METANOIAC.Id Perubahan nama jabatan Ketua Program Studi (KPS) menjadi Koordinator Program Studi (KoPS) ditetapkan pimpinan melalui Organisasi Tata Kelola (OTK) dan dapat dilihat dalam Sistem Perguruan Tinggi (SPT) 2020.
Memasuki semester genap, Jurusan Administrasi Niaga melakukan perombakan KoPS. Adam Rasid selaku Ketua Jurusan (Kajur) AN menjelaskan perombakan ini terjadi karena masa jabatan untuk periode sebelumnya telah habis pada tanggal 31 Maret lalu. Ia menambahkan bahwa yang dapat mencalonkan harus memenuhi kriteria paling tidak Lektor (III C), lima tahun di jurusan, dan tidak dalam posisi ingin melanjutkan studi.
Dalam pengusulan calon KoPS, jurusan hanya dapat mengusulkan dua atau tiga orang, selanjutnya ditentukan oleh direktur dengan tetap berkoordinasi dengan Kajur. Ia mengatakan yang menjadi KoPS adalah pilihan prodi. “Saya selalu berasumsi bahwa yang menjadi KoPS itu adalah pilihan Prodi karena yang paling banyak tahu yaitu KoPS itu sendiri,” jelasnya.
Ada beberapa nama yang diusulkan, yaitu untuk Prodi D4 Administrasi Bisnis (AB) adalah Dr. Syamsuddin dan Dr. Jayadi, sedangkan untuk Prodi D3 AB adalah Ismail Anas dan Tjare Anugerah Tjambolang. Dari nama-nama yang diusulkan digunakan pemilihan secara langsung yang dinilai demokratis dengan harapan yang menjadi KoPS adalah orang yang diinginkan Prodi.
Adam Rasid juga mengungkapkan yang terlibat dalam pemilihan KoPS ada beberapa pihak. “Yang terlibat itu ada saksi, seharusnya dari pimpinan biasanya Wadir, tetapi ada kegiatan, jadi Kajur dan beberapa perwakilan senat dan panitia yang kami angkat disini,” ungkapnya.
Dari hasil pemilihan, untuk Prodi D3 Ismail Anas memeroleh suara terbanyak yaitu sembilan suara, sedangkan untuk D4 Dr. Syamsuddin memeroleh suara terbanyak yaitu 14 atau 13 suara sehingga yang berhasil menjabat sebagai KoPS D4 AB adalah Dr. Syamsuddin menggantikan Drs. Paramunia. Lain halnya dengan Prodi D3 yang berhasil menjabat justru bukan Ismail Anas melainkan Tjare Anugerah Tjambolang menggantikan Ismail Anas. Hal ini disebabkan karena direktur tidak akan memberikan izin untuk sekolah selama periodenya itu.
Adam Rasid menerangkan KoPS baru telah disahkan. “Sudah disahkan, sudah ada Surat Keputusannya per tanggal Senin atau Selasa kemarin. Kami terjadi polemik dalam pemilihan KoPS, karena pilihan jurusan, Prodi, dan Direktur berbeda dan saya protes,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa apa yang telah dikerjakan oleh KPS demisioner tinggal dilanjutkan oleh KoPS baru dengan tetap dikoordinasikan seperti bimbingan dan tugas akhir yang telah disusun KPS lama.
Adapun harapan Adam Rasid kedepannya adalah agar KoPS baru mampu berkoordinasi baik dengan teman-teman yang ada di KoPS. “Khusus Prodi D3 karena ada sedikit polemik, pesan saya kepada KoPS adalah kembali merangkul, mampu berkoordinasi dengan baik, paling tidak dalam hal mengaktifkan beliau supaya mereka masing-masing bisa berkontribusi dalam pengembangan prodi ke depan. Ini menjadi PR bagi pejabat baru apalagi jika kembali ke latar belakangnya,” terangnya.
Ismail Anas selaku mantan KPS periode sebelumnya saat diwawancarai terkait tidak terpilihnya sebagai KoPS sedangkan berhasil memeroleh suara terbanyak menjelaskan bahwa jabatan dan S3 bukan perbandingan yang setara. “Direktur memberi saya dua pilihan yaitu KoPS dengan syarat saya membuat pernyataan menjabat atau pilihan lanjut S3. Letak kekeliruannya syarat yang diberikan tidak ada dalam daftar yang dibacakan saat sebelum pemilihan, setelah pemilihan baru kemudian muncul syarat itu. Seandainya syarat itu ada tentu saya tidak bersedia dicalonkan sebagai KoPS karena jabatan bukan perbandingan yang setara dengan menuntut ilmu, karena Allah mencintai orang yang berilmu,” ungkapnya.
Disisi lain, Ismail Anas mengungkapkan kesan-kesannya selama menjabat sebagai KPS diantaranya nilai-nilai keadilan, maksudnya menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah, namun pemimpin harus adil, tegas, bijaksana, disiplin, dan kerja keras. Ia juga menambahkan selama menjabat banyak menghadapi tantangan membangun komunikasi dengan dosen, mahasiswa, staf prodi, dan pimpinan PNUP. Selama menjabat Ia sangat merasa tertantang karena prodi adalah tombak institusi yang melayani langsung stakeholders, namun prodi tidak memiliki cukup ruang inovasi karena tidak ada dana yang pengelolaannya terpusat.
Adapun beberapa pesan yang disampaikan untuk KoPS berikutnya demi kelancaran dan kebaikan Prodi. “Selamat bertugas semoga amanah, lakukan akselerasi menyusun langkah-langkah strategis menurut ISK dan re-akreditasi prodi, kurikulum sudah waktunya direvisi major, libatkan seluruh stakeholders yang relevan, lanjutkan PSDKU Bone, lakukan segera tracer study dan penelusuran data alumni,” tuturnya.
Tjare Anugerah Tjambolang sebagai KoPS baru D3 AB memiliki banyak harapan baik untuk Prodi kedepannya. “Saya mau alumni AN lebih banyak terserap di berbagai industri, contohnya kerjasama dengan industri, dosen keterampilan canggih, SDMnya harus lebih baik, saya mau beberapa dosen dimagangkan di industri, kurikulum saat ini sudah dilakukan revisi, harus sesuai kebutuhan saat ini,” jelasnya. [CR/300 YMB/313 HR/332]