METANOIAC.id Gerakan Global Climate Strike and World Water Rebellion Makassar 2022 menggelar aksi keadilan iklim di bawah Fly Over, Jalan A.P Pettarani, Jumat (25/3/22).
Herli selaku koordinator lapangan dalam orasinya menekankan bahwa air adalah barang publik sehingga pemerintah wajib menempatkan air bukan sebagai objek yang dikenai harga secara ekonomis.
“Air merupakan bagian dari hak asasi manusia, sehingga keadaan ekonomi seseorang tidak boleh menghalangi mereka untuk mendapatkan air,” dalam orasinya.
Myltaniara selaku massa aksi dari Extinction Rebellion Makassar mengungkapkan, bahwa aksi ini adalah gabungan dari Extinction Rebellion Makassar dengan Pemuda Lawan Krisis Iklim memperingati “Global Climate Strike and World Water Rebellion 2022”.
“Aksi ini dilakukan serentak di beberapa negara, termasuk indonesia. Di indonesia juga ada beberapa kota yang melakukan aksi ini. Salah satunya di Makassar, grand isunya itu ‘Stop Privatisasi air, air milik bersama’. Isu ini berdasarkan kepedulian terhadap krisis air yang dialami oleh masyarakat yang seharusnya termasuk dalam hak hidup manusia, air harusnya untuk kehidupan seluruh manusia, bukan untuk golongan tertentu saja,” Ungkapnya.
Lebih lanjut, Myltaniara berharap agar lebih banyak orang yang sadar dengan dampak krisis iklim yang sudah sangat nyata di depan mata. Mulai dari bencana banjir hingga kekeringan.
“Ketika kesadaran masyarakat meningkat, maka makin banyak juga yang bergerak berkampanye untuk perubahan sistem yang lebih berpihak pada bumi dan keselamatan manusia secara global,” Tutupnya. [CAN/377]