Tepat tanggal 23 April kemarin, merupakan hari buku sedunia, orang-orang merayakannya dengan antusias, ada yang mengadakan kegiatan, diskon buku besar-besaran, dan membuat tulisan tentang motivasi membaca buku, hingga merawat buku. Amat pentingnya sebuah buku sehingga dijadikan sebagai hari raya untuk merefleksikan kembali tingkat hubungan masyarakat terhadap buku.
Salah satu idiom yang pernah dilontarkan oleh Bung Hatta ialah “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku karena dengan buku aku bebas.” Namun pernyataan tersebut perlu didaur ulang karena bagaimana mungkin orang rela dipenjara sedangkan untuk membaca buku saja ia enggan.Â
Hampir semua orang sepakat bahwa buku adalah jendela dunia, agar jendela itu tidak berdebu, setiap harinya mesti dirawat dengan cara dibersihkan. Ironinya, merawat buku tidak semudah merawat jendela, buku bukanlah benda mati yang dirawat agar tidak berdebu, sobek, dan rusak. Buku memiliki makna lebih dari sekadar bentuk fisik, lebih dari kata estetik yang dituangkan oleh penulisnya.Â
Menarik yang dikatakan Benny Arnas lewat tulisannya berjudul “Buku-buku tak punya otak.” Bahwa bagaimana seseorang akan membaca buku, kalau sang penulis tidak menulis dengan sungguh-sungguh. Tidak usah sibuk beropini dengan membawa-bawa buku sebagai mesin kebudayaan, kalau membaca dan menulis baru dilakukan di waktu luang.
Pernyataan tersebut memberikan suatu konklusi bahwa si penulislah yang memiliki peran fundamental untuk merawat buku, menyajikan bahan bacaan yang tidak hanya menarik melainkan juga bermutu untuk dibincangkan dan didebatkan. Selanjutnya adalah sang pembaca terhormat sebagai subjeknya.
Sebagai subjek, pembaca dituntut untuk menggunakan nalar kritisnya bergumul dengan buku karena aktivitas membaca bukan hanya komunikasi satu arah dimana isi dalam buku langsung diterima begitu saja tanpa filter. Dibutuhkan dialog agar tercipta pemahaman baru dan kesimpulan yang mengesankan.
Akhirnya membaca buku tidak sekadar aktivitas simbolik, tetapi juga memiliki kreativitas dalam ekologi baca yang diharapkan akan menimbulkan kecanduan.
Â
Penulis: A. Wira Hadi Kusuma (Jurusan D4 Administrasi Bisnis)