Demonstrasi. Aksi demonstrasi sopir pete-pete di Jl. Perintis Kemerdekaan tepat di lampu merah BTP, Rabu (15/12). [MT/350]
METANOIAC.id Puluhan massa sopir angkutan pete-pete di bawah naungan Asosiasi Angkutan Darat (SIGANDA) melakukan demonstrasi dan mosi tidak percaya di lampu merah BTP, Jl. Perintis Kemerdekaan, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Rabu (15/12).
Orasi pihak sopir pete-pete menuntut hak trayek mereka yang diserobot oleh angkutan Teman Bus.
Saat dimintai keterangan Felixander Baan selaku Ketua SIGANDA mengatakan bahwa pada awal mula beroperasinya Teman Bus, tidak ada sosialisasi terlebih dahulu kepada pemilik usaha dalam hal ini sopir pete-pete, hal ini menyebabkan tumpang tindihnya trayek.
Ia juga menambahkan bahwa seharusnya Teman Bus beroperasi sebagai penghubung pada jalur koridor-koridor lain yang tidak dilalui oleh angkutan pete-pete.
“Tidak ada larangan untuk beroperasinya bus ini, asal jangan mengambil trayek yang sudah ada (trayek angkutan Pete-pete),” Ucap Felixander Baan.
Ia juga menjelaskan bahwa pada tuntutan sebelumnya telah dilakukan kesepakatan bersama terkait perubahan trayek operasional Teman Bus. Namun, pada kenyataannya masih dijumpai Teman Bus yang melewati trayek angkutan pete-pete, hal inilah yang kemudian dinilai bahwa kesepakatan awal ini hanya sebagai bentuk “Permainan” untuk meredam aksi.
Sebagai dampak dari Teman Bus yang beroperasi pada trayek angkutan pete-pete menyebabkan pemilik angkutan, sopir, dan sopir bantu kehilangan penumpang pada trayek mereka. Di samping itu ia mengatakan sampai saat ini pemerintah belum memberikan solusi terkait permasalahan tersebut. [MT/350 ABC/375]