mi satpam di Kampus 2 itu pencurinya sebelum sempat ke sana ka,” jelasnya.
Menurut pantauan, Kampus 1 PNUP masih sangat minim fasilitas CCTV. Walau terdapat kamera pengawas di beberapa titik, banyak area strategis yang belum dilengkapi, seperti area parkir jurusan Teknik Kimia, Mesin, dan lapangan basket yang justru menjadi lokasi padat kendaraan mahasiswa.
“Masalah ini tidak bisa dianggap sepele. Kami sebagai mahasiswa ingin merasa aman ketika meninggalkan barang di area parkir kampus. Kalau terus dibiarkan tanpa solusi, kepercayaan terhadap sistem keamanan akan semakin menurun,” tegas Fauzan.
Amar turut menyarankan agar semua area parkir dilengkapi dengan CCTV dan pengawasan petugas ditingkatkan. “Harapanku, disiapkan CCTV di setiap parkiran, sama selalu i keliling-keliling satpam,” ujarnya.
Kritik dari mahasiswa ini mencerminkan pentingnya peningkatan bukan hanya dalam fasilitas keamanan, tetapi juga dalam kualitas pelayanan dan respons dari bagian keamanan kampus. Kejadian kehilangan barang, apalagi jika berulang, tidak bisa dianggap sebagai hal sepele. Penanganan yang lambat dan minim solusi hanya akan membuat kepercayaan mahasiswa terhadap keamanan kampus semakin menurun.
Pihak kampus diharapkan dapat mendengarkan keluhan mahasiswa dan segera mengambil langkah nyata untuk memperkuat sistem keamanan demi kenyamanan dan keselamatan seluruh sivitas akademika.
Kejadian ini menjadi momentum penting untuk mendorong perubahan nyata bahwa keamanan kampus bukan sekadar formalitas, melainkan kebutuhan mendasar yang wajib dijamin institusi. [NDA/445, TRF/446]