METANOIAC.id Aku hanyalah seorang mahasiswa yang tinggal di planet bumi, ruang lingkup galaksi bima sakti.
Aku hanyalah seorang mahasiswa yang mencoba melontarkan aspirasi secara bertubi bagi mereka yang digaji.
Aku beranjak dari desa ke kota dengan harapan berguru pada sosok “Umar bakri si pegawai negeri,” walaupun fiktif tapi beliau sosok inspiratif.
Selama masa pandemi aku dididik, ternyata banyak terjadi hal unik, mulai dari tugas laporan virtual tanpa narasi pemantik, sampai seruan “Absensi tanpa PBM” secara periodik.
Lama sudah menjadi masalah klasik, namun dipelihara alhasil jadi barang antik, aku serasa ingin berteriak di hadapan publik, agar didengar oleh pasukan hijau metalik.
Apa yang menyebabkan demikian?, bukankah yang bersangkutan pernah disumpah sebelum pelepasan?, ataukah itu hanya “guyonan”?
Mungkinkah rasio pengajar-pelajar yang bermasalah?, sistem yang antah-berantah?, ataukah sang pengajar sendiri yang menganggapnya itu hal lumrah? Ah, sudahlah.
Wahai oknum yang sengaja lupa akan tanggung jawab, percayalah beberapa mahasiswa-mu tak mengkritik sebab adanya konsep adab (pengecualian untuk aku yang biadab).
Wahai oknum yang perlu dibasmi, jangan mencoba untuk menyuruh merevisi, jikalau kau tak pernah berikan secuil teori dan motivasi.
Semoga lekas sadar dari tindakan indisiplin, untuk kalian yang perlu divaksin.
Akhir kata, jangan lupa kutipan dari almarhum Ki Hadjar Dewantara, “Pendidikan menghamba pada sang anak,” bukan “Menjadikan budak.” [SAM/309]