Minggu, Januari 19, 2025

Studi Al-Qur’an dan Kajian Budaya Patriarki terhadap Kaum Perempuan

spot_img
| METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |

METANOIAC.id Pelbagai gerakan feminisme maupun patriarki dalam arus globalisasi membawa sejuta pergerakan kemanusiaan, kebudayaan, dan keadilan. Feminisme adalah pergerakan atau aliran terkait hak-hak perempuan dari Eropa untuk menanggapi patriarki yang sistem kepemimpinan hanya untuk laki-laki, sehingga lahir beberapa isu sosial di Indonesia. Konon katanya, agama menganut sistem patriarki dan kesenjangan sosial terkait gender. Oleh karena itu, menjawab isu-isu seperti ini penulis melihat khasanah keilmuan dalam studi Al-qur’an dan kajian budaya khususnya di Sulawesi Selatan.

Melansir pada www.kompas.com dan video Tiktok yang viral terkait kekerasan bumil (Ibu hamil) di Gowa, Sulawesi Selatan. Ratna Susianawati deputi bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengajak kerja sama para petugas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk bertindak tanpa kekerasan. Banyak berita yang beredar terkait sentimen terhadap perempuan, penulis sendiri meyakini tindakan seperti ini merupakan stigma gender perempuan yang dipandang hanya sebatas biologis. Kasus seperti inilah yang membuka pikiran penulis meninjau martabat dan peranan perempuan dalam dua perspektif yang sudah disebutkan sebelumnya.

Asumsi maraknya budaya patriarki dalam pelbagai tatanan kehidupan secara universal bermula dari parents di mana ayah sebagai kepala rumah tangga, wacana seperti ini kemudian masuk ke ranah publik bahwa perempuan hanya sebatas ibu Rumah Tangga. Hampir seluruh daerah di Indonesia berbudaya patriarki, kecuali adat istiadat Minangkabau yang kekerabatannya menganut matrilineal juga memegang syariat Islam. Sulawesi Selatan sendiri memegang sistem bilateral karena sangat sesuai dengan kearifan lokal yang dianut dalam membangun kekeluargaan dan kekerabatan yang humanis.

Harkat dan martabat perempuan maupun laki-laki dalam khasanah Islam memiliki keistimewaan masing-masing. Laki-laki dalam Islam menjadi pemimpin sebagai kepala rumah tangga dan pemimpin dalam menjalankan aktivitas ibadah, begitu pun perempuan yang sangat dimuliakan dalam Islam sejak Nabi Muhammad Shallalahu Alaihi wa Salam menyuarakan dakwah pertamanya di kota Makkah. Bagi penulis Islam bukanlah agama patriarki, Islam telah menjelaskan dalam Qs. Al-Hujurat [49] ayat: 13 bahwa gender bukan menjadi pembeda dalam aspek kehidupan, melainkan simbol pengenal satu sama lain.

Baca Juga:  Penyampaian Visi, Misi, dan Program Kerja Bakal Calon Direktur PNUP: Lembaga Kemahasiswaan Bukan Pilihan Utama untuk Mengembangkan Softskill Mahasiswa

Selain itu, segala praktik ibadah menjadi tugas yang urgensi bagi seorang laki-laki untuk memimpin perempuan, hal itu dipandang berdasarkan kacamata koadrat laki-laki beserta karakternya. Perempuan pun memiliki tanggung jawab untuk saling berkolaborasi dalam hal apapun, sehingga peranan perempuan dalam ranah politik, budaya, agama, dan sebagaiannya memiliki peranan yang sangat urgensi. Meninjau pada Qs. At-Taubah [9] ayat: 71 membahas dan memberikan gambaran di luar masalah gender untuk memiliki rasa tanggung jawab dan saling berkolaborasi antara perempuan dan laki-laki.

Islam memberikan pandangannya dalam kehidupan rumah tangga bahwa dalam Qs. An-Nisa [4] ayat: 34 menyatakan masing-masing memiliki peranannya dan laki-laki memiliki fungsional dalam mengatur peranan tersebut, bahkan dalam hal pembagian harta warisan unsur keadilan telah terbangun di dalamnya. Prof. Faturrahman menjelaskan dalam kitab Ushul Fiqh tentang mawaris “Salah-satu alasan warisan anak laki-laki lebih banyak dibandingkan anak perempuan karena suatu saat laki-laki akan memberikan mahar kepada calon istrinya,” lebih lanjut ketika kita melihat budaya di Sulawesi Selatan tentang adat pernikahan, kearifan lokal terbesar terbangun melalui falsafah-falsafahnya.

Kebudayaan, keadilan, dan hubungan sosial yang humanis dalam adat pernikahan khususnya Bugis-Makassar ini terintegritas dengan kearifan lokal. Konsep siri’ dalam pernikahan menunjukkan begitu mulia martabat perempuan terhadap sompa (Mahar) dan uang panai (Uang belanja) terikat dengan falsafah sipakalebbi (Saling menghormati) untuk menjunjung tinggi rasa hormat kepada sesama.

Konsep pecce terbentuk dalam bilateral ini yang tidak lepas dari rasa sipakatau (Saling memanusiakan) konon leluhur Bugis-Makassar memiliki rasa persaudaraan dan belas kasih yang tinggi, sehingga bentuk kebaikan apa pun yang diberikan itulah kembali yang dibalaskan dan senang sekali sipakainge’ (Saling mengingatkan). Tidak bisa di munafikkan bahwa patriarki selamanya benar atau salah dalam sistem kekeluargaan atau kekerabatan, hak dalam bidang apapun itu yang paling optimis menjadi landasan berbangsa berbudaya adalah rasa kemanusiaan, sebagaimana yang selalu di semboyankan Gus Dur “Memanusiakan manusia”.

Baca Juga:  Kuliah Daring Diperpanjang, Protokol Kesehatan Telah Disiapkan

Kita sebagai rakyat Indonesia memiliki berbagai perbedaan dan kesamaan, untuk itu kita mulai mengenal berbangsa dan berbudaya, bersatu pada sistem yang adil, dan menjaga kehormatan serta jiwa sosial yang humanis antar sesama. Peran tanpa membedakan gender adalah langkah awal mengenal berbudaya, saling menghormati hak-hak kemanusiaan, adil dalam berkontribusi membangun negeri. Islam telah menunjukkan kita bagaimana menyingkapi perbedaan dan kesamaan, kemudian kearifan lokal membangun dan menjaga kita dari budaya asing. Kita memiliki sejarah luhur yang berbeda dan lahir dengan biologis yang berbeda pula. Namun, tidak menjadi penghalang dalam membangun kerukunan antar sesama, sehingga istilah sianre bale (Ikan yang saling memakan)-saling menyerang, menghina, dan mendiskriminasi satu sama lain bukan tradisi kita sebagai cendekia yang benar-benar paham terhadap budaya dan agama.

Penulis: Muh. Akhdan Abizar Anwar (Runner up kategori Essay METAFAIR 2021)   

Vidio Untuk Anda

Video thumbnail
AFTER MOVIE KONGRES XXI
01:00
Video thumbnail
AFTER MOVIE KONGRES XX
01:51
Video thumbnail
Meta-Talk: Problematika Ormawa | Episode #12
43:26
Video thumbnail
Meta-Talk: Kuliah Luar Negeri Bersama IISMA | Episode #11
41:47
Video thumbnail
MAY DAY - AKSI HARI BURUH | 1 Mei 2023 | Video Jurnalistik
05:51
Video thumbnail
TOLAK UU CIPTA KERJA | 6 April 2023 | Video Jurnalistik
08:38
Video thumbnail
Meta-Talk: Nahkoda Baru Kampus Hitam | Episode #10
58:48
Video thumbnail
After Movie Kongres XIX
01:52
Video thumbnail
Meta-Talk: Mengenal Metanoiac | Episode #9
21:08
Video thumbnail
Video Pengenalan Lembaga Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang 2021-2022
03:47
Video thumbnail
Meta-Talk: Esensi Pengaderan | Episode #8
43:18
Video thumbnail
Meta-Talk: Pers Mahasiswa Dapat Dipercaya(?) | Episode #7
16:18
Video thumbnail
Meta-Talk: Industri Kreatif | Episode #6
15:44
Video thumbnail
Kilas Balik 11 April 2022 | Video Jurnalistik
09:43
Video thumbnail
Meta-Talk: Feminisme | Episode #5
16:13
Video thumbnail
Gelap Terang Kampus Hitam | Video Jurnalistik
15:52
Video thumbnail
Kantin Fana 2 | Video Jurnalistik
03:06
Video thumbnail
Meta-Talk: Self Love | Episode #4
08:11
Video thumbnail
Meta-Talk: Mahasiswa Berprestasi di Luar Jurusannya | Episode #3
10:04
Video thumbnail
Meta-Talk: Mahasiswa vs Organisasi | Episode #2
16:26
Video thumbnail
Meta-Talk: Tahun Baru Bersama Direktur | Episode #1
32:01
Video thumbnail
Menilik Realisasi Janji Pembenahan Kantin | Short Documentary | PERSMA PNUP
10:15
Video thumbnail
Catatan 8 Oktober | Short Documentary | Persma PNUP | Omnibus Law
14:08
Video thumbnail
Suara Demonstran Omnibus Law | 14 Agustus 2020 | Persma PNUP
08:01
Video thumbnail
Opini Mereka Tentang Peran Media di Masa Pandemi COVID-19 | PERSMA PNUP #5
08:58
Video thumbnail
Mahasiswa VS Corona | Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang | Covid-19 | Video Jurnalis #4
10:01
Video thumbnail
New Year New Hope. Kampus 2 Politeknik Negeri Ujung Pandang. Vidio Jurnlistik Persma PNUP #2
08:59
Video thumbnail
Kantin Fana, Video Junrlis Pemindahan Kantin PNUP #1
08:09
Video thumbnail
Pendapat Sivitas Kampus Mengenai WC yang ada di PNUP
04:24
Video thumbnail
DIKLAT BELA NEGARA MABA PNUP 2018 - RINDAM XIV HASANUDDIN
17:19
Video thumbnail
Bela Negara 2018
01:00
Video thumbnail
Wawancara Pengenalan Lembaga PKKMB 2018
02:19
Video thumbnail
CARAKA Malam Bela Negara Mahasiswa Baru Politeknik Negeri Ujung Pandang 2018
01:58
Video thumbnail
Dokumentasi Aksi 2 Mei 2018 oleh Aliansi Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
10:06
Video thumbnail
Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018
01:01
Video thumbnail
Pendidikan Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang 2018
01:00
Video thumbnail
Kunjungan Media Online Rakyatku dan Harian Fajar
01:01
Video thumbnail
Tahap Wawancara Anggota Baru Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
01:01

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU