Pembukaan. Mahasiswa baru mengikuti upacara pembukaan bela negara di Rindam XIV Hasanuddin Pakatto, Jum’at (31/08/2018) [CAB/BUL] |
METANOIAC.id Jumat (31/08), hari pertama Bela Negara mahasiswa baru Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) dilakukan di Rindam XIV Hasanuddin Pakatto. Bela negara merupakan salah satu agenda rutin yang dilakukan tiap tahunnya untuk mahasiswa baru PNUP. Bela negara tahun ini diikuti oleh 1.275 peserta yang terdiri dari mahasiswa baru angkatan 2018 ditambah dengan mahasiswa
angkatan 2017 yang tidak sempat mengikuti bela negara tahun lalu.
Mahasiswa yang mengikuti Bela Negara tahun ini berkumpul pagi dini hari pukul 03.00 WITA di Kampus 1 PNUP untuk berangkat ke Rindam XIV/Hasanuddin Pakkatto. Seperti biasanya, mahasiswa baru berangkat menggunakan mobil tentara dan tiba ditujuan pukul 05.00 WITA. Sebelum upacara pembukaan dimulai, peserta diklat diarahkan masuk ke dalam lapangan Sapta Marga untuk mengadakan gladi.
Kegiatan Bela Negara ini dibuka secara resmi oleh Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang Dr. Ir. Hamzah Yusuf, M.Si. Hamzah berharap, dengan adanya kegiatan bela negara peserta didik dapat menumbuhkan sikap cinta tanah air. “Peserta diklat bela negara dapat menanamkan sikap dan tekad bela negara yang dilakukan secara menyeluruh, teratur dan terpadu, demi kecintaan terhadap negara berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara” ujar Hamzah.
Selain Direktur PNUP, Letnan Kolonel Kav. Gatot selaku komandan Satuan Pendidikan Bela Negara Rindam XIV/Hasanuddin juga dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan ini. Gatot menyatakan hal ini dilakukan untuk mengingatkan mahasiswa akan pentingnya mempertahankan negara.
“Bela negara perlu dilakukan karena kita sudah banyak sekali penyimpangan-penyimpangan khususnya lemahnya kita dalam bela negara.”
Gatot juga menegaskan bahwa dalam UUD 1945 Pasal 30 ayat 1 “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib untuk Bela Negara” yang juga menjadi dasar diadakannya kegiatan ini. Artinya, mahasiswa baru bukan ingin dijadikan sebagai seorang tentara, melainkan menjadi seorang yang disiplin seperti tentara, ujarnya.
Koordinator Bela Negara Taufik Iqbal saat diwancarai oleh awak metanoiac mengenai perbedaan Bela Negara tahun ini dan sebelumnya mengemukanan bahwa kegiatan tahun ini berbeda denga tahun lalu. Kegiatan tahun ini lebih dipadatkan dan difokuskan kepada kedisiplinan mahasiswa agar lebih cinta tanah air, bangsa, dan negara. Iqbal juga menambahkan Pakkatto dipilih sebagai tempat bela negara karena sudah teruji serta berkompeten untuk melakukan pendidikan bela negara.
Salah satu peserta Bela Negara yang bernama Wahyuningsih Astrid dari jurusan Administrasi Bisnis mengungkapkan pendapatnya mengenai Bela Negara, “dengan Bela Negara ini kami diajarkan untuk lebih mencintai dan menghargai jasa pahlawan.” Ningsih juga menambahkan, ia merasa takut menjalani Bela Negara yang didampingi oleh para tentara untuk pertama kalinya dan berharap agar peserta lain yang sakit bisa cepat sembuh dan dapat mengikuti rangkaian kegiatan Bela Negara selanjutnya. (CAB/BUL CAB/FK)