• https://dewanarsitek.id/var/index/
  • https://ept.metropolitanland.com/
  • https://data.pramukajabar.or.id/
  • http://103.206.170.246:8080/visi/
  • https://mpp.jambikota.go.id/
  • https://fmipa.unand.ac.id/inspect/
  • https://setpublisher.com/
  • https://bppsdmsempaja.kaltimprov.go.id/
  • https://fmipa.unand.ac.id/
  • https://sptjm.lldikti4.id/banner/
  • mbokslot
  • https://e-journal.faperta.universitasmuarabungo.ac.id/
  • https://link.space/@splus777
  • https://sptjm.lldikti4.id/storage/
  • https://apps.ban-pdm.id/simulasi/hoaks/
  • https://editoriales.facultades.unc.edu.ar/cache/assets/
  • https://dewanarsitek.id/dewan/
  • https://dms.smhg.co.id/assets/js/hitam-link/
  • https://smartgov.bulelengkab.go.id/image/
  • https://dispora.natunakab.go.id/
  • slotplus777
  • https://heylink.me/slotplussweet777/
  • https://pastiwin777.uk/
  • Mbokslot
  • http://103.81.246.107:35200/templates/itax/-/mbok/
  • https://rsjdahm.id/vendor/
  • https://pastiwin777.cfd/
  • https://rsjdahm.id/Vault/
  • https://heylink.me/Mbokslot.com/
  • https://journal.astanait.edu.kz/
  • https://sikapro-fhisip.ut.ac.id/
  • Quarter Life Crisis Datang Lebih Cepat: Mahasiswa dan Kecemasan Usia 20-an - Metanoiac
    Jumat, Oktober 24, 2025

    Quarter Life Crisis Datang Lebih Cepat: Mahasiswa dan Kecemasan Usia 20-an

    METANOIAC.id Usia 20-an sering digambarkan sebagai masa paling menyenangkan dalam hidup: bebas, penuh petualangan, dan kesempatan. Namun, realitas di baliknya tak selalu semanis narasi tersebut. Banyak mahasiswa mulai merasakan tekanan hidup yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya. Inilah yang disebut sebagai Quarter Life Crisis (QLC) — sebuah periode ketika seseorang mulai meragukan arah hidup, karier, dan eksistensinya, biasanya dialami antara usia 20 hingga 30 tahun.

    Di lingkungan kampus, krisis ini datang dalam wujud yang lebih halus tapi nyata: kebingungan memilih jalur karier, rasa tidak cukup meski telah berusaha, tekanan dari pencapaian teman sebaya, hingga perasaan takut akan masa depan. Beberapa mahasiswa bahkan mulai mempertanyakan pilihan jurusan yang diambil, merasa stagnan dalam kegiatan organisasi, hingga merasa “ketinggalan kereta” karena belum punya pencapaian yang bisa dibanggakan di media sosial.

    Menurut beberapa praktisi psikologi, fenomena ini makin terasa di generasi saat ini karena paparan sosial media yang sangat intens. “Mahasiswa sering membandingkan diri dengan pencapaian orang lain yang mereka lihat di Instagram atau LinkedIn. Padahal, setiap orang punya timeline hidup masing-masing. Sayangnya, mereka lupa akan itu.”

    Arif (21), mahasiswa semester 7, mengaku sempat mengalami fase ini. “Saya merasa kayak semua orang punya tujuan hidup, sedangkan saya masih bingung bahkan buat nentuin arah tugas akhir. Belum lagi kalau lihat teman yang udah magang di perusahaan besar atau ikut PKM. Kadang jadi ngerasa kecil.”

    Fenomena QLC bukan sekadar tren emosional biasa. Jika tidak ditangani, bisa berujung pada burnout, kehilangan motivasi, bahkan gangguan kesehatan mental jangka panjang. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya manajemen emosi, self-compassion, dan membangun support system di lingkungan kampus menjadi semakin relevan.

    Baca Juga:  Menilik Sejarah dan Pencapaian Wisata Dewi Lamsang

    Organisasi kemahasiswaan, dosen pembimbing, hingga teman sebaya memiliki peran penting untuk saling mendukung. Beberapa kampus di Indonesia bahkan mulai menyediakan layanan konseling psikologi secara gratis untuk membantu mahasiswa menghadapi tantangan ini.

    Dalam menghadapi QLC, mahasiswa disarankan untuk:

    • Menghindari perbandingan yang tidak sehat,
    • Membuat target kecil dan realistis,
    • Mengenal diri sendiri lewat journaling atau diskusi dengan mentor, dan
    • Berani istirahat dan refleksi saat merasa lelah.

    Momen Kemerdekaan Indonesia bisa menjadi titik awal reflektif: bagaimana kemerdekaan bukan hanya soal lepas dari penjajahan, tetapi juga merdeka dari tekanan sosial yang membebani mental generasi muda.

    Sebagaimana bangsa ini pernah mengalami masa-masa penuh perjuangan dan ketidakpastian, begitu pula hidup di usia 20-an. Tapi, seperti halnya Indonesia yang akhirnya merdeka, mahasiswa pun punya peluang untuk menemukan arah hidupnya — pelan-pelan, dengan caranya sendiri. [HAH/448, AA/451]

    Bagikan:

    BERITA TERKAIT

    REKOMENDASI

    | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |

    BERITA TERBARU