Sumber: Pinterest
METANOIAC.id Namanya Athena, seorang gadis manis yang sering menjadi pusat atensi orang-orang lantaran keramahtamahannya. Namanya unik, teman-temannya sering menjahilinya dengan memanggil-manggil namanya, alih-alih marah, Athena malah membalasnya dengan tawa singkat.
Sesuai namanya yang diambil dari dewi kebijaksanaan dari legenda Yunani, ia menjadikan dirinya bijak menanggapi orang-orang yang suka iseng. Daripada marah-marah tidak jelas dan berujung dikomentari yang tidak-tidak, alangkah baiknya membalasnya tanpa perlu mengeluarkan tenaga yang banyak.
Ia seorang gadis berkacamata, pemilik senyum yang dapat menghangatkan hati, penyuka buku, dan terpenting ia adalah sosok yang berwawasan luas.
Orang-orang menyukainya dan sering kali meminta Athena agar bisa bertukar pikiran. Tak sedikit orang yang menyatakan perasaannya kepada Athena. Tentu saja, siapa yang ingin menyianyiakan kesempatan bersama gadis secerah dia?
Hanya saja, mau bagaimanapun, sebanyak apapun lawan jenis yang memberikan hatinya kepada Athena, gadis itu sudah melabuhkan hatinya kepada sosok yang tidak pernah bisa ia gapai.
Yah, dia adalah Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Artis tersebut pemilik hati Athena. Semua orang tahu bagaimana Athena tergila-gila pada penyanyi sekaligus aktor itu. Namun, yang mirisnya adalah Iqbaal bahkan tidak tahu jika Athena hidup di dunia. Sedih, tetapi mau bagaimana lagi.
“Ini ya, Dek. Udah semua, silahkan bawa ke kelasmu,” Athena mengangguk dan berterima kasih kepada petugas perpustakaan.
Selaku wakil ketua kelas, Athena diperintahkan untuk mengambil buku cetak agar dibagikan ke teman-teman kelasnya, karena ketua kelas mereka sedang berhalangan hadir. Sialnya lagi, tidak ada satupun dari mereka yang berinisiatif untuk membantu Athena, mereka memiliki alasan masing-masing supaya bisa terhindar dari ajakan Athena.
Beginilah kalau menjadi manusia yang terlalu baik, karena melihat temannya semua sok sibuk, Athena akhirnya pasrah dan pergi sendiri.
Dalam perjalanan menuju kelasnya, Athena terlihat kesusahan menahan beban berat buku cetak yang agak tebal. Sampai akhirnya, ia tidak sengaja menjatuhkan satu buku.
Athena mengerang, ia tidak bisa jongkok karena tangannya memegang semua buku cetak. Ketika berusaha untuk menunduk agar mencapai buku yang jatuh, Athena tercengang saat melihat sebuah tangan meraih buku tersebut. Athena mendongak dan mendapati seorang pemuda dengan wajah keheranan menatap Athena.
Pemuda itu tampan, sangat tampan malah. Ia memiliki bibir dan alis yang sama tebalnya. Ketika matanya menatap Athena, entah mengapa rasanya jantung Athena berdegup kencang dikarenakan tatapan yang begitu tajam dari sosok di hadapannya.
“Kok sendiri?”
Athena melongo. “Hah?”
“Ini bawa bukunya, kok sendiri?”
“Ehh, karena aku wakil ketua kelas?” jawab Athena dengan ragu-ragu.
Pemuda tersebut langsung meraih semua buku cetak yang ada di pelukan Athena tanpa berkata-kata, membuat Athena terlonjak kaget karena tindakan orang yang tidak dikenalnya itu.
“Kelasmu di mana?”
“Di….di 2 IPA 1,” kata Athena terbata-bata karena masih terkejut.
“Ah, kelas orang-orang pintar. Yaudah, aku bawain bukunya, ya? Jahat banget tahu biarin cewek bawa berat-berat,” Sosok tersebut memberi Athena senyum manis.
“Namamu siapa?” tanya Athena di sela-sela perjalanan mereka menuju kelas gadis itu.
Pemuda itu menoleh sekilas kepada Athena dan menjawab.
“Lucas, namaku Lucas.”
“Oh,” Athena menyeringai.
“Salam kenal ya, Luca.”
“Haha, iya salam kenal, tetapi aku belum tahu nama kamu,” ucap Lucas sembari melirik-lirik Athena.
Athena menunjuk dirinya. “Namaku? Namaku Athena.“
“Namanya cantik,” ucap Lucas.
“Salam kenal, Athena.”
Entah mengapa, di siang hari di salah satu sekolah kota metropolitan, hadir afeksi yang tidak diundang di salah satu dada kedua orang tersebut.
~~~~
Hari demi hari, hubungan keduanya makin dekat. Keduanya acap kali mengumbar kedekatan mereka jika berpapasan di koridor atau di kantin. Membuat banyak tanda tanya besar yang bersarang di teman sekolah mereka. Hubungan apa yang keduanya miliki? Padahal, mereka awalnya tidak saling mengenal.
Jika Athena ditanya apakah ia mempunyai hubungan dengan Lucas, gadis itu langsung menjawab bahwa mereka berdua hanya memiliki hubungan murni layaknya teman dekat dan menjelaskan bahwa Lucas sering membuatnya tertawa maka dari itu Athena nyaman berada di dekatnya.
Namun, bagaimana bisa orang tidak berhenti berspekulasi ketika melihat Lucas yang tersenyum lebar saat Athena berada pada jangkauan mata elangnya?
Contohnya sekarang, Athena hanya berjalan di koridor, sedangkan Lucas berada di lapangan. Sontak saja, Lucas meneriaki nama Athena begitu kencang, sampai-sampai yang namanya bukan Athena pun ikut berbalik karena saking besarnya suara Lucas.
“SEMANGAT BELAJARNYA!” teriak Lucas.
Sesaat Athena memusatkan perhatiannya ke Lucas dan spontan tertawa, kemudian mengangkat kepalan tangannya, menunjukkan bahwa ia akan semangat belajar.
Dilihat dari interaksi mereka, siapa yang akan menyangka jika keduanya hanya berteman?
Atau bahkan ketika sepulang sekolah, Athena rela kembali ke kantin hanya untuk membeli minuman isotonik dan menyerahkannya kepada Lucas yang sedang latihan ekskul basket.
Siapa? Siapa yang percaya kalau mereka hanya teman? Siapa?
“Jujur sama aku,” kata Artemis, selaku teman dekat Athena yang berbeda kelas.
“Kamu ada perasaan kan sama Lucas?”
“Hah?” Athena mengerutkan dahinya heran.
“Ada apa sih sama semua orang, pada ngira aku sama Lucas lagi pacaran?”
“Interaksi kalian tuh manis banget, udah kayak di Wattpad,” Artemis berkata sambil memicingkan matanya.
“Astaga,” gumam Athena.
“Aku sama Lucas gak pacaran sama sekali.”
“Aku setia sama Iqbaal.”
“Iqbaal Iqbaal Iqbaal, makan tuh Iqbaal sampai muntah,” ketus Artemis kesal.
“Dikasih cogan malah milih yang gak bisa diraih.”
“Sama-sama gak bisa diraih kali,” kata Athena disertai kekehan.
“Tuh kan, kamu suka sama Lucas?” Artemis menatap Athena dengan serius.
“Jujur aja, gak bakal aku terkam. Aku bukan fansnya Lucas, tapi gak tahu sih kalau cewek lain. Lucas kan salah satu jajaran most wanted di sekolah kita.”
“Secantik mereka aja gak bisa dapetin Lucas, bagaimana sama aku?” Athena mengedikkan bahunya.
“Astaga dragon, demi Goku yang nyari dragon ball dan demi Song Joong Ki yang ganteng banget, KAMU ITU MANIS,” Artemis melotot.
“Ingat, dibandingkan cantik, manis itu gak pernah buat orang bosan.”
“Makasih,” ucap Athena dengan tawanya.
“So? Do you like him?” tanya Artemis sekali lagi.
“No, I guess,”
“Shit.”
Athena terkikik mendengar balasan Artemis.
“Athena, mending kamu cepet-cepet sadar sama perasaan kamu. Awas, ntar kalau Lucas malah suka sama orang lain. Percaya sama aku, kehilangan sebelum memiliki tuh rasanya sakit banget,” Artemis menepuk bahu Athena.
Athena terdiam mendengar perkataan Artemis. Ia memikirkannya. Bagaimana kalau Lucas tiba-tiba mengatakan bahwa ia punya pacar? Eh, terus memangnya kenapa? Apa hak Athena untuk cemburu? Mereka kan cuma teman?
“Tapi aku kan setia sama Iqbaal?” Athena memberi tatapan polosnya.
“FUCK.”
Athena tertawa lepas mendengar Artemis tertawa. Namun, tak urung dia memikirkan perkataan Artemis.
~~~~
“Eh, siapa, nih?” Athena mendongak saat mendengar suara yang familiar akhir-akhir ini.
Lucas, dengan kedua tangan yang bersembunyi di kedua saku celananya.
Lihat, betapa terpancarnya aura Lucas. Mau bagaimanapun dan dilihat di sisi manapun, Lucas sangatlah tampan. Sosoknya yang kelihatan nakal itu hanyalah tameng belaka, karena sesungguhnya, Lucas adalah orang yang suka iseng.
“Siapa hayo?” Athena tersenyum membalas pertanyaan jahil Lucas.
“Masa depanku, ya?”
Senyum Athena sontak luntur saat mendengar gombalan murahan Lucas. Buru-buru Athena mengalihkan tatapannya karena merasa di sekitar wajahnya agak panas dan debaran di dadanya mendadak mengencang. Apa-apaan reaksi memalukan ini?
“Apaan, sih? Ngapain ke sini?”
“Lah, salah kalau aku ke perpustakaan? Kan perpustakaan tempat umum,” ucap Lucas diselingi seringai menyebalkan.
“Lucas, aku tahu kamu bukan tipe orang yang menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah,” ujar Athena malas.
“Sekali-sekali, masa gak bisa, sih?” Lucas meraih sembarang buku dan melihat-lihat sampul buku tersebut.
“Lagian kamu kok galak banget, gak kayak biasanya.”
Athena mengerjap-ngerjap. Iya, ya? Kenapa reaksinya malah seperti jutek ke Lucas?
“Gak tahu,” gumam Athena.
“Aku lagi membaca ya, Lucas. Jangan ganggu dulu, entar aja.”
“Baca apa?”
“Novel apa itu?” sambil melirik ke arah buku Athena, lalu mengerutkan dahinya.
“Ini buku non-fiksi.“
“Kamu kok suka baca buku, apa enaknya? Gak ada gambarnya.”
Athena melirik sebentar Lucas lalu kembali memperhatikan buku di hadapannya.
“Dari membaca, aku bisa tahu banyak perspektif. Tanpa perlu bersusah payah, buku malah membawaku ke dunia yang gak akan orang tahu selain orang yang suka baca buku itu sendiri. Aku bisa ekspresif melalui buku, aku bisa merangkai banyak imajinasiku melalui buku. Buku punya kekuatan non-magis seperti itu, Lucas. Buku bisa membawamu ke tempat yang bakal buat kamu tahu banyak hal.”
Lucas tercengang mendengar penjelasan Athena yang panjang lebar. Tidak, tidak. Lucas tidak kesal, melainkan takjub. Bagaimana setiap kata yang Athena keluarkan mengalun dengan gampangnya dan membuatnya merasa kagum dalam sedetik. Lucas mengerti bagaimana cintanya gadis itu kepada buku hanya dengan mendengarnya bercerita.
“Tahu tidak sih, Athena?”
Athena mendongak untuk menatap Lucas yang tengah duduk di hadapannya, sedang bertumpu menggunakan satu tangan, bahkan di bibirnya tersungging senyum manis, Athena heran.
“Selain basket, ternyata aku juga suka sama kamu.”
Tidak ada jawaban dari Athena karena tercengang. Apa yang dikatakan Lucas barusan? Apakah pemuda itu kehilangan otak?
“Lucas, gombalanmu itu cringe, jangan sekali-kali menggombal di depanku lagi,” ucap Athena marah.
“Kalau mau ngungkapin perasaan ke cewek yang kamu suka, jangan jadiin aku bahan percobaan, langsung tanya ke dia.”
“Langsung tanya ke dia aja, ya?” Lucas tampak menimbang-nimbang.
“Kamu, lagi suka sama orang?” tanya Athena heran.
“Iya,” ucap Lucas.
“Udah lama banget, sih. Dia-nya gak peka.”
Athena tentu saja mematung. Lucas sedang menyukai seseorang dan perkataan Artemis terbukti.
“Oh, semoga dia cepat peka, ya. Seharusnya kamu bisa langsung nyatain perasaan kamu ke orang yang kamu suka, kamu aja gampang banget ngasih aku gombalan receh, masa ke orang yang kamu suka gak bisa?” cerocos Athena.
“Emangnya kamu pernah gombal ke orang yang kamu suka?” tanya Lucas penasaran.
“Bukan gak pernah, lebih tepatnya gak bisa.”
Wajah Lucas tiba-tiba panik. “Ka….kamu lagi suka sama orang?”
“Iya,” Athena mengangguk semangat.
“One and only, Iqbaal Ramadhan. Ah, ganteng banget dia.”
Ekspresi Lucas otomatis menjadi datar mendengar ucapan Athena, sial.
“Aku kira siapa.”
“Kok panik?” Athena menatap Lucas dengan pandangan lucunya.
“Ya, paniklah. Masa nggak?” Lucas mendengus.
“Emang kenapa panik?” tanya Athena heran.
“Ya, gimana kalau orang yang kamu suka, malah suka sama orang lain?”
Athena mengerutkan keningnya. “Rasanya sakit.”
“Nah, itu tahu. Makanya aku panik,” Lucas menjentikkan jarinya.
“Tapi kenapa harus panik ke aku? Seharusnya, kamu panik kalau orang itu adalah orang yang kamu suka,” kata Athena.
Lucas menghembuskan napasnya kasar. “Kamu itu pinter, tapi kadang lemot juga, ya?”
“Hah? Gak ngeh aku,” ucap Athena.
“Kamu bilang tadi kan sama aku, mending aku ngungkapin perasaan ke orang yang aku suka?” Lucas bertanya.
Athena terdiam sejenak lalu mengangguk.
“Yaudah, can I be your Iqbaal?”
Athena membisu cukup lama, memproses perkataan Lucas.
“Lu…..Lucas?” Athena menatap heran Lucas “Kamu…..,”
“Bagaimana bisa aku ngungkapin ke orang yang aku suka, sedangkan orang yang aku suka malah tergila-gila sama Iqbaal Ramadhan?” Lucas terkekeh.
“Gila, sainganku artis.”
“Lucas, aku….,”
“Aku tahu kamu gak suka sama aku……Eh, atau belum?” Lucas menyeringai.
“Aku bakal tunggu kok.”
Athena masih syok dengan semua ini. Ia pikir Lucas menyukai seseorang yang bukan dirinya. Namun, plot twist macam apa ini?
Lucas bangkit dari duduknya. Ia mendekat ke arah Athena dan menunduk agar bersitatap dengan iris coklat di hadapannya.
“Kalau kamu bertanya kenapa aku suka sama kamu, Aku gak bisa jawab, soalnya aku aja gak tahu kenapa aku suka sama cewek berkacamata yang selalu jadi pusat perhatian, tapi mungkin gara-gara senyuman mu? Aku gak tahu, Athena,” jelas Lucas.
“Lucas, aku kaget.”
Lucas terkekeh pelan dan mengusap pucuk kepala Athena. “Happy birthday to the sweetest girl I’ve ever met.”
Sesudah mengucapkan itu. Lucas beranjak pergi. Meninggalkan Athena dengan segala perasaannya yang membuncah.
Namun, hari itu ia tahu posisi Iqbaal Ramadhan di hatinya terancam lengser.
Flashback
Ia tahu bahwa ia tampan. Orang-orang sering mengatakan hal tersebut. Cewek-cewek juga sering memujinya dan tak sedikit dari mereka yang selalu curi-curi kesempatan untuk mendekati Lucas. Bahkan dari mereka ada yang sudah mengajak Lucas berkencan.
Apa mereka sudah gila? Tentu saja ia tidak mau.
Alasannya? Di hatinya tersemat nama seorang gadis berkacamata yang membuatnya sering begadang karena memikirkannya. Di antara banyaknya orang di sekolah ini, atensinya hanya bisa berfokus pada gadis itu yang namanya ia tahu dari orang lain. Yah, dia adalah Athena.
Gadis yang bagaikan matahari karena memusatkan semua perhatian pada dirinya. Lucas tidak tahu sejak kapan yang penting ia suka pada gadis itu. Bagaimana gadis tersebut berjalan, tertawa, tersenyum, membenarkan kacamatanya, atau bahkan ketika sedang berbicara dengan mata berbinarnya.
Ketika sedang upacara, meski banyaknya lautan manusia pun, Lucas akan selalu mendapati Athena. Kendati juga di kantin, mau sebagaimana banyaknya orang, Lucas selalu bisa melihat sosok Athena dari kejauhan. Gadis itu seakan bisa mudah dikenalinya.
Hanya saja, Lucas tidak tahu cara berkenalan dengan gadis yang disukainya, ia kagok.
Bagaimana caranya? Haruskah ia langsung berkenalan dengan Athena saja? Tetapi bagaimana kalau Athena malah risi dan tidak suka? Ah, sial.
Selama perjalanannya di koridor sambil memikirkan cara agar dapat berkenalan dengan Athena, Lucas malah dikejutkan dengan sosok gadis yang tengah membawa banyak buku cetak dalam dekapannya. Bagaimana bisa gadis kecil dan ringkih seperti itu malah disuruh membawa banyak buku cetak? Mana tebal-tebal semua.
Lalu salah satu buku yang Athena bawa terjatuh ke lantai, terlihat cewek itu kesusahan untuk menggapainya. Akhirnya, karena tak tega hati. Lucas mendekati Athena, tidak lupa dengan debaran jantungnya yang menggila.
Dia dekat dengan gadis yang disukainya. Bolehkah Lucas berteriak?
Lucas langsung mengambil buku tersebut dari tanah dan menatap Athena dengan heran. Ia harus tampil cool di hadapan gadis pujaannya, meski hatinya menjerit-jerit karena ada Athena.
“Kok sendiri?”
[RUU/353]