METANOIAC.id Sistem Informasi Akademik (SIMAK) merupakan sistem yang digunakan mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) untuk mengakses informasi berupa data pribadi, nilai akademik, dan lainnya. Karena adanya pembaruan peraturan akademik, SIMAK tidak dapat diperbarui dari segi persentase penilaian dan akumulasi kehadiran. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak birokrasi mengganti SIMAK menjadi Sistem Informasi Politeknik Negeri (SIMPONI).
Ditemui di Ruangan Direktur PNUP, Ahmad Zubair Sultan selaku WD I mengatakan bahwa target waktu untuk migrasi data ke SIMPONI akan rampung pada Desember tahun ini. “Jadwalnya sampai Desember tahun ini. Jadi, setiap bulan kita migrasi data dan yang bertugas adalah admin prodi,” jelasnya.
Alasan utama penggantian tersebut dikarenakan pengembangan SIMAK yang sudah tidak memungkinkan lagi. “SIMAK sebenarnya murni milik pihak ketiga. Maka dari itu, pihak birokrasi sulit untuk menambahkan dan mengembangkan fitur-fitur yang ada di dalamnya,” tambahnya, Rabu (17/2).
“Pihak ketiga yang dimaksud adalah pembuat SIMAK, yakni alumni PNUP. Ketika kita ingin mengembangkan sesuatu mereka ikut saja karena statusnya masih sebagai mahasiswa. Namun, setelah lulus mereka punya usaha sendiri, artinya hambatannya disitu,” ucapnya.
Penggantian SIMAK menjadi SIMPONI merupakan bentuk kerja sama PNUP dengan Politeknik Elektronika Negerti Surabaya (PENS). Perjanjian tersebut disahkan melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang salah satu isi kontraknya yakni pihak PENS memberi pelatihan kepada tim Information Technology (IT) PNUP terkait cara kerja SIMPONI. Hal tersebut juga mendapat persetujuan dalam rapat senat PNUP.
Adapun keunggulan yang dimiliki SIMPONI yaitu fitur di dalamnya lebih lengkap, dapat digunakan untuk daftar ulang pembayaran dan akan memudahkan staf prodi apabila ada kesalahan password
Saat ini, SIMPONI telah digunakan mahasiswa angkatan 2020 untuk mengakses nilai akademik dan data pribadi. SIMPONI dapat diakses melaului web http://simponi.poliupg.ac.id:8080. Namun, untuk mahasiswa angkatan 2017-2019 untuk saat ini masih menggunakan SIMAK. Ini dikarenakan migrasi data dari SIMAK ke SIMPONI dilakukan secara bertahap.
Sistem Informasi yang digunakan PENS telah banyak digunakan oleh Politeknik lain yang ada di Indonesia. “Kami ingin agar sistem informasi yang digunakan PNUP dapat mengadaptasikan model yang dipakai oleh mayoritas politeknik yang ada di Indonesia,” ujar HR Fajar selaku WD III.
Selain itu, SIMAK memang meresahkan mahasiswa seperti DPNA dan Rapor yang tidak dapat diakses. Menurut Syahrul tim support IT PNUP, hal ini disebabkan oleh pihak staf prodi yang tidak memasukkan nama dosen untuk diberi penilaian.
Namun hal itu tidak akan berlaku apabila migrasi data dari SIMAK ke SIMPONI telah rampung. “Jika SIMPONI sudah digunakan oleh seluruh mahasiswa, maka simak sudah tidak digunakan lagi,” ungkapnya.
Hal tersebut menuai komentar dari Filzah Syafira dari Jurusan Administrasi Niaga yang merasakan keresahan tersebut. “SIMAK sangat tidak kompeten, karena kami selaku mahasiswa tidak dapat melihat mata kuliah secara jelas, melainkan hanya bisa melihatnya secara instan. Kami disini tidak memiliki arsip rapor, sehingga sulit untuk melihat berapa nilai yang didapatkan,” keluhnya.
Selanjutnya mahasiswa angkatan 2020, Maemunah, Jurusan Teknik Elektro yang menggunakan dua sistem informasi sekaligus mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara SIMAK dan SIMPONI. “Untuk sekarang saya menggunakan keduanya, namun diarahkan ke SIMPONI. SIMPONI saya gunakan untuk melihat nilai dan mengisi kusioner sebagai umpan balik ke dosen. Menurut saya, sejauh ini SIMAK dan SIMPONI tidak memiliki perbedaan,” jelasnya. [AN/336 SLV/335]