Pidato. Pembacaan pidato seragam oleh pembina upcara dari Menteri Pemuda dan Olaharaga, Senin (28/10). [AR/303]
METANOIAC.Id Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) menyelenggarakan upacara bendera peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91, Senin (28/10) di depan pelataran gedung Direktorat PNUP. Upacara tersebut bertema “Bersatu Kita Maju”.
Berdasarkan pidato seragam dari Menteri Pemuda dan Olahraga, tema tersebut diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda bahwa hanya persatuan yang dapat mewujudkan cita-cita bangsa.
Dalam pidato seragam yang disampaikan oleh Direktur PNUP, Prof. Muhammad Anshar membahas tentang perkembangan teknologi dan informasi dalam peningkatan kapasitas pengetahuan dan pengembangan sumber daya manusia.
“Bagaikan dua mata pisau, satu sisi memberi jaminan dalam kecepatan informasi untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya manusia,” jelasnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa di sisi lainnya perkembangan teknologi dan informasi dapat memberi informasi yang tidak sesuai seperti terjadinya narkoba, pornografi, pergaulan bebas, radikalisme, dan terorisme yang masuk dengan mudahnya. Hal tersebut bisa saja terjadi apabila pemuda tidak dapat membendung dengan memfilter ilmu pengetahuan dan akhlak mulia dalam berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan pidato seragam dari Menteri Pemuda dan Olahraga, tema tersebut diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda bahwa hanya persatuan yang dapat mewujudkan cita-cita bangsa.
Dalam pidato seragam yang disampaikan oleh Direktur PNUP, Prof. Muhammad Anshar membahas tentang perkembangan teknologi dan informasi dalam peningkatan kapasitas pengetahuan dan pengembangan sumber daya manusia.
“Bagaikan dua mata pisau, satu sisi memberi jaminan dalam kecepatan informasi untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya manusia,” jelasnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa di sisi lainnya perkembangan teknologi dan informasi dapat memberi informasi yang tidak sesuai seperti terjadinya narkoba, pornografi, pergaulan bebas, radikalisme, dan terorisme yang masuk dengan mudahnya. Hal tersebut bisa saja terjadi apabila pemuda tidak dapat membendung dengan memfilter ilmu pengetahuan dan akhlak mulia dalam berbangsa dan bernegara.
Pada saat pertengahan penyampaian amanat upacara, Prof. Anshar selaku pembina upacara sempat memberi teguran lisan kepada para mahasiswa dengan tegas. “Hadirin, peserta upacara dan anak-anakku tolong dengarkan dulu karena hari ini adalah hari kalian, hari Sumpah Pemuda,” tegasnya.
Ditemui di ruangan Direktur usai pelaksanaan upacara, Prof. Ashar mengatakan bahwa dia merasa kecewa saat membacakan arahan Menteri lalu para mahasiswa terdengar ribut dan tidak memperhatikan pidato yang disampaikan.
“Mahasiswa harus berjiwa pemimpin, kalau mendengarkan saja tidak bisa, maka kita tidak dapat menjadi pemimpin yang baik,” tutur Prof. Anshar.
“Mahasiswa harus berjiwa pemimpin, kalau mendengarkan saja tidak bisa, maka kita tidak dapat menjadi pemimpin yang baik,” tutur Prof. Anshar.
Prof. Anshar berharap pemuda punya peranan, khususnya mahasiswa PNUP sebagai pemuda generasi emas yang harus dibenahi oleh sejumlah kompetensi dan karakter. Sebab, kompetensi dan karakter yang baik itu menjadi modal nantinya sesuai bidang masing-masing. “Nomor satu adalah karakter karena kita juga berlandaskan pancasila dan juga terkait dengan etika, moral, dan etos kerja,” Harapnya. [INK/296]