Sumber: ekonomi.kompas.com
METANOIAC.id Era digital adalah suatu kondisi dimana teknologi hadir untuk mempermudah kehidupan. Bisa dikatakan hadirnya teknologi saat ini di beberapa bidang kehidupan bertujuan untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi.
Peradaban manusia adalah masa atau zaman dimana manusia hidup dan berkembang dengan mengembangkan berbagai unsur kehidupan yang ada, termasuk digitalisasi. Manusia pada era digital hidup dengan kemudahan dalam beraktivitas dengan adanya teknologi. Otomatisasi dan digitalisasi memberikan dampak besar dalam keseharian manusia. Baik itu di bidang pendidikan, kesehatan, pemerintahan, militer, dan lain-lain.
Dengan adanya digitalisasi di peradaban manusia saat ini, hal-hal yang berkaitan dengan teknologi dan modernisasi menjadi seperti candu untuk kebanyakan orang yang memberikan efek ketergantungan. Kita tidak bisa mengelak dari fakta yang juga menjadi isu permasalahan sosial yang sampai sekarang masih terus berlanjut di kehidupan di masa depan nanti.
Dewasa ini, kita sudah tidak lagi punya energi dan semangat seperti anak kecil yang berusia 6-7 tahun yang tidak pernah merasa lelah dan kehabisan stamina jika sedang asyik bermain dengan teman sebaya. Kita terkadang mengalami kondisi malas dan tidak bergairah menjalani hidup ketika sedang banyak pikiran tentang pekerjaan, masalah hidup, ataupun sedang depresi, menjadikan kita enggan untuk bekerja dan beraktivitas sehingga kita menginginkan segala sesuatu berjalan dengan cepat, praktis, simpel, dan tidak merepotkan otak dalam berpikir. Disinilah teknologi dan digitalisasi berperan penting terhadap kondisi kita yang memprihatinkan ini. Misalnya kita sedang libur kantor, kuliah, atau sekolah di saat itu pun rasa malas untuk bergerak datang menyelimuti kita yang masih bersantai-santai dalam zona nyaman di rumah. Ketika lapar dan rasa malas gerak timbul secara bersamaan, maka disinilah teknologi bekerja untuk mendapatkan makanan dengan memesan makanan cepat saji melalui platform digital yang banyak bermunculan di seluruh dunia, dimana era digital dan peradaban manusia ini berjalan secara beriringan.
Manusia sudah terlanjur nyaman dan seolah-olah menjadi pecandu teknologi dengan tingkat konsumtif yang sangat tinggi. Tingkat kebutuhan manusia dan ketergantungan terhadap teknologi pun terbilang sangat tinggi dan meningkat pesat dalam jangka waktu yang singkat. Salah satu contoh kasus yang paling dekat dengan keseharian kita sekarang ini adalah banyaknya permintaan konsumen terhadap akses internet dan media sosial. Tanpa kita sadari, secara tidak langsung kita telah diperbudak oleh teknologi yang merupakan sebuah produk kapitalisme orang-orang di negara maju untuk negara berkembang yang mayoritasnya bersifat konsumtif terhadap kebutuhan akan internet dan media sosial menjadi lahan yang subur bagi para penganut kapitalisme.
Selain itu, dilansir dari Kompas.com pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 15,5% atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7%. Hal tersebut dimuat dalam laporan terbaru yang dirilis oleh layanan manajemen konten HootSuite dan agensi pemasaran media sosial We Are Social dalam laporan bertajuk “Digital 2021”. Dari data yang tertera dapat kita simpulkan bahwa, di negeri kita, Indonesia mengalami ketergantungan dan kecanduan terhadap teknologi internet dan digital. Isu ini sudah termasuk permasalahan sosial berskala nasional jika dilihat dari kasus yang paling sederhana dan tidak jauh dari sekitar kita, contohnya sebuah keluarga yang ketika mereka berkumpul saat makan malam atau di jam istirahat dari segala kesibukan masing-masing, pastinya kita bisa mendapati setiap orang yang ada dalam keluarga itu akan sibuk dengan smartphone mereka masing, sibuk dengan media sosial, dan tempat bergaul mereka masing-masing. Kita semua telah luput dari hal ini, yang mungkin hal sepele bagi sebagian orang. Namun, komunikasi dalam keluarga itu sangatlah penting. Inilah salah satu dampak negatif dari era digitalisasi, kita mulai meninggalkan pekerjaan ataupun hal-hal lainnya yang dapat dilakukan tanpa adanya teknologi yang serba canggih ini.
Kita terkadang lalai dan khilaf dengan hal-hal yang sebenarnya bernilai penting jika dilakukan tanpa digitalisasi. Coba bayangkan jika sehari saja tidak menyentuh smartphone dan media sosial. Kita pastinya akan gelisah dan tak karuan, apalagi jika sedang tidak beraktivitas. Hampir semua orang tidak bisa terpisah dari smartphone miliknya meskipun itu cuma sehari saja. Inilah salah satu dampak negatif dari sekian banyaknya dampak negatif era digital terhadap peradaban manusia sekarang ini. Kita sudah ketergantungan terhadap segala kemudahan-kemudahan yang disajikan oleh teknologi Internet of Things (IoT) sudah menjadi kebutuhan primer kita setiap harinya. Era digital ini pastinya mempunyai kekurangan dan kelebihan yang berintegritas. Kita sebagai pelaku yang menjalani peran pada drama yang bernamakan peradaban manusia, mestinya lebih bijak lagi dalam menggunakan teknologi yang serba canggih ini karena tidak menutup kemungkinan bahwa kita tetap memerlukan teknologi untuk memudahkan kita dalam beraktivitas agar lebih efisien dan optimal di masa yang akan datang. Seharusnya kita memanfaatkan teknologi untuk menunjang pengembangan diri. [KIO/327]