Jumlah kuota yang telah tersalurkan sekitar 13.000-an GB yang telah didistribusikan kepada 4200-an mahasiswa.
“Jangan sampai ada dosen yang menyuruh meng-upload tugas, itukan terbebani lagi mahasiswa untuk beli kuota,” ungkap Fajar.
Para dosen sudah diarahkan untuk menggunakan e-learning. Jajaran pimpinan membentuk tim untuk mendampingi dosen-dosen yang ada di setiap jurusan, sehingga dosen bisa berkonsultasi mengenai cara pemakaian e-learning. Mahasiswa juga diajak untuk menyampaikan kepada setiap dosennya agar menggunakan aplikasi e-learning.
Kebijakan ini tentu menuai banyak respon di kalangan mahasiswa. Sri Rahayu, salah satu mahasiswa jurusan Akuntansi yang berpendapat adanya pembagian kuota sangat lah membantu dalam perkuliahan daring ini.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dengan subsidi kuota ini, setidaknya ada daripada tidak ada sama sekali, ucapnya.
Lain halnya dengan Idil Saputra, salah satu mahasiswa jurusan Administrasi Niaga yang menganggap bahwa pembagian kuota sudah menjadi kewajiban kampus. Selain itu, jumlah yang diberikan belum memenuhi kebutuhan pemakaian rata-rata mahasiswa yang berkisar 10 GB per-bulannya.
“Realitas yg terjadi pemakaian data untuk satu bulan kuliah online bahkan bisa lebih dari 10 GB dan tentunya ini yang harus menjadi pertimbangan lagi untuk birokrasi dalam pemberian bantuan kuota selanjutnya,” jelasnya.
Idil juga berharap agar para jajaran pimpinan PNUP dapat memberikan solusi yang memadai bagi seluruh sivitas akademik terutama untuk mahasiswa. Dikarenakan kuota 6 GB ini belum memenuhi kata maksimal dalam operasional pemakaiannya.
Di samping itu, Fajar menanggapi bahwa kuota 6 GB yang diberikan sebagai bentuk dukungan PNUP dan hanya sebagai kuota tambahan dalam meng-upload tugas selain di e-learning. Fajar menganggap bahwa fasilitas perkuliahan Daring sudah terpenuhi pada e-learning “Karena 15 GB pun dirasa tidak cukup, makanya kita arahkan ke e-learning,” jelasnya. [CR/300 TEN/288]