Sabtu, April 26, 2025

AI Dalam Pendidikan: Mempermudah atau Membuat Ketergantungan?

| METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |

METANOIAC.id Teknologi Artificial Intelligence (AI) telah mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Awalnya, AI hanya dianggap sebagai konsep futuristik dalam fiksi ilmiah, namun saat ini telah menjadi realita yang mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Kemajuan dalam  kecerdasan buatan didorong  oleh  beberapa  faktor,  seperti  peningkatan  kekuatan  komputasi,  ketersediaan  data  dalam jumlah  besar, dan perkembangan algoritma machine learning serta deep learning.

Beberapa potensi utama AI dalam bidang pendidikan antara lain pembelajaran adaptif yang menyesuaikan materi, kecepatan, dan pendekatan pembelajaran berdasarkan kekuatan, kelemahan, serta gaya belajar setiap individu siswa. AI juga dapat membantu dalam tugas administratif, seperti penilaian otomatis dan analisis data belajar siswa, sehingga guru dapat lebih fokus dalam memberikan bimbingan yang lebih personal kepada siswa. 

Namun, di balik manfaatnya, penggunaan AI dalam pendidikan juga memunculkan sejumlah tantangan dan risiko. Salah satu tantangan utama adalah potensi ketergantungan siswa terhadap teknologi ini. 

Jika siswa terlalu bergantung pada AI untuk menjawab pertanyaan dan menyelesaikan tugas, kemampuan berpikir kritis dan problem solving mereka bisa melemah. Selain itu, tidak semua sekolah memiliki akses yang sama terhadap teknologi ini, yang dapat memperbesar kesenjangan pendidikan antara daerah yang memiliki sumber daya memadai dan daerah yang terbatas. 

Terkadang timbul pertanyaan seberapa sering sih AI digunakan dalam pengajaran di kelas? Berikut data dalam bentuk diagram lingkaran yang menjabarkan frekuensi penggunaan AI di kelas bervariasi secara signifikan.

diagram lingkaran
Diagram lingkaran yang menjabarkan frekuensi penggunaan AI di kelas.

Berdasarkan data survei yang diambil dari website ClassPoint.io, hasilnya menunjukkan bahwa 51,13% guru di seluruh dunia sering menggunakan AI dalam pengajaran mereka (setidaknya sekali seminggu), sementara sisanya tidak menggunakannya secara teratur atau hanya jika diperlukan. 

Baca Juga:  Urgensi Inovasi dalam Transformasi Metode Pembelajaran

Angka-angka ini menunjukkan bahwa meskipun AI mulai banyak digunakan, masih ada sekelompok besar guru yang jarang atau bahkan tidak menggunakannya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pelatihan, keterbatasan teknologi di sekolah, atau kekhawatiran terhadap dampak AI pada proses belajar-mengajar.

Sebab dan Akibat Ketergantungan pada AI dalam Pendidikan

Penggunaan AI yang berlebihan dalam pendidikan dapat menyebabkan ketergantungan siswa pada teknologi, sehingga mereka cenderung mengandalkan AI untuk menjawab pertanyaan tanpa berusaha memahami konsep secara mendalam. 

Akibatnya, kemampuan berpikir kritis dan problem solving mereka dapat melemah, serta kreativitas dalam menyelesaikan masalah berkurang.

Dengan tantangan ini, penting bagi pendidik dan siswa untuk menggunakan AI secara bijak, bukan sebagai pengganti pemikiran kritis, tetapi sebagai alat bantu untuk meningkatkan pemahaman. 

Pendidikan yang tetap menekankan interaksi manusia dan pengembangan keterampilan berpikir mandiri akan membantu menghindari dampak negatif dari ketergantungan pada teknologi AI. [ST/427]

Referensi:

https://www.classpoint.io/blog/id/panduan-a-z-untuk-ai-dalam-pendidikan-2023-hampir-semua-yang-perlu-anda-ketahui

https://journal.iistr.org/index.php/BEI/article/view/602/479 

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU