|
Roboh. Dinding pembatas roboh di Jurusan Teknik Sipil yang berbatasan dengan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. [Ist/TaufikIqbal] |
METANOIAC.id Tahun ini Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) memasuki usia 32 tahun. Bukan umur yang muda lagi untuk sebuah tempat para pelajar melanjutkan pendidikan tinggi. Bukan juga sebuah umur yang muda untuk sebuah sarana dan prasarana kampus sebagai penunjang aktivitas perkuliahan.
Tiap tahun PNUP menambah bahkan mengganti fasilitas di setiap jurusan. Mulai dari meja belajar, lemari, dan banyak fasilitas lainnya. Namun, PNUP terlihat belum merenovasi sebagian bangunan yang ada di kampus 1.
Belum lama pemberitaan mengenai dinding pembatas di belakang Jurusan Teknik Mesin, kini awak
Metanoiac kembali mendapatkan keluhan mengenai robohnya dinding pembatas di Jurusan Teknik Sipil.
Sebuah dinding sepanjang 50 meter yang membatasi Jurusan Teknik Sipil dengan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Dinding pembatas tersebut roboh memasuki musim penghujan di tahun 2018.
Ketua Jurusan Teknik Sipil, Adiwijaya saat ditemui menjelaskan bahwa Pembantu Direktur 2 telah mengunjungi Jurusan Teknik Sipil mengenai dinding pembatas yang roboh. Namun, belum ada realisasi perbaikan sampai sekarang.
“Saya melihat bahwa kerusakan tembok pembatas ini membutuhkan biaya yang besar untuk direnovasi. Karena tembok pembatas roboh sepanjang 50 meter,” jelas Ketua Jurusan Teknik Sipil, Adiwijaya.
|
Upaya Perbaikan. Upaya Perbaikan dinding pembatas yang roboh dengan menambahkan material beton oleh mahasiswa Teknik Sipil, Selasa (4/3/2019). [MF/278]
|
“Salah satu penyebab adalah air hujan yang merembes sehingga pondasi tergerus dan roboh. Memang kualitas konstruksi untuk standar pondasi setinggi itu tidak cukup untuk yang sekarang,” lanjut Adiwijaya menjelaskan penyebab dinding roboh.
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil bahkan telah memperbaiki dengan memasang silinder-silinder beton, namun berselang satu semester, pembatas tersebut kembali roboh.
Kerugian banyak dialami oleh Jurusan Teknik Sipil. Mulai dari banyaknya material yang hilang, bahkan hewan liar kerap memasuki area jurusan. Sehingga banyak harapan Adiwijaya untuk tindakan selanjutnya.
“Saya berharap pimpinan Politeknik segera menindaklanjuti. Mungkin dengan memasang pagar sebagai pembatas sementara. Untuk ke depannya, jika memang akan dibangun, mungkin pondasi tembok pembatas tersebut harus benar-benar pondasi yang masuk SNI,” harapnya. [IHA/276]