Turut berduka cita atas musibah yang terjadi di Banten dan sekitarnya. [sumber: instagram/persmapnup] |
METANOIAC.id Sabtu (22/12/2018), sekitar pukul 21.30 WIB tsunami dengan ketinggian mencapai 2 meter menerjang kawasan Banten dan Lampung. Gelombang tsunami ini berpusat di Selat Sunda.
Dilansir dari halaman tribunnews.com, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa tsunami terjadi bukan karena adanya aktifitas gempa bumi. BMKG menduga tsunami dipicu karena adanya lonsoran akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. Kekuatan tsunami bertambah saat bergabung dengan gelombang pasang air laut yang tinggi akibat dari fenomena bulan purnama.
Dilansir dari halaman tribunnews.com, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa tsunami terjadi bukan karena adanya aktifitas gempa bumi. BMKG menduga tsunami dipicu karena adanya lonsoran akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. Kekuatan tsunami bertambah saat bergabung dengan gelombang pasang air laut yang tinggi akibat dari fenomena bulan purnama.
“ada indikasi yang terjadi pada hari yang sama ada gelombang tinggi, ada purnama. Namun juga terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau yang diduga itu menyebabkan terjadinya tsunami,” ucap Dwikorita Karnawati, selaku kepala BMKG.
Adapun jumlah korban tsunami yang menerjang Selat Sunda terus bertambah. Sebanyak 222 orang meninggal dunia, 843 luka-luka dan 28 orang hilang. Data ini masih bersifat sementara dan pendataan masih terus dilakukan.
Semoga korban tsunami yang meninggal dunia diterima amal ibadahnya dan diampuni segala dosanya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan. Untuk korban yang luka-luka segera disembuhkan, serta korban tsunami yang hilang segera ditemukan. [YUL/275]