METANOIAC.idTerhitung 74 hari sejak tanggal 26 November 2018, Ir. Muhammad Anshar, M.Si., Ph.D., menjabat sebagai direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) untuk periode 2018-2022. Memulai awal yang baru untuk kepengurusan baru, ada beberapa hal yang telah ditargetkan Anshar untuk memajukan institusi. Anshar mengungkapkan keinginannya untuk memperbaiki PNUP dari segala aspek.
“Saya mau memperbaiki PNUP, memperbaiki dalam arti meningkatkan kapasitas. 10 tahun terakhir ini, PNUP bergeser ke peringkat 15 besar dari 44 Politeknik Negeri di Indonesia. Tentu saja terjadi degradasi dari periode sebelumnya,” ucap Anshar saat diwawancarai di ruang kerja direktur. Anshar juga membandingkan peringkat PNUP dengan Politeknik Elektronik Negeri Surabaya ataupun Politeknik Negeri Medan. “Peringkat 12 ini termasuk rendah dengan kapasitas mahasiswa yang sama,” tambahnya.
Komponen yang digunakan untuk menilai performa perguruan tinggi Indonesia mencakup lima komponen utama, yaitu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencakup persentase jumlah dosen berpendidikan S3, kualitas kelembagaan yang mencakup akreditasi institusi atau program studi, kualitas kegiatan kemahasiswaan yang mencakup kinerja kemahasiswaan, kualitas penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dan kualitas inovasi yang mencakup kinerja inovasi.
Menjelang suksesi kepemimpinan direktur baru di ‘kampus hitam’ ini, Anshar telah menyusun program kerja yang akan dicapai untuk satu periode kepengurusan atau empat tahun menjabat sebagai direktur PNUP. Anshar menginginkan peringkat PNUP naik ke 3 besar Politeknik Negeri terbaik di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, direktur PNUP akan memperbaiki SDM, memperbaiki kelembagaan, memperbaiki kualitas mahasiswa, meningkatkan kerja sama dengan pihak industri maupun instansi pemerintah, dan daya serap mahasiswa baru yang akan ditingkatkan dari 1100 menjadi 2000 tiap tahun.
Selain itu, ada beberapa program-program khusus yang akan dijalankan oleh direktur baru PNUP. Program tersebut terdiri dari target jangka pendek yang akan diselesaikan Anshar untuk satu tahun ke depan, yaitu pembenahan kampus 1 dengan membuat dua jalur yang terdiri dari jalur masuk dan keluar kendaraan, pembenahan kantin dan koperasi, pembenahan ruang kelas, pembenahan rektorat, dan pembenahan kampus 2, serta keluaran mahasiswa PNUP dapat diterima di seluruh pekerjaan.
Sedangkan, untuk target jangka panjang yang akan dilakukan oleh Anshar ialah pembenahan kampus 2. “Saya targetkan rusunawa akan dibangun di sana sampai tahun 2022 di akhir periode saya, teknik kimia sudah selesai, teknik mesin dan sipil menyusul, auditorium akan dibenahi untuk digunakan wisuda. Sedangkan untuk kampus 1 ini, saya ingin ‘mempercantik’ jika kita lihat dari depan, enak dipandang. Jadi, target per tahun dan empat tahun ke depan ini semua sudah direncanakan sesuai dengan visi misi saya,” jelas Anshar.
Menyinggung soal pembangunan kampus 2, ia menyatakan seluruh pihak di PNUP harus mandiri dengan menjadikan kampus sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Menurutnya, pemerintah sudah tidak dapat mendukung penuh pembangunan kampus 2 karena fokus pemerintah saat ini ada pada pengembangan infrastruktur. Demi merealisasikan pembangunan kampus 2, ia mengatakan akan mengupayakan dana yang telah ada.
Untuk mencapai visi, misi, dan program kerja yang akan dilakukan selama empat tahun ke depan, berbagai upaya telah direncanakan, seperti pengembangan SDM, peningkatan sertifikasi kompetensi di bidang masing-masing, dan peminimalisiran masa tunggu mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Upaya pengembangan program studi juga akan dilakukan dengan melakukan peraturan on/offpada program studi. Menurutnya, program studi akan dijalankan sesuai kebutuhan.
Lagi-lagi Masalah Akreditasi
Dari Dua Puluh Lebih Program Studi di PNUP, Hanya Dua Berakreditasi A
Berdasarkan PERMEN Nomor 32 Tahun 2016 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, bahwa akreditasi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi. Akreditasi Program Studi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Program Studi. Akreditasi Perguruan Tinggi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Perguruan Tinggi.
Sebagai Direktur baru PNUP, Anshar mempunyai tugas yang sangat besar untuk memajukan PNUP menjadi lebih baik. Salah satunya mengenai akreditasi perguruan tinggi, PNUP berhasil meraih akreditasi institusi B dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada tanggal 29 Desember 2015. Sedangkan, program studi PNUP sampai saat ini terbilang hanya dua program studi dengan akreditasi A dari 24 program studi dan program studi baru. Program studi yang mempunyai akreditasi A adalah D4 Akuntansi Manajerial dan D3 Konversi Energi.
Akreditasi sendiri merupakan pengakuan badan mandiri di luar perguruan tinggi terhadap mutu dan kelayakan perguruan tinggi atau program studi dalam melaksanakan program pendidikan dan mutu lulusan yang dihasilkan. BAN-PT selaku badan yang melakukan penilaian dan telah mendapat pengakuan dari pemerintah, memberikan nilai akreditasi berdasarkan proses dan kinerja serta keterkaitan antara tujuan, masukan, proses, dan keluaran perguruan tinggi atau program studi. Ketentuan akreditasi bagi perguruan tinggi dan program studi juga telah dicantumkan melalui Undang-Undang No. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Akreditasi kampus maupun program studi tentunya menjadi syarat yang penting bagi alumni PNUP dalam hal pengajuan lamaran kerja di suatu perusahaan. Hal ini disampaikan oleh beberapa alumni PNUP saat diwawancarai tentang seberapa penting akreditasi kampus maupun program studi saat mengajukan lamaran kerja.
Salah satu alumni prodi D3 Teknik Kimia, Irmawati S menuturkan bahwa akreditasi kampus sangat berpengaruh terhadap mahasiswa yang akan melamar kerja di suatu instansi. “Karena perusahaan seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Perusahaan Listrik Negara (PLN), pabrik pertambangan, dan lainnya memasukkan persyaratan akreditasi kampus sebagai syarat diterimanya karyawan,” tuturnya.
Pernyataan yang sama diungkapkan oleh Muh. Asyraf, alumni PNUP prodi D3 Teknik Kimia. “Akreditasi kampus adalah suatu hal yang sangat penting, khususnya di dunia kerja. Bagi mahasiswa yang baru lulus, hal tersebut merupakan poin lebih ketika kita ingin mendaftar di perusahaan yang kita targetkan. Hal tersebut dapat dilihat dari persyaratan pendaftaran kerja seperti akreditasi kampus,” ungkap Asyraf. Sedangkan Anugerah, alumni D4 Administrasi Niaga menganggap bahwa akreditasi menunjang sebesar 85%. “Jika dipersentasikan, akreditasi kampus menunjang 85%, itupun hanya dari segi kelengkapan berkas saja,” tuturnya.
PR direktur baru bukan hanya dari segi visi dan misi kementerian yang menjadi landasan untuk menyusun program kerja. Akreditasi kampus dan program studi merupakan hal penting yang harus direalisasikan oleh direktur baru PNUP untuk mencapai targetnya masuk ke peringkat 3 besar Politeknik Negeri terbaik di Indonesia. “Kalau perlu ke depan tidak ada alumni PNUP yang menunggu lapangan kerja. Tapi sebelum selesai, industri sudah masuk meminta tenaga kerja dari kita,” tegas Anshar.
Banyak hal yang dijanjikan oleh Anshar sebagai direktur baru PNUP. Menanggapi hal tersebut, Hadi Irawan selaku Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menyampaikan pendapatnya mengenai kinerja direktur baru dan jajarannya selama beberapa bulan ini. “Kalau pendapat saya pribadi tentang direktur dan jajarannya, sampai saat ini lumayan bagus. Direktur sering menganalisa secara langsung apa saja kendala atau permasalahan yang ada di kampus,” ungkap Hadi. Hadi memberi contoh seperti lampu di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), direktur secara langsung turun meninjau keadaan lampu di PKM.
Harapan Hadi kedepannya kepada pimpinan baru agar hubungan antara pimpinan perguruan tinggi dengan sivitas akademika tidak didasarkan pada hubungan atasan dan bahawan, tetapi berdasarkan kemitraan. “Sebenarnya prinsip seperti ini sudah harus dipahami oleh kita bersama, demi terciptanya hubungan yang harmonis antar mahasiswa dan para pimpinan perguruan tinggi,” tutupnya. [281/276/280]