METANOIAC.id Halo Metareaders, sebentar lagi umat muslim akan merayakan hari kebesarannya yakni Hari Raya Idulfitri.
Nah, di Hari Raya Idulfitri ini ada banyak tradisi dan budaya, salah satunya adalah ajang bermaaf-maafan. Perlu diketahui berdasarkan apa yang dikutip dari indozone.id ternyata tradisi bermaaf-maafan ini tidak ada di negara Arab dan Eropa.
Lantas bagaimana pertama kali tradisi ini ada di Indonesia?
Dilansir dari Indozone.id tradisi ini bermula dari kebiasaan masyarakat yang dinamakan “sungkem” yang dalam KBBI sendiri berarti sujud (tanda bakti dan hormat).
Secara umum sungkem artinya memberikan rasa terimakasih dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua atas didikan dan rasa sayangnya selama kita menginjakkan diri di dunia ini.
Lanjut, sementara Rasulullah SAW saat Idulfitri bersilaturahmi ke rumah para sahabat untuk saling mendoakan.
Nah, dari sinilah muncul tradisi ini di mana saat mengunjungi rumah sanak saudara biasanya saling berjabat tangan dan saling bermaaf-maafan.
[Baca juga: Jelang Lebaran, Ini 5 Tradisi yang Paling Ditunggu].
Mengapa harus menunggu lebaran untuk saling memaafkan?
Pertanyaan di atas kerap kali terlontar. Bukannya, setiap melakukan kesalahan selayaknya manusia memang harus meminta maaf bukan? Tidak harus menunggu momen tertentu.
Apakah bermaaf-maafan di hari raya adalah tradisi yang salah?
Jawabannya adalah tidak, di mana dalam agama kita diajarkan untuk tidak menyimpan dendam antar sesama manusia. Selain itu, saling memaafkan dapat menumbuhkan keharmonisan.
Baik hari raya atau bukan setiap manusia saat melakukan kesalahan wajib meminta maaf.
Namun, pada saat hari raya mengapa tradisi ini sering dilakukan? Karena saat hari raya adalah momen besar berkumpul bersama keluarga jadi feelnya lebih terasa.
Al-Quran juga menjelaskan sebagai manusia memang harus saling memaafkan. Seperti yang tertuang dalam Surat Asy-Syura ayat 40 yang artinya “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”.
Jadi, bagaimana Metareaders sudah saling memaafkan belum? Entah hari ini atau besok kita tidak tahu kapan akan dijemput pencipta, sejatinya dunia hanyalah sementara, lantas haruskah menyimpan dendam di hati?
Meminta maaf duluan bukan berarti kita adalah orang yang salah, tetapi itu artinya kita menyadari melakukan kebaikan jauh lebih penting daripada hanya sekedar mempertahankan ego. [HR/332]