[Sumber: Hidayatullah.com]
Lantang menyuarakan kritik
Berteriak mengatakan kau salah
Ini tak benar
Seolah dia yang paling paham
Bersikap paling superior
Seakan tak ada cela
Si paling hebat
Si paling tahu isi dunia
Padahal ia menyimpulkan hanya memakai dua telinga saja
Tak mengulik, tetapi lantang sekali mengkritik
Nalar kritis yang ia agungkan
Dipertanyakan
Mengkritik ini bodoh
Kau semua itu sia-sia
Kau itu percuma begini
Blablabla….
Tetapi ia sendiri tak punya
Ditanya kau beri apa?
Diam
Ditanya kau tanam apa?
Bungkam
Malang sekali si pengkritik asal
[HR/332]