Massa Aksi. Massa aksi aliansi Wija To Luwu melakukan demonstrasi di Jalan Urip Sumoharjo, Senin (18/4). [IAM/356]
METANOIAC.id Tergabung dalam aliansi Wija To Luwu yang merupakan aliansi IPMIL RAYA independen se-Kota Makassar yang terdiri dari IPMIL RAYA PNUP, IPMIL RAYA UNIBOS, IPMIL RAYA UMI, IPMIL RAYA UNHAS, IPMIL RAYA UNM, IPMIL RAYA UNIFA, IPMIL RAYA UNIMERZ, dan IPMIL RAYA YPUP, melakukan aksi demonstrasi dengan grand isu “Indonesia Dikangkangi Oligarki”.
Aksi aliansi mahasiswa Wija To Luwu ini membawa dua tuntutan yakni tuntutan nasional dan tuntutan lokal.
Berikut tuntutan Nasional yang dibawa aliansi mahasiswa Wija To Luwu:
- Mencabut kebijakan pemerintah terkait kenaikan PPN
- Stabilkan ekonomi yang mencekik rakyat
- Stabilkan harga dan ketersediaan BBM
- Copot Menteri Perdagangan atas kelalaiannya, yang menyebabkan kelangkaan dan kenaikan bahan pokok
- Realisasi UUD Agraria No. 5 Tahun 1960 Pasal 385 KUHP
- Copot Kapolda atas pembiaran tindakan represif aparat terhadap demonstran
Adapun tuntutan lokal aliansi Wija To Luwu sebagai berikut:
- Mendesak gubernur untuk mengusut tuntas mafia tanah dan penyerobotan lahan
- Mendesak Kapolda Sulsel untuk mencopot Kapolres Luwu Timur (Lutim) atas upaya kriminalisasi aktivis lingkungan
- Pembentukan Luwu Tengah
- Meminta dan mendesak DPR untuk mengevaluasi kinerja menteri pertanian, atas kelangkaan pupuk subsidi
- Mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk melakukan upaya harmonisasi melalui silaturahmi dan kolaborasi kegiatan kebudayaan
- Mendesak kementerian lingkungan hidup untuk mengevaluasi tupoksinya dalam hal eksploitasi lingkungan hidup
- Menuntut tanggung jawab pemerintah untuk sarana prasarana pendidikan pembelajaran yang layak khususnya di daerah pelosok.
Long march. Massa aksi bergerak melakukan long march menuju ke Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (18/4). [IAM/356]
Dimulai dengan berkumpul di titik awal yaitu pada halaman Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), kemudian dilanjutkan dengan melakukan long march sampai di Jalan Urip Sumoharjo, tepatnya di depan pintu 1 UMI dengan membakar ban bekas serta menyampaikan beberapa aspirasi.
Setibanya di depan halaman Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), massa aksi memblokade akses jalan bagi pengendara yang akan menuju arah bawah Flyover Pettarani, sehingga menimbulkan kemacetan yang cukup panjang.
[Baca juga: Perjuangkan Isu Nasional yang Resahkan Masyarakat, Aliansi Rakyat Miskin Kota Lakukan Aksi Demonstrasi].
Mobil kontainer sempat dihadang dan digiring oleh para mahasiswa untuk dijadikan panggung orasi dengan tetap menjaga ritme pergerakan. Satu per satu perwakilan dari tiap lembaga saling bergantian menyuarakan aspirasinya. Dimulai dari orasi ilmiah, teatrikal puisi, hingga pembakaran orang-orangan sawah.
Orasi. Perwakilan anggota IPMIL RAYA PNUP yang sedang melakukan orasi di depan Gedung DPRD Provinsi Sulsel, Senin(18/4). [IAM/356]
Negosiator. Foto bersama perwakilan Anggota DPRD & perwakilan negosiator dari tiap lembaga, Senin (18/4). [CDR/372]
Setelah beberapa jam, perwakilan dari anggota DPRD Provinsi Sulsel akhirnya keluar untuk melakukan mediasi dengan para demonstran. Perwakilan dari anggota DPRD Provinsi Sulsel ini memerintahkan untuk mengutus satu orang perwakilan dari tiap lembaga menjadi negosiator untuk membacakan pernyataan sikap. Negosiasi berlangsung di dalam gedung aspirasi kantor DPRD Provinsi Sulsel.
Crew Metanoiac mewawancarai Anwar, selaku perwakilan negosiator dari IPMIL RAYA PNUP mengatakan tuntutan akan ditindaklanjuti, di mana salah satu tuntutan daerah telah diberikan janji waktu.
“Pihak dari DPRD akan membuat pertemuan organda pada Juli, termasuk IPMIL RAYA Independen,” ujar Anwar setelah keluar dari dalam gedung aspirasi.
Hingga sore menjelang waktu berbuka puasa, demonstrasi berjalan dengan kondusif dan aman. Para massa aksi pun membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke halaman kampus UMI sembari menunggu waktu berbuka puasa. [CDR/372 IAM/356]