Pemukulan Gendang. Direktur Kemahasiswaan KemenRistekDikti, Didin Wahidin memukul gendang sebagai simbolis pembukaan kompetisi KJI KBGI 2018 secara resmi, Jumat (30/11/2018). [FK/280] |
Opening Ceremony Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) XIV dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) X, diadakan di Gedung Olahraga (GOR) Universitas Hasanuddin pada pukul 08.30 WITA, Jumat (30/11).
Acara dimulai dengan parade finalis dari setiap Politeknik dan Universitas se- Indonesia yang mengikuti kompetisi nasional tersebut. Kemudian persembahan Tari Padduppa oleh Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Serta sambutan-sambutan dari para pejabat.
Pejabat yang sempat hadir diantaranya adalah Direktur Kemahasiswaan KemenRistekDikti Didin Wahidin, Asisten 2 Gubernur Sulawesi Selatan, Kepala Dinas Tata Ruang kota Makassar, dan Direktur PNUP Muhammad Anshar.
Pejabat yang sempat hadir diantaranya adalah Direktur Kemahasiswaan KemenRistekDikti Didin Wahidin, Asisten 2 Gubernur Sulawesi Selatan, Kepala Dinas Tata Ruang kota Makassar, dan Direktur PNUP Muhammad Anshar.
Didin Wahidin saat ditemui awak Metanoiac, mengemukakan pendapat dan harapannya tentang kompetisi KJI dan KBGI tahun ini. “KJI dan KBGI ini setiap tahunnya memiliki perbedaan, karena tingkat kemajuan yang terus berkembang, maka tema-temanya juga akan terus berbeda disesuaikan dengan apa yang terjadi dan dibutuhkan saat ini, bukan hanya lokal tetapi juga internasional. Saya juga berharap KJI dan KBGI agar dari hari ke hari hasil semakin bagus, dan Indonesia bisa bersaing dengan negara lain,” tuturnya pada Jumat (30/11).
Selain itu, para finalis yang mengikuti KJI dan KBGI 2018 turut senang dengan acara pembukaan KJI dan KBGI 2018. Alif, salah satu kontingen asal Politeknik Negeri Jakarta menyampaikan persiapan timnya serta harapan mengikuti KJI dan KBGI 2018.
“Persiapannya sejauh ini Insya Allah sudah matang, pembukaannya juga bagus banget dan untuk harapannya semoga lebih baik lagi, baik teknis maupun non teknis. Selain itu lebih tertib lagi dan lebih rapi lagi,” ungkap Alif.
“Persiapannya sejauh ini Insya Allah sudah matang, pembukaannya juga bagus banget dan untuk harapannya semoga lebih baik lagi, baik teknis maupun non teknis. Selain itu lebih tertib lagi dan lebih rapi lagi,” ungkap Alif.
Persiapan KJI dan KBGI 2018 ini dilakukan sejak bulan September 2018 lalu, dimulai dari penerimaan proposal. Proposal yang masuk untuk KJI sebanyak 169 proposal dan 65 proposal untuk KBGI. Kemudian dilanjutkan dengan proses seleksi proposal oleh dewan juri yang didatangkan dari berbagai universitas di Indonesia. Setelah melalui proses seleksi, diputuskan bahwa ada 22 tim KJI dan 10 tim KBGI yang lolos ke tahap berikutnya, yaitu tahap final yang diselenggarakan selama tiga hari terhitung tanggal 30 November sampai 02 Desember 2018 di PNUP.
Adapun kendala-kendala selama persiapan KJI dan KBGI 2018 yang dialami panitia sejauh ini, seperti yang dituturkan oleh Adi Wijaya selaku ketua panitia KJI dan KBGI 2018. “Anggaran yang dibutuhkan sangat besar, keterbatasan alat uji juga menjadi kendala. Alat uji yang digunakan untuk KJI harus mengandalkan dari Universitas lain sedangkan alat uji untuk KBGI itu kita datangkan dari Pusat Penelitian Perumahan dan Pemukiman di Bandung, alatnya pun sangat besar dan menjadi tantangan bagi kita yang di wilayah timur untuk masalah transportasinya. Sedangkan untuk dana yang kurang tersebut kita berusaha tutupi dari pihak sponsor,” jelasnya.
Adi Wijaya juga berharap kepada pimpinan dan pihak KemenRistekDikti dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada panitia KJI dan KBGI 2018, tidak hanya mendukung dari segi operasional misalnya kendaraan dan moril, tetapi juga dari segi anggaran dan alat uji yang digunakan. [FK/280, IHA/276]