Senin, Januari 20, 2025

Bingkai Kemanusiaan

spot_img
| METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |

 

Sumber : Pixabay.com

Oleh: Yasmin Namira Andani

          (Runner Up Cerpen METAFAIR 2021 )

METANOIAC.id Terik cahaya matahari terasa sangat panas. Suara mobil dan motor yang berlalu-lalang menjadi penghias. Belum lagi teriakan sopir angkutan umum yang saling bersahut-sahutan mencari penumpang. Siang itu, semua kegiatan berjalan sebagaimana mestinya.

Gadis berusia lima belas tahun menenteng tas putih lusuh berisi beberapa lembar uang hasil dagangannya di sekolah. Sementara tas ransel yang sedikit berjamur ia bawa di punggungnya, siapapun yang melihatnya pasti akan langsung tahu bahwa kedua tas yang ia bawa merupakan hasil temuan dari pinggir tempat pembuangan sampah.

Tiba di sebuah persimpangan jalan, Tesa berbelok ke kiri, ia akan memberikan uang hasil dagangan ke pemiliknya, yaitu Bu Ristia. Ia mengetuk pintu bercat putih di hadapannya hingga sang pemilik keluar.

“Assalamualaikum, Bu. Ini uang hasil jualan hari ini,” ucap Tesa sambil memberikan beberapa lembar uang. Bu Ristia menjawab salamnya kemudian menghitung uang, memastikan tidak ada yang kurang. “Dua ratus ribu, uangnya pas, ya,” ucap Bu Ristia. Beliau hendak menutup pintu, tetapi Tesa menahannya sekuat mungkin.

“Kenapa?” tanya wanita berjilbab biru itu dengan wajah jengkel. “Hhm, upah saya?” tanya Tesa. Bu Ristia tertawa, ia berkacak pinggang menatap Tesa dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Ibu kamu tadi berutang sama saya. Saya anggap upah kamu ini untuk melunasi utang Ibumu, paham?” Bu Ristia mengangkat sebelah alis, Tesa mengerutkan kening. Ibunya tidak pernah berutang kepada siapapun, wanita itu bahkan selalu mengajarkannya agar menghindari utang.

“Maaf, Ibu saya utang berapa sama Bu Ristia?” tanya Tesa setelah agak lama berpikir. Bu Ristia tersenyum miring. “Lima ratus ribu! Kamu memangnya sanggup bayar lima ratus ribu? Jadi, mulai sekarang upah kamu saya potong untuk lunasi utang Ibumu,” jawab Bu Ristia. Tesa terdiam dan menghela napas, berusaha untuk bersabar. Padahal, lima ratus ribu bukanlah angka yang fantastis bagi orang seperti Bu Ristia, wanita itu adalah wanita kaya yang memiliki tanah di mana-mana.

Baca Juga:  591 Peserta Mengikuti Try Out KKS PLN 2019

Tesa melangkah menuju gang yang akan membawanya ke rumah kecil di pojok gang. Tempat yang lembap, dingin, dan tanpa ventilasi udara. Gadis itu mendorong pagar kecil yang tingginya hanya sampai perut, kemudian masuk

“Tesa, sudah pulang?” tanya Ibu yang kebetulan sedang menjemur pakaian di teras rumah. “Iya, Bu. Tadi habis dari rumah Bu Ristia dulu, setor uang dagangan,” jawab Tesa sambil menyalami tangan Ibu. 

“Dapat berapa hari ini?” tanya Ibu. “Nggak dapat, Bu,” jawab Tesa pelan. Ibu terkejut mendengar jawaban sang anak. “Kenapa?”

“Kata Bu Ristia, Ibu punya utang lima ratus ribu sama beliau. Memangnya benar, Bu?” Tesa balik bertanya. “Ibu nggak pinjam uang sepeser pun sama Bu Ristia,” jawaban Ibu berhasil membuat Tesa lunglai, seharusnya hari itu ia bisa membeli buku catatan karena buku catatan matematikanya sudah penuh. Tetapi gagal karena upahnya tidak diberikan.

“Tadi pagi Ibu pinjam teflon punya beliau buat bikin martabak kesukaanmu, tapi sudah Ibu kembalikan dan Bu Ristia nggak bilang kalau ada biaya sewanya,” jawab Ibu, beliau menatap anaknya dengan tatapan iba.  

Tesa tersenyum dan mengangguk mengerti, Ibu tidak tahu apa-apa dan hanya ingin membuatkan makanan kesukaannya yang sudah lama tidak bisa Ibu buatkan karena tidak memiliki teflon. “Nggak apa-apa kok, Bu. Lagipula Tesa belum butuh uang,” jawab gadis itu menenangkan meskipun hatinya perih menghadapi kenyataan.

***

“Ristia, sini!” perintah seorang pria yang sudah beruban, wanita bertubuh molek yang sedang mengecat kuku di meja makan itu langsung datang menghampiri. “Kenapa, Pa?” tanyanya.

“Papa boleh pinjam mobilmu?” tanya pria itu sambil menatap anaknya disertai senyum tipis. “Boleh, Pa. Pakai aja,” jawab Bu Ristia.

Baca Juga:  PKM yang Serba Terbatas

“Ada biaya sewanya?” tanya Papa yang membuat Bu Ristia menoleh, ia mengalihkan pandangan dari deretan kuku yang berwarna biru. “Ya, nggak ada biaya sewanya dong, Pa. Kan Papa lagi butuh,” jawab Bu Ristia dengan memanyunkan bibir.

“Terus kenapa tadi pagi Ibunya Tesa pinjam teflon dan berujung upah Tesa tidak diberikan?” tanya Papa yang membuat sang anak terdiam. “Ristia, upah itu kewajiban yang harus kita berikan, walaupun kecil bagi kita, tetapi itu bisa menjadi nominal yang besar untuk orang lain. Coba pikir lagi, kira-kira kamu pantas memperlakukan Tesa seperti itu?” Papa menghentikan ucapannya sejenak.

“Ristia, jangan sampai jiwa kemanusiaan kamu mati karena gemerlap harta. Kamu sudah belajar bagaimana caranya memanusiakan manusia, kan?” lanjut Papa. Bu Ristia masih terdiam dan menunduk menatap lantai yang bersih. 

“Kamu tidak bisa memperlakukan orang yang kondisi ekonominya jauh di bawah kita dengan semena-mena. Mereka juga manusia, sama seperti kita. Manusia itu selalu saling membutuhkan. Kalau jiwa kemanusiaan itu hilang dari diri kita, terus ke mana kita minta tolong kalau kita butuh bantuan manusia lain?”

Bu Ristia mengangguk mengerti, ia merasa tertampar dengan nasihat Papa. Wanita itu secepat kilat mengambil uang dua ratus ribu rupiah di dalam laci kamarnya dan bergegas menuju rumah Tesa. Mengetuk pintunya dan memberikan seluruh hasil dagangan hari itu kepada Tesa juga Ibunya. 

“Terima kasih, Bu Ristia, terima kasih banyak,” ucap Tesa dengan wajah berseri-seri. Bu Ristia ikut tersenyum, ada rasa bahagia di dalam hatinya. Bahagia karena saling memanusiakan manusia.

Vidio Untuk Anda

Video thumbnail
AFTER MOVIE KONGRES XXI
01:00
Video thumbnail
AFTER MOVIE KONGRES XX
01:51
Video thumbnail
Meta-Talk: Problematika Ormawa | Episode #12
43:26
Video thumbnail
Meta-Talk: Kuliah Luar Negeri Bersama IISMA | Episode #11
41:47
Video thumbnail
MAY DAY - AKSI HARI BURUH | 1 Mei 2023 | Video Jurnalistik
05:51
Video thumbnail
TOLAK UU CIPTA KERJA | 6 April 2023 | Video Jurnalistik
08:38
Video thumbnail
Meta-Talk: Nahkoda Baru Kampus Hitam | Episode #10
58:48
Video thumbnail
After Movie Kongres XIX
01:52
Video thumbnail
Meta-Talk: Mengenal Metanoiac | Episode #9
21:08
Video thumbnail
Video Pengenalan Lembaga Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang 2021-2022
03:47
Video thumbnail
Meta-Talk: Esensi Pengaderan | Episode #8
43:18
Video thumbnail
Meta-Talk: Pers Mahasiswa Dapat Dipercaya(?) | Episode #7
16:18
Video thumbnail
Meta-Talk: Industri Kreatif | Episode #6
15:44
Video thumbnail
Kilas Balik 11 April 2022 | Video Jurnalistik
09:43
Video thumbnail
Meta-Talk: Feminisme | Episode #5
16:13
Video thumbnail
Gelap Terang Kampus Hitam | Video Jurnalistik
15:52
Video thumbnail
Kantin Fana 2 | Video Jurnalistik
03:06
Video thumbnail
Meta-Talk: Self Love | Episode #4
08:11
Video thumbnail
Meta-Talk: Mahasiswa Berprestasi di Luar Jurusannya | Episode #3
10:04
Video thumbnail
Meta-Talk: Mahasiswa vs Organisasi | Episode #2
16:26
Video thumbnail
Meta-Talk: Tahun Baru Bersama Direktur | Episode #1
32:01
Video thumbnail
Menilik Realisasi Janji Pembenahan Kantin | Short Documentary | PERSMA PNUP
10:15
Video thumbnail
Catatan 8 Oktober | Short Documentary | Persma PNUP | Omnibus Law
14:08
Video thumbnail
Suara Demonstran Omnibus Law | 14 Agustus 2020 | Persma PNUP
08:01
Video thumbnail
Opini Mereka Tentang Peran Media di Masa Pandemi COVID-19 | PERSMA PNUP #5
08:58
Video thumbnail
Mahasiswa VS Corona | Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang | Covid-19 | Video Jurnalis #4
10:01
Video thumbnail
New Year New Hope. Kampus 2 Politeknik Negeri Ujung Pandang. Vidio Jurnlistik Persma PNUP #2
08:59
Video thumbnail
Kantin Fana, Video Junrlis Pemindahan Kantin PNUP #1
08:09
Video thumbnail
Pendapat Sivitas Kampus Mengenai WC yang ada di PNUP
04:24
Video thumbnail
DIKLAT BELA NEGARA MABA PNUP 2018 - RINDAM XIV HASANUDDIN
17:19
Video thumbnail
Bela Negara 2018
01:00
Video thumbnail
Wawancara Pengenalan Lembaga PKKMB 2018
02:19
Video thumbnail
CARAKA Malam Bela Negara Mahasiswa Baru Politeknik Negeri Ujung Pandang 2018
01:58
Video thumbnail
Dokumentasi Aksi 2 Mei 2018 oleh Aliansi Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
10:06
Video thumbnail
Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018
01:01
Video thumbnail
Pendidikan Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang 2018
01:00
Video thumbnail
Kunjungan Media Online Rakyatku dan Harian Fajar
01:01
Video thumbnail
Tahap Wawancara Anggota Baru Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
01:01

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU