Seorang perempuan berjalan sumringah
Menjinjing tas dan setumpuk kertas
Menapaki lorong-lorong panjang
Langkahnya pasti tanpa rasa cemas
Pikirannya tertuju pada seputar pertanyaan
Namun, takdir baik tak memihak
Ruang yang awalnya tempat edukasi
Kini menjelma menjadi tempat bejat
Tempat menyalurkan fantasi para predator
Hewan liar lapar yang berlindung di balik gelar pendidik
Angan-angan pun dibuat roboh seketika
Tatapan kosong, tertunduk lesu penuh malu
Tekanan penyesalan menghantam dari berbagai sisi
Berusaha mengais sisa keberanian yang ada
Angkat suara berjuang membela kehormatan
Namun, lagi dan lagi tak terdengar
Pengakuan korban kembali dipertanyakan
Disalahkan dan didera sanksi sosial
Korban dipaksa untuk bungkam
Menunggu jiwanya mati perlahan
[SLV/335]