METANOIAC.id Ribuan warga Kabupaten Pati yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di depan Kantor Bupati Pati, Rabu (13/8). Massa menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya meskipun sejumlah kebijakan kontroversial yang sempat memicu gejolak telah dibatalkan.
Aksi ini dipicu oleh berbagai kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat, di antaranya kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250 %, pemutusan hubungan kerja ratusan tenaga honorer RSUD RAA Soewondo tanpa pesangon, serta program regrouping sekolah yang berdampak pada penghapusan sejumlah guru honorer.
Situasi memanas ketika massa mencoba memasuki area perkantoran pemerintah dan memanjat pagar Gedung DPRD Pati. Bentrokan tak terhindarkan, petugas keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Menurut keterangan anggota DPRD Pati, dua warga dilaporkan meninggal dunia dalam aksi tersebut.
Bupati Sudewo sempat menemui massa sekitar pukul 12.16 WIB dan menyampaikan permohonan maaf. Namun, saat berbicara, ia dilempari botol oleh peserta aksi sehingga kembali masuk ke dalam kantor. Kepada media, Sudewo menyatakan dirinya terpilih secara konstitusional dan menyayangkan adanya upaya pelengseran di luar mekanisme hukum.
Komisi II DPR RI turut menanggapi, menghimbau agar seluruh pihak menjaga ketertiban dan menyampaikan aspirasi secara damai. Peristiwa ini menjadi sorotan nasional dan menjadi pengingat bagi para kepala daerah untuk lebih hati-hati dalam merumuskan kebijakan publik. [NDA/445]
Sumber: Tempo, CNN Indonesia, Detik, Suara, RMOL, Liputan6
