![]() |
Pembangunan. Potret pembangunan rusunawa di Kabupaten Bone sebagai awal pembangunan kampus Politeknik Teknologi Bone (PDD Bone), Mei 2019. [Ist] |
Program
Studi Di Luar Domisili (PDD) merupakan program penyelenggaraan kelas jauh yang
dilakukan oleh perguruan tinggi pilihan dengan membuka program studi (prodi) di
luar domisili. PDD merupakan program kerja dari Muhammad Nuh selaku Menteri
Pedidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) 2009-2014.
Politeknik
Negeri Ujung Pandang (PNUP) menjadi salah satu perguruan tinggi yang dipilih
untuk menjadi pembina PDD. Daerah yang akan dituju sebagai tempat berdirinya
PDD adalah daerah yang jauh dari pusat kota namun wilayah tersebut memiliki
Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber Daya Alam (SDA) yang memadai. Adapun
PDD yang pernah dan atau masih dibina oleh PNUP sampai saat ini, antara lain :
1. PDD Fakfak Kabupaten
Fakfak, Papua Barat
2. PDD Bombana
Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara
3. PDD Nagekeo
Kabupaten Nagekeo, NTT
4. PDD Keerom Kabupaten
Keerom, Papua
5. PDD Manokwari
Kabupaten Manokwari, Papua Barat
6. PDD Bone Kabupaten
Bone, Sulawesi Selatan
Berbeda
dengan PDD Fakfak yang sudah berhasil mandiri menjadi Politeknik Negeri Fakfak
(POLINEF), PDD Keerom dan PDD Manokwari justru ditutup karena pihak Pemerintah
Daerah (Pemda) tidak menyiapkan lahan pembangunan sebagai tempat belajar
mengajar. Sekarang hanya tersisa PDD Bombana, PDD Nagekeo, dan PDD Bone.
PDD
Bone dan Perjalanannya
PDD
Bone dirintis pada tahun 2014 di akhir masa jabatan Pirman sebagai Direktur
PNUP. Kepemimpinan dilanjutkan oleh Hamzah Yusuf selaku Direktur PNUP periode
2014-2018 dan pada masa jabatannya Hamzah menunjuk Pirman sebagai ketua PDD
Bone. Sekarang PDD Bone di bawah tanggung jawab Prof. Muhammad Anshar, dengan
ketua PDD Bone yang baru saja diangkat tahun ini yaitu Tasrif A. Sommeng, dosen
jurusan Teknik Mesin.
PDD
Bone merupakan program resmi pemerintah dengan izin SK Kemendikbud No.
401/E/O/2014, tanggal 11 September 2014. Saat ini PDD Bone terdiri dari tiga
jurusan dengan masing-masing jurusan hanya memiliki satu Prodi, yaitu jurusan
Teknik Kimia dengan Prodi D3 Teknik Kimia Mineral, jurusan Teknik Sipil dengan
Prodi D3 Teknik Sipil, dan jurusan Administrasi Niaga dengan Prodi D3
Administrasi Bisnis.
Sejak dibentuk, PDD Bone belum memiliki lahan
sendiri untuk proses belajar mengajar. Selama ini, mahasiswa belajar dengan
menumpang dari satu gedung ke gedung yang lainnya. Total sampai saat ini sudah empat
gedung yang menjadi tumpangan mahasiswa PDD Bone, yakni Balai Latihan Kerja
(BLK) Dinas Perindustrian, SMKN 1 Watampone, Veteran, dan sekarang di SMPN 7
Watampone.
Saat
ini PDD Bone memiliki delapan kelas dengan jumlah mahasiswa yang aktif sekitar
145 orang dari total keseluruhan 183 mahasiswa terdaftar. Dari 183 mahasiswa
tersebut, 138 diantaranya adalah penerima beasiswa yang tersebar di beberapa
macam beasiswa, antara lain Bidikmisi, PPA, dan Bantuan PEMDA Bone. Selain itu,
tercatat bahwa tenaga kerja yang berpartisipasi di PDD Bone yaitu sebanyak 72
dosen PNUP dan sembilan dosen perguruan tinggi lain/lokal. Sampai sekarang, PDD
Bone menghasilkan 61 alumni yang lulus pada tahun 2017 dan 2018.
Mahasiswa
yang bisa dibilang saudara jauh PNUP ini memiliki perbedaan sistem belajar. PDD
Bone memiliki sistem belajar “blok” yaitu memiliki jadwal tertentu. Dosen akan
mengajarkan mata kuliah tertentu selama satu minggu hingga tuntas. Terkadang
diselesaikan sampai final, namun ada
juga beberapa dosen yang melaksanakan final
di kampus PNUP. Selain sistem belajar, tempat proses pembelajaran yang masih
menumpang dengan sekolah daerah tersebut, nampaknya membuat waktu kuliah yang
harus menyesuaikan ketersediaan tempat tersebut. Bahkan tak jarang sesama
mahasiswa rebutan kelas.
PDD
Bone yang merupakan perguruan tinggi vokasi harus tetap mempertahankan gelar
praktik yang lebih banyak daripada teori. Lantas, di mana tempat mahasiswa PDD
Bone melakukan praktikum jika tempat belajar saja menumpang? Untuk praktikum,
semua dilakukan di PNUP karena tidak adanya bahan maupun alat praktikum di
sana. Mereka akan memiliki jadwal ke PNUP untuk praktikum dalam rentang waktu
beberapa minggu dengan biaya transportasi ke Makassar yang ditanggung oleh
pihak PNUP. “Jadi untuk mata kuliah teori diselesaikan terlebih dahulu di Bone
dan praktikum dilakukan di PNUP saat mahasiswa PNUP memasuki libur semester,”
jelas sekretaris PDD Bone, Ikhsan.
Edi
Junaedi, mahasiswa tingkat akhir jurusan Administrasi Niaga, mengungkapkan
bagaimana proses selama ia menimba ilmu di PDD Bone. Jadwal perkuliahan yang
lambat dikarenakan dosen PNUP yang harus membagi waktu. Setiap akan memulai perkuliahan,
mahasiswa PDD Bone akan mendapat informasi sebelumnya. Sehingga segala sesuatu
harus dipersiapkan lebih oleh mahasiswa PDD Bone. “Mahasiswa harus membaca
materi-materi yang akan diajarkan untuk mempermudah perkuliahan. Selain itu,
stamina dan mental juga perlu di persiapkan mengingat jadwal yang dipadatkan,”
tutur Edi.
Selain
proses pembelajaran, mahasiswa PDD Bone tidak seaktif mahasiswa PNUP dalam
bidang ekstrakurikuler. Mereka tidak memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
yang berdomisili di kampus PDD Bone. Selain itu, keaktifan dalam himpunan juga
terbilang kurang mengingat jarak daerah PDD Bone dengan PNUP yang jauh. Hasrat
dalam bidang ekstrakurikuler makin diminati mahasiswa PDD Bone, semisal dalam
perhelatan Pekan Ilmiah dan Olahraga Politeknik (PIMPOL), mahasiswa PDD Bone
juga ikut serta dalam setiap lomba mewakili jurusan masing-masing. Selain itu,
ada juga beberapa mahasiswa yang telah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM) yang tidak kalah dengan mahasiswa PNUP.
Hampir sama dengan PNUP, ada tiga jalur untuk masuk PDD
Bone yaitu PMDK namun bukan sistem online,
tetapi pihak PNUP menyurati sekolah-sekolah. Jalur masuk yang kedua adalah UMPN
dan yang terakhir adalah ujian tulis lokal yang dilakukan langsung di Bone,
agar yang tidak lulus pada PMDK bisa mendaftar lewat jalur UMPN dan jika masih
belum lulus, bisa mengikuti ujian tulis lokal.
Sampai
saat ini, status PDD Bone masih menjadi binaan PNUP. Mulai dari direktur, ketua
jurusan, ketua prodi, dan semua pejabat strukturnya masih sama dengan yang ada
di PNUP, termasuk bidang akademik, administrasi, serta akreditasi jurusan
maupun akreditasi prodi. Selain itu, ijazah yang didapatkan oleh mahasiswa PDD
Bone adalah ijazah dari PNUP. Namun struktur pengurus PDD Bone, sistem
operasional, dan yang lainnya akan berubah jika nantinya PDD Bone akan berdiri
sendiri.
Berbicara
mengenai ‘berdiri sendiri’, PDD Bone digadang-gadang akan segera mandiri dari
PNUP. Bahkan PDD Bone mencoba tegak akhir tahun 2019 sehingga direncanakan
bahwa mahasiswa PDD Bone angkatan 2018 adalah angkatan terakhir. Artinya,
mahasiswa yang aktif saat ini diselesaikan sebagai mahasiswa PNUP. Sejak masa
jabatan Hamzah, komunikasi intens sudah dilakukan dengan wakil presiden (Wapres)
Jusuf Kalla dan pemerintah pusat untuk sesegera mungkin memandirikan PDD Bone.
Jusuf Kalla yang juga lahir di Kabupaten Bone ini merupakan salah satu orang
yang berperan penting dalam memandirikan PDD Bone. “Wapres Jusuf Kalla menjamin
bahwa PDD Bone bisa mandiri tahun ini. Artinya, Wapres bisa menekan Pemda Bone.
Wapres juga mengatakan bahwa sudah memerintahkan Kemenristekdikti agar PDD Bone
segera berdiri sendiri,” jelas Pembantu Direktur I, Zubair.
Rencananya, apabila PDD Bone berhasil dimandirikan, akan
menggunakan nama Politeknik Teknologi Negeri Bone (PoliTB). PoliTB ini akan
menjadi perguruan tinggi vokasi pertama yang ada di Kabupaten Bone dan berbeda
dari 14 perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Bone. Sebelumnya harapan
pengembangan PoliTB yang telah dibuat adalah di bidang pangan. Jadi PoliTB akan
memiliki warna yang berbeda dari PNUP, sesuai dengan potensi yang dimiliki
Kabupaten Bone, namun kembali lagi ke hasil diskusi yang dilakukan dengan
Pemda.
Adapun
visi dari PoliTB adalah sebagai pusat pendidikan tinggi vokasi yang mampu
bersaing secara nasional dan global dalam bidang pertambangan dan
agro–industri. Misinya yaitu :
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi
dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi terapan melalui riset terapan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
potensi sumber daya alam yang dimiliki.
3. Mewujudkan suasana akademik (proses belajar
mengajar, riset) yang kondusif dan mendorong terbangunnya karakter
kewirausahaan.
4. Menyelenggarakan sistem manajemen perguruan
tinggi vokasi yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
Namun
untuk memandirikan PDD Bone, dibutuhkan pondasi yang kuat untuk menyangga
tiang-tiang yang telah ada. Seperti lahan yang telah disiapkan Pemda Bone untuk
pembangunan sarana pendidikan dan juga mendukung kemandirian PDD Bone, yaitu
tanah seluas 88.982 m2 yang terletak di Desa Bajoe, Kecamatan Tanete
Riattang Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Proses
pembangunan saat ini sudah dilakukan, yaitu pembangunan fisik berupa dua unit
gedung rusunawa berlantai dua. Dengan luas 12 m x 36 m setiap gedung dan mampu
menampung sampai 196 mahasiswa. Lagi-lagi pembangunan rusunawa tersebut dapat
berjalan mulus atas bantuan Jusuf Kalla.
Rusunawa
ini rencananya akan digunakan sebagai ruang kuliah sementara. “Jadi rencananya asrama tersebut akan
dijadikan ruang kuliah jika selesai dibangun untuk sementara waktu supaya
mahasiswa PDD Bone tidak menumpang lagi di sekolah-sekolah yang ada di sana,”
jelas Zubair. Jadi, sekarang mengenai kemandirian PDD Bone hanya sisa
memperbaiki komunikasi antara pihak PNUP sebagai pembina, Pemda sebagai
penyedia lahan, dan pemerintah pusat agar terjadi keselarasan pemikiran.
Zubair
pun mendukung kemandirian PDD Bone sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam
bidang akademik. “Harapannya yaitu kita mendukung supaya PDD Bone berdiri
sendiri menjadi Politeknik Negeri dan karena PDD Bone merupakan binaan PNUP,
jika PDD Bone berdiri sendiri, dapat menunjukkan keberhasilan kinerja PNUP,”
jelasnya. [IHA,FIK,AR,NH]
0 Komentar