METANOIAC.id Eksplorasi Gua dan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) dalam rangka kegiatan Operasi Bontocani MAPALA PNUP 2023 di desa Mattirowalie, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone yang berlangsung selama empat hari yang dimulai pada Kamis (23/2) hingga Minggu (26/2).
Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan tri dharma perguruan tinggi yang dirangkai menjadi dua kegiatan secara bersamaan yaitu pengabdian masyarakat dan eksplorasi sinkhole di kawasan karst bontocani tepatnya di Kab. Bone.
Untuk menuju lokasi kegiatan ini, termasuk agak sulit untuk dijangkau karena akses jalan yang cukup ekstrim dan juga berada di bagian ujung Kab. Bone. Namun yang menarik Kec. Bontocani berbatasan langsung dengan tiga kabupaten yaitu Kab. Maros, Kab. Sinjai dan Kab. Gowa.
Dengan melaksanakan dua kegiatan ini secara bersamaan, yaitu pengabdian masyarakat dengan mendukung program kerja desa yakni Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan kegiatan eksplorasi sinkhole sebanyak empat orang atlet MAPALA yang bertugas untuk melakukan eksplorasi gua untuk menambah data referensi kawasan karst yang ada di daerah Bontocani.
Setibanya di lokasi penginapan pada Kamis malam (23/2), tim yang bertugas mengeksplorasi gua langsung bersiap melakukan pendakian. Sedangkan yang bertugas di desa bisa beristirahat untuk persiapan kegiatan esok harinya.
Pada Jumat (24/2) kegiatan pembuatan tempat cuci tangan pakai sabun (CTPS) dilaksanakan mulai pada pagi hari, yang berlokasi di pekarangan kantor desa Mattirowalie. Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh kepala desa Mattirowalie dengan dua buah CTPS yang didirikan.
Bertepatan pada hari itu, atlet yang bertugas untuk eksplorasi juga melakukan operasi di gua untuk mengambil data yang telah disetujui seperti mengukur kedalaman gua dan menentukan titik anchor.
Kemudian pada Sabtu (25/2), dilakukan kegiatan penggalian serta pembuatan saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang berlokasi di belakang kantor desa Mattirowalie. Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh kepala desa Mattirowalie. Sementara itu, terdapat dua buah SPAL yang dibuat oleh tim MAPALA PNUP.
Afdan Mulia Pratama selaku pimpinan operasi pada kegiatan ini berkesempatan di wawancarai oleh crew Metanoiac, mengungkapkan rasa bangganya bisa menyelesaikan eksplorasi gua tersebut.
Dimana eksplorasi ini telah direncanakan beberapa tahun yang lalu, kemudian dapat terealisasi pada tahun ini. Persiapan untuk eksplorasi juga telah dilakukan sejak tahun lalu, serta ada beberapa persiapan yang dilakukan seperti tahap seleksi, wawancara dan latihan, hingga simulasi.
Disisi lain, Ahmad Sakariah sebagai pendamping pimpinan operasi sekaligus dokumentasi juga menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi pada saat menyusuri gua.
“Menurut saya, sulit itu disaat mulai menuruni tali atau rappeling. Disitu banyaknya tumbuhan atau akar-akar yang menghambat kami, struktur tanah juga mempersulit kami melakukan pengukuran karena jenis tanahnya itu kapur dan saat diinjak juga dalam,” ungkap Sakariah.
Tim yang melakukan eksplorasi gua dapat kembali lebih awal dari jadwal yang dibuat yaitu hari Kamis hingga Minggu, namun di Sabtu siang tim eksplorasi sudah kembali ke desa karena telah menyelesaikan tugasnya lebih awal.
Dengan demikian, dapat membantu tim yang berada di desa untuk mengadakan penyerahan dan penanaman bibit buah dan pohon tanaman hutan. Sekitar 70-an bibit buah dan pohon tanaman hutan yang bagikan dan ditanam di Desa Mattirowalie. Penyerahan bibit tersebut diberikan langsung kepada Andi Syahrir Natsir selaku Kepala Desa Mattirowalie.
Sebanyak 10 bibit buah dan pohon tanaman hutan telah ditanam langsung di Desa Mattirowalie. Adapun beberapa bibit yang tidak sempat ditanam, maka akan diberikan kepada masyarakat yang ada di Desa Mattirowalie.
Andi Syahrir Natsir selaku kepala desa Mattirowalie mengungkapkan bahwa ia berharap agar bisa kembali melakukan kegiatan-kegiatan di desa ini, sehingga dapat mengembangkan desa ini dan dapat lebih dikenal di luar. Serta ia juga sangat terkesan dengan kegiatan ini, dikarenakan hal ini merupakan hal yang cukup baru terkait dengan kegiatan kemahasiswaan yang masuk ke desa Mattirowalie.
“Dimana sebelum-sebelumnya kegiatan kemahasiswaan hanya dengan KKN (Kuliah Kerja Nyata), tetapi dengan waktu yang sangat singkat adik-adik bisa membawa program baik kepada desa Mattirowalie terutama masalah STBM yang kemarin adik-adik kerjakan sungguh luar biasa,” tambah Syahrir.
Nur Fajriah selaku Ketua Panitia mengungkapkan bahwa ia berharap semoga kegiatan ini dapat berguna dan berdampak positif bagi masyarakat desa Mattirowalie dan juga pada diri sendiri. Ia juga berharap agar kegiatan ini dapat berlanjut terus menerus.
“Saya ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat untuk menyukseskan kegiatan ini, baik itu dari pihak pemerintah desa Mattirowalie, sponsorship, media partner, kakak-kakak senior, teman-teman panitia dan pengurus, serta pihak kampus,” tutur Fajriah. [KWH/346 MT/350]