Gedung PKM. Motor mahasiswa yang terparkir di depan Gedung PKM PNUP, Kamis (16/12). [GIT/351]
METANOIAC.id Menilik Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) di kampus tercinta Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) yang katanya politeknik terbaik keenam di Indonesia.
Berbicara soal kata “Terbaik” yang artinya memberikan sesuatu yang “Paling baik”. Namun, nyatanya hanya sekadarnya.
Gedung PKM yang katanya adalah Pusat Kegiatan Mahasiswa yang seharusnya diperhatikan fasilitas dan kenyamanannya malah digeser dari skala prioritas pembangunan karena dinilai ada yang lebih penting.
Gedung PKM. Tampilan bagian dalam Gedung PKM PNUP, Kamis (16/12). [GIT/351]
Kurang lebih ada 11 lembaga yang menghuni gedung tersebut dengan masing-masing sekretariat yang tidak cukup menampung seluruh anggotanya.
Di samping sekretariat yang sempit, ada pula toilet yang airnya macet-macet. Mengalir di siang hari, namun di sore hari belum tentu mengalir.
Ruang di Gedung PKM yang terbatas sudah dimaklumi mahasiswa sejak lama. Namun, bagaimana pula dengan dibatasinya waktu beraktivitas? Harus dimaklumi lagi?
Diketahui waktu beraktivitas di kampus tercinta hanya sampai pukul 18.00 WITA. Hal ini katanya demi keamanan. Seperti tidak ada kejahatan yang terjadi di siang hari.
Saat langit mulai malam atau saat pukul 18.00 WITA, teman-teman akan disuguhkan dengan suasana gelap gulita di Gedung PKM. Aktivitas apapun itu, entah rapat, melaksanakan program kerja atau lain sebagainya harus siap gelap-gelapan jika sudah waktunya lampu dimatikan. Syukur-syukur lampu dimatikan, kadang juga diusir. Wajar saja jika satpam mengusir, ini kan perintah dari atasan.
Sangat disayangkan, aktivitas di PKM hanya sebentar. Bayangkan saja perkuliahan ada yang sampai 17.40 WITA, artinya hanya ada 20 menit waktu untuk melaksanakan kegiatan di PKM. Belum habis topik dibahas sudah siap terusir.
Begitulah mungkin aturan di kampus terbaik keenam, demi keamanan mahasiswanya. Tidak mungkin aturan tersebut dibuat karena pihak kampus takut biaya listriknya membengkak. Keamanan adalah nomor satu, karena kampus sangat mencintai dan melindungi mahasiswa, katanya. [HR/332]