Sabtu, April 26, 2025

La Galigo: Epos Terpanjang dari Sulawesi

| METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |

METANOIAC.id Mungkin masih banyak masyarakat Sulawesi yang tidak mengetahui LA GALIGO. La Galigo atau Sureq Galigo  adalah sebuah karya sastra terpanjang di dunia, mengalahkan panjang epic India yakni Mahabarata dan Ramayana, juga lebih panjang dari epic Yunani yakni Homerus. Namun sayangnya ketenaran La Galigo di Indonesia bahkan di Sulawesi sangat kurang dibanding Epic India dan Epic Yunani. Kitab La Galigo telah diakui sebagai Memory of the World oleh UNESCO.

Apa sebenarnya La Galigo ini?

La Galigo atau Sureq Galigo adalah sebuah Kitab kuno berbentuk puisi yang ditulis dengan aksara Lontara Kuno. Bagi sebagian masyarakat Bugis yang masih menganut kepercayaan Tolotang, Sureq Galigo ini adalah sebuah kitab suci. Isi dari Kitab La Galigo bercerita tentang penciptaan alam semesta, kehidupan pertama manusia di bumi, kisah kepahlawanan dan, pencarian cinta yang dipenuhi dengan unsur magis dan supernatural. Ada beberapa tokoh yang menjadi tokoh utama dalam kitab ini yakni, Batara Guru, Sawerigading, dan We Cudai. Tahun penulisan Kitab La Galigo antara Abad ke-13 hingga ke-15. Pembacaan kitab La Galigo ini tidak bisa secara sembarangan, cara membacanya dengan irama tertentu dan hanya dibaca pada acara adat dan acara penting lainnya saja, dan pembacaannya disebut dengan Laoang atau Selleang.

Pasti banyak yang bertanya-tanya di mana keberadaan Kitab La Galigo saat ini?

Naskah asli dan terlengkap dari Kitab La Galigo tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Yap betul, di Belanda. Namun naskah La Galigo juga masih tersebar di tanah Sulawesi yang dipegang pribadi oleh beberapa orang adat di Sulawesi Selatan. Selain itu naskah La Galigo berada juga di Perpustakaan Nasional RI dan juga di museum La Galigo di Benteng Rotterdam namun tidak selengkap di Perpustakaan Belanda. Naskah dari kitab La Galigo Berjumlah 12 jilid yang mengandung total halaman 6.000, dengan 300.000 bait syair, dan masih banyak lagi yang belum dibukukan yang tersebar di masyarakat Sulawesi Selatan. Kita masih bisa menyaksikan Sureq La Galigo berkat 2 sosok perempuan hebat yakni Ratna Kencana Arung Pancana Toa (yang menyalin ulang kitab/sureq tersebut, yang kini tersimpan di Universitas Leiden Belanda) & Prof. Dr. Hj. Nurhayati Rahman, M.Hum (dosen ahli filologi Universitas Hasanuddin, yg telah menerjemahkan 3 dari 12 jilid tersebut). [TPT/450, AA/451]

Baca Juga:  Bilas Pecahan

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU