METANOIAC.id Aliansi Rakyat Miskin Kota menggelar aksi demonstrasi dengan grand isu “Turunkan Ketua DPR RI” yang bertempat di simpang tiga Alauddin Pettarani, Kamis (7/4/22).
Aliansi ini terdiri dari beberapa lembaga aktivis mahasiswa diantaranya ialah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Makassar (IMM Kota Makassar), Pengurus Besar Himpunan Pelajar Mahasiswa Takalar (PB HIPERMATA), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar (BEM FT UIM), dan Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Pertimbangan Organisasi Makassar (HMI MPO Makassar).
Selain grand isu “Turunkan Ketua DPR RI” kegiatan aksi ini memiliki isu turunan yaitu tolak penundaan PEMILU dan perpanjangan masa jabatan presiden, tolak kenaikan harga BBM dan minyak goreng, tuntaskan segala bentuk kejahatan kemanusiaan, berhenti menumpuk utang negara dan pemindahan Ibukota Negara (IKN) bukan solusi.
Adapun alasan mengapa isu ini diangkat, yaitu:
-
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) sebagai lembaga legislatif tidak menjalankan tugas dan fungsinya dalam menyikapi wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan mahasiswa berasumsi akan adanya Undang-Undang yang mengatur tentang perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan PEMILU.
-
Kenaikan BBM dan minyak goreng memiliki dampak yang bergejolak bagi masyarakat kecil. Dimana BBM dan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok rakyat Indonesia. Sehingga, jika harga BBM dan minyak goreng dinaikkan maka hal tersebut akan memeras uang rakyat dan menjadi asumsi dikalangan mahasiswa untuk memperjuangkan hak rakyat Indonesia.
-
Hutang negara sebesar 7.000 triliun sudah pasti dianggap menjadi keresahan oleh Aliansi Rakyat Miskin Kota serta pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang menghabiskan banyak anggaran bukanlah solusi konkrit terhadap masalah yang dihadapi negara demokrasi ini.
Persiapan aksi dilakukan pada pukul 15.10 di samping pos polisi yang dikomandoi oleh Sukirman S. Doturu. Massa aksi masih terbilang sedikit pada saat itu. Setelah beberapa orator menyampaikan aspirasinya, mahasiswa-mahasiswa dari berbagai lembaga aktivis kemahasiswaan akhirnya datang dan menutup jalan sambil membakar ban di jalan.
Mobil Box yang sempat melewati jalan A.P. Pettarani yang kebetulan para mahasiswa menggelar aksi di jalan itu dihadang dan dijadikan panggung orasi untuk para mahasiswa yang ingin melanjutkan ritme pergerakan. Tak lama setelah itu, datang rombongan dari PB HIPERMATA mengendarai mobil pengangkut kendaraan motor yang dijadikan panggung orasi para mahasiswa dan massa aksi demonstran.
Massa aksi kemudian kembali memblokir jalan A.P. Pettarani yang mengarah ke jalan Sultan Alauddin dengan alasan agar rakyat mengetahui permasalahan dari negara demokrasi ini dan pemerintah bisa melihat keresahan yang timbul pada rakyat.
Pada saat massa aksi memblokir jalan, terjadi clash antara aparat kepolisian dan para demonstran. Hal itu disebabkan adanya provokasi yang membuat aparat melakukan tindakan represif dan berakhir kejar-kejaran dengan para demonstran.
Aksi yang berujung ricuh ini mengakibatkan Koordinator Lapangan (Korlap) dari BEM FT UIM menjadi korban. Massa aksi beranggapan bahwa Korlap BEM FT UIM mendapatkan tindakan represif dari aparat kepolisian, namun belum ditemukan bukti yang jelas untuk menuntut tindakan tersebut.
Sukirman mengatakan bahwa aksi yang mereka lakukan ialah aksi yang terkonsolidasi. Karena mereka memasukkan surat ke Polrestabes Makassar untuk menggelar aksi tersebut. “Sebenarnya aksi kami sudah terkonsolidasi secara sistematis. Surat kami sudah dimasukkan semalam. Sebenarnya sudah diterima surat itu, namun tadi terjadi kekacauan atau kericuhan antara mahasiswa dan pihak kepolisian,” jelasnya.
Menjelang waktu magrib, akhirnya aksi dihentikan dan diadakan buka puasa bersama di jalan sambil mengevaluasi kegiatan dari aksi yang dilakukan hari ini. Aliansi Rakyat Miskin Kota akan melakukan konsolidasi dan akan melakukan aksi kembali secara besar-besaran.
Sukirman berharap agar kedepannya aliansi ini tidak akan menyerah jika aksi yang mereka gelar masih belum tersampaikan. “Kami sebenarnya tidak mau menyerah, ketika aksi kami belum tersampaikan, kami akan lanjutkan konsolidasi secara besar-besaran dan kami akan turun dengan jumlah massa yang lebih banyak untuk sama-sama menggaungkan isu-isu yang kemudian menjadi isu nasional,” ungkapnya.. [MB/331 PQR/374]