METANOIAC.id Dikutip dari Solopos.com bahwa Negara India hingga saat ini masih menerapkan sistem kasta dari kepercayaan tua agama Hindu. Sistem ini bukan hanya berupa keturunan ataupun nama marga, tetapi sudah masuk dalam struktur kegiatan sosial, ekonomi, dan politik.
“Mengakui dan membenarkan sistem kasta sebagai dasar keteraturan masyarakat,” kutipan dari Manusmriti.
Manusmriti sendiri dianggap sebagai buku paling penting dan berwibawa tentang hukum Hindu yang berasal setidaknya dari 1.000 tahun sebelum Kristus lahir.
Pembagian kasta tersebut pada awalnya digunakan untuk menjaga kemurnian ras Arya yang dianggap ras terbaik untuk mengontrol populasi orang-orang asli India. Namun sekarang digunakan untuk memisahkan golongan untuk memperoleh pekerjaan dan kedudukan sosial.
|
Kasta. Piramida kasta dari kasta Brahmana, Kshatria, Waisiya, Sudra, Untouchables (Dalit). [Sumber: minorityrights.org] |
Dalit atau Paria adalah kasta paling rendah di India sehingga keberadaannya sering tidak dianggap. Selain itu, Kasta Dalit disebut juga sebagai ‘untouchable’ atau tidak tersentuh.
Pekerjaan kasta Dalit pun merupakan pekerjaan yang sangat rendah dan dianggap tidak suci. Biasanya sebagai pembersih kotoran dan tukang potong hewan.
“Orang-orang memandang rendah kami dan berkata bahwa kami adalah Dalit dan dibeberapa waktu, mereka bahkan membenci kami terutama kasta Brahmana,” ungkap salah satu kaum kasta Dalit.
Sistem kasta dilarang di India sejak tahun 1950-an, akan tetapi sistem kasta tersebut sudah melekat di kehidupan sosial masyarakat India. Jadi, menurut hukum sistem kasta ini dilarang untuk disebut.
Namun secara tidak sadar masyarakat India tetap mempraktekkan sistem kasta, terutama dalam hal pernikahan. Terbukti Pernikahan lintas kasta di India hanya 5% dari seluruh pernikahan.
Salah satu contoh kasus pada tahun 2019 di Desa Lakkalakatti di Distrik Gadag Karnataka, pasangan beda kasta. Bernama Ramesh dan Gangavva, Ramesh adalah seorang pria Dalit sedangkan Gangavva berasal dari kasta Lambani.
Mereka kawin lari dan menikah satu sama lain tiga tahun lalu. Keduanya telah meninggalkan desa dan bekerja di Bengaluru dan Shivamogga sebagai buruh bangunan.
|
Foto. Foto Gangavva sebelah kiri (23 tahun) dan Ramesh sebelah kanan (29 tahun). [Sumber: GELORA.CO] |
Setelah beberapa tahun berlalu mereka memutuskan untuk pulang kampung. Kedatangan mereka diketahui warga desa yang langsung menghubungi kakak Gangavva. “Kemudian ia (kakak Gangavva) mengumpulkan massa untuk menyerang pasangan itu dan membunuh mereka dengan batu,” ucap Guru Shanth, polisi setempat.
Hal ini bukan kali pertama peristiwa serupa terjadi di India. Melainkan pembunuhan atas nama kasta biasanya dilakukan anggota keluarga untuk menghukum kerabat mereka yang dianggap merusak keturunan.
Menurut data PBB dari 5.000 pembunuhan kasta di seluruh dunia setiap tahun, 1.000 di antaranya terjadi di India. Di zaman modern seperti ini masih ada perlakuan diskriminasi golongan tertentu.
Tidak bermaksud ikut campur urusan negara orang lain, tetapi kita sesama umat manusia tidak boleh melakukan penindasan yang mengatasnamakan golongan. Semua sama dan punya hak yang sama dan ini seharusnya menjadi perhatian khusus untuk PBB memberikan solusi terbaik. [KWH/346]