Sumber: riaumandiri.co
METANOIAC.id Nama Saya Daniel, umur 19 tahun, asal dari Pekanbaru. Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di salah satu kampus negeri di Riau. Awalnya ada seorang teman yang bertanya ke grup WhatsApp.
“Sat, mau minta saran dari kalian dong. Saya masih ada utang buat menerbitkan berita nih, kalian ada saran berita yang bagus enggak? Atau apa kek gitu, bebas! Yang penting ada yang bisa saya up,“ tanyanya di grup.
Dari situ, saya beri saran untuk mengangkat cerita tentang perjalanan saya terjun ke dunia judi.
“Alhamdulillah akhirnya bermanfaat juga judi awak selama ini hahaha,” guraunya.
“Dapat fee enggak nih? Mayan kan buat deposit wkwk,”
“Kagak, pamrih amat jadi orang,”
“Siap santai saja, canda doang saya mah wkwk yaudah konsul sini,”
“Langsung aja, ceritain gimana,” pintanya
Jadi, pertama kali saya main judi itu di warnet, dari link langsung tidak menggunakan VPN, terus diajarin sahabat tongkrongan. Gampang, dalam lingkungan saya atau di kehidupan saya sudah lumayan kental yang namanya perjudian dari berbagai jenis, ada yang judi lempar koin, kartu remi, domino, togel, dan juga judi berputar ludo. Sekarang sudah lumayan banyak yang menggunakan teknologi/alat seperti bermain dingdong, judi ikan-ikan yang memakai console, dan juga permainan biliar. Saya mulai masuk ke dunia judi parlay (bola) pada saat kelas 2 SMA yang di mana saat itu Covid-19 masih gencar-gencarnya. Di situ saya diajak teman saya bermain judi parlay, diiming-imingi modal Rp10.000 dapat Rp400.000. Kalau boleh jujur, saya turun ke dunia judi awalnya memang karena penasaran, saya pikir mudah untuk mendapatkan uang dari judi mix parlay. Jadi, saya coba ikut, begitulah awal mulanya.
Alasan paling simpel saya main judi adalah karena keluarga saya tidak marah saya main seperti itu. Soalnya saya pernah merumuskan tim di rumah, dilihat bapak saya tidak ada masalah. Jadi saya menganggapnya lampu hijau.
Kemudian saya tertariklah, di mana saya juga suka tentang klub bola. Di situ saya ikut bermain ambil empat tim yang jika cair bisa dapat Rp200.000. Saya ingat sekali waktu itu kalah di klub Liga Spanyol yang bernama Cadiz FC. Saya ambil Handicap (+1), namun kalah juga dengan total skor 4-1 melawan Atletico Madrid. Kemudian semakin lama semakin berlanjut, saya download aplikasi betting yang khusus single bet. Di sini saya dapat omset yang 200% lebih tinggi dari judi mix parlay. Pernah dari modal Rp5.000 bisa sampai Rp200.000. Kemudian Rp200.000 itu naik jadi Rp600.000.
Biasanya uang hasil dari judi, kalau tidak saya gunakan untuk beli baju, saya gunakan judi lagi. Berbicara mengenai titik terendah bermain judi, saya pernah habis Rp300.000 dalam satu malam. Berjudi parlay ini bukan segampang yang kalian pikirkan, belum lagi melawan bandar judi yang selalu menang.
Tips & trik untuk berjudi ini sebenarnya simpel saja “JANGAN EGOIS & JANGAN MARUK” itu saja kunci agar mendapat income dari judi. Ibarat kata, kamu tenaga kesehatan untuk covid yang lagi menunggu tunjangan turun. Kalau kamu berpihak pada ego, anyep Pak. Siap-siap saja habis dan menghadapi kemungkinan terburuknya, beli rokok ketengan. Kalau kamu kalah, dapatnya cuma repotnya saja. Namun, kata orang “Kemenangan terbesar dalam judi adalah berhenti berjudi“ menurut saya klise. Palingan keluar dari mulut orang yang tumpur gara-gara judi. Lagian, coba saja kesampingkan dosa & pahala, judi ini adalah pekerjaan yang menghasilkan cuan yang tinggi. Sama seperti saham punya prinsip “High risk high return” kalau saya survive di keadaan sekarang, itu karena masih kuliah online dan saya masih tinggal bersama orang tua. Jadi, saya berjuangnya diuang jajan saja, tetapi tetap jalannya dari judi juga.
Pengingat bagi yang mau turun ke dunia judi ini adalah jangan pakai uang panas. Karena nanti akan membuat kita susah sendiri. Cukup beri jatah, berapa pengeluaran untuk judi supaya tetap balance dengan keuangan. Karena jujur, ”JUDI ITU FANA”. Mentang-mentang awal bulan, jangan sampai punya jerawat bruntusan, gara-gara begadang main judi online.
“Panjang juga penjelasan awak, bisa jadi pemateri kuliah umum ini,” guraunya.
“Orang cerdas, kalau ngomong emang begitu,” balasku.
“Tapi saran buat mahasiswa yang kalang kabut uangnya tipis mending ga usah ikut judi deh, soalnya kadang judi ini tidak sesuai dengan harapan kita dan juga modal paling penting dari judi ini selain uang yah keberanian, kalau punya uang pas-pasan dan niat mau judi mending ga usah aja deh, mending tabung saja. Kamu gak usah coba-coba terjun ke judi,” tambahku memperingati.
“Yah, takut juga saya. Uang jajan pas-pasan ikut judi bisa ludes semua kalau tidak beruntung, mau makan apa? Masa mie instan sepanjang bulan,” balasnya.
“Bagus itu sadar, udah dulu yah, mau tidur ini,”
“Siap, terimakasih,” putusnya.
Setelah keluar dari aplikasi WhatsApp, saya menyimpan ponsel di meja samping tempat tidur, lalu bersiap menuju alam mimpi.
“Semoga besok terbangun, saya dapat hidayah agar berhenti berjudi, sudah dosa banyak, menang juga belum pasti, amal masih kurang, padahal umur tidak ada yang tau,” batinku. [CDR/372]