Senin, Januari 20, 2025

Puisi dan Pemanisnya

spot_img
| METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |

Akhir-akhir ini masyarakat dikejutkan oleh lukisan dengan medium dinding, dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pengertian diatas disebut “Mural”. Mengapa mural kali ini justru viral dibandingkan mural lainnya? Jawaban sederhananya karena mural-mural tersebut bernada puitis dan sarkas, serta tentu saja memberi efek terhadap pemerintahan untuk merespon. Walhasil, pemerintah dipaksa membuka mulut agar secepatnya menghapus mural-mural itu.

Namun, pada tulisan ini lebih lanjut tidak membahas mengenai mural. Toh, secara fisik mural-mural itu sudah tidak ada, tetapi kalimat-kalimatnya membekas dalam ingatan.  Penggabungan dari seni lukis dan sastra memberikan dampak yang luar biasa sehingga masyarakat mudah mengenangnya karena “Lukisan adalah sastra dalam gambar, sedangkan sastra adalah lukisan dalam kata-kata.”

Dalam perjalanan sejarahnya, bangsa ini identik dengan sastra (puisi), puisi sangat signifikan memainkan perananannya sebagai propaganda guna menggerakkan jiwa-jiwa yang rindu akan perubahan. Dengan struktur kalimat magisnya. Para insan dirayu bahkan disihir agar mengikuti jalan yang dilontarkan oleh bahasa sang puisi. Tak heran jika Sutardji Calzoum Bachri mengartikan puisi secara sederhana, tetapi mengandung makna yang luar biasa yaitu “mantra.”

Puisi mengandung mantra berarti kata-katanya memiliki roh (jiwa) yang dihiasi oleh kekuatan gaib, unsur bunyi menjadi hal utama dalam kesakralan bahasa puisi karena dengan bunyi itulah membuat seseorang tergetar dan tergerak hatinya mewujudkan kata-kata menjadi sebuah tindakan. Hal yang wajar jika para pendahulu memiliki ilmu tingkat tinggi, sebab dalam berbahasa, sekali lagi ia memiliki roh (nyawa) dalam artian kata-katanya memiliki napas tersendiri.

Mari sejenak mengembara pada fase pra-kemerdekaan, dengan segela heterogenitas bangsa ini, yaitu berbeda suku, budaya, agama, dan bahasa. Akan tetapi, pada akhirnya bersatu dengan segala perbedaan. Lantas apa yang melatarbelakangi sehingga mereka bersatu? Tidak lain dan tidak bukan kata “merdeka.”  Bagi mereka, merdeka mengandung daya magissehingga ego masing-masing individu dikesampingkan dan bahasa merdeka adalah bahasa pemersatu yang mendorong semangat jiwa-jiwa kesatria terdahulu terlepas dari belenggu kolonialisasi (penjajahan).

Baca Juga:  Gallery Walk: Pameran Kolaborasi Mahasiswa PNUP dan Politeknik Singapura di Kegiatan LeX 2019

Selanjutnya, pada tahun 1998, di saat terjadinya krisis moneter dan pemerintahan berjalan dengan gaya otoriter, kembali lagi masyarakat disadarkan oleh kata tirani kemudian mereka  berkumpul dan bersatu padu  turun ke jalan-jalan raya dengan semangat perjuangan “reformasi” guna menumbangkan rezim militeristik.

Dari kronik masa silam yang seluruhnya tidak dijelaskan dalam tulisan ini, setiap peristiwa besar menghadirkan arwah puisi di dalamnya. Kembali di awal-awal tulisan bahwa bangsa dan negara ini tidak akan terlepas dengan puisi. Puisi sebagai instrumen mengungkap realita dan kemudian memompa semangat rakyat guna mengambil alih sistem negara yang dijalankan oleh pemerintah rakus dan culas.

Benar bahwa bahasa paling puitis adalah bahasa kebenaran yang dikemukakan oleh Gie karena puisi adalah panggilan jiwa. Jiwa merupakan dimensi terdalam manusia yang terdapat pada alam rohani (kalbu). Bahasa kalbu tidak mungkin berbohong, tetapi suci dan murni jikalau bahasa itu dilahirkan dari seseorang yang memiliki hati yang tulus.

Seiring berjalannya waktu hingga saat ini, merdeka dan reformasi sekadar pemanis belaka. Semacam angan yang tak tahu bagaimana cara memanifestasikannya. Dibutuhkan sekawanan hati tulus guna mendobrak kebobrokan yang terjadi di negeri ini dan mempertahankan dengungan puitis yang pernah terlontar agar puisi tidak berakhir pada bahasa, tetapi menjelma menjadi aksi nyata.

Penulis: Widi Suma

Vidio Untuk Anda

Video thumbnail
AFTER MOVIE KONGRES XXI
01:00
Video thumbnail
AFTER MOVIE KONGRES XX
01:51
Video thumbnail
Meta-Talk: Problematika Ormawa | Episode #12
43:26
Video thumbnail
Meta-Talk: Kuliah Luar Negeri Bersama IISMA | Episode #11
41:47
Video thumbnail
MAY DAY - AKSI HARI BURUH | 1 Mei 2023 | Video Jurnalistik
05:51
Video thumbnail
TOLAK UU CIPTA KERJA | 6 April 2023 | Video Jurnalistik
08:38
Video thumbnail
Meta-Talk: Nahkoda Baru Kampus Hitam | Episode #10
58:48
Video thumbnail
After Movie Kongres XIX
01:52
Video thumbnail
Meta-Talk: Mengenal Metanoiac | Episode #9
21:08
Video thumbnail
Video Pengenalan Lembaga Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang 2021-2022
03:47
Video thumbnail
Meta-Talk: Esensi Pengaderan | Episode #8
43:18
Video thumbnail
Meta-Talk: Pers Mahasiswa Dapat Dipercaya(?) | Episode #7
16:18
Video thumbnail
Meta-Talk: Industri Kreatif | Episode #6
15:44
Video thumbnail
Kilas Balik 11 April 2022 | Video Jurnalistik
09:43
Video thumbnail
Meta-Talk: Feminisme | Episode #5
16:13
Video thumbnail
Gelap Terang Kampus Hitam | Video Jurnalistik
15:52
Video thumbnail
Kantin Fana 2 | Video Jurnalistik
03:06
Video thumbnail
Meta-Talk: Self Love | Episode #4
08:11
Video thumbnail
Meta-Talk: Mahasiswa Berprestasi di Luar Jurusannya | Episode #3
10:04
Video thumbnail
Meta-Talk: Mahasiswa vs Organisasi | Episode #2
16:26
Video thumbnail
Meta-Talk: Tahun Baru Bersama Direktur | Episode #1
32:01
Video thumbnail
Menilik Realisasi Janji Pembenahan Kantin | Short Documentary | PERSMA PNUP
10:15
Video thumbnail
Catatan 8 Oktober | Short Documentary | Persma PNUP | Omnibus Law
14:08
Video thumbnail
Suara Demonstran Omnibus Law | 14 Agustus 2020 | Persma PNUP
08:01
Video thumbnail
Opini Mereka Tentang Peran Media di Masa Pandemi COVID-19 | PERSMA PNUP #5
08:58
Video thumbnail
Mahasiswa VS Corona | Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang | Covid-19 | Video Jurnalis #4
10:01
Video thumbnail
New Year New Hope. Kampus 2 Politeknik Negeri Ujung Pandang. Vidio Jurnlistik Persma PNUP #2
08:59
Video thumbnail
Kantin Fana, Video Junrlis Pemindahan Kantin PNUP #1
08:09
Video thumbnail
Pendapat Sivitas Kampus Mengenai WC yang ada di PNUP
04:24
Video thumbnail
DIKLAT BELA NEGARA MABA PNUP 2018 - RINDAM XIV HASANUDDIN
17:19
Video thumbnail
Bela Negara 2018
01:00
Video thumbnail
Wawancara Pengenalan Lembaga PKKMB 2018
02:19
Video thumbnail
CARAKA Malam Bela Negara Mahasiswa Baru Politeknik Negeri Ujung Pandang 2018
01:58
Video thumbnail
Dokumentasi Aksi 2 Mei 2018 oleh Aliansi Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
10:06
Video thumbnail
Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018
01:01
Video thumbnail
Pendidikan Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang 2018
01:00
Video thumbnail
Kunjungan Media Online Rakyatku dan Harian Fajar
01:01
Video thumbnail
Tahap Wawancara Anggota Baru Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
01:01

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU