Kadang letupan dihaluskan waktu
Menjelajah terjangan dengan perlahan
Bumbu apakah yang menabur di pikiran
Melintang menyembunyikan, membunyikan kesamaran
Pilihan untuk meletakkan
Memang adalah pilihan
Tapi rekayasa beban
Seolah-olah beratkan genggaman
Ingatlah, kala rasa berawal
Ingatkan, kala kata membual
Sampai pada lepasan kenangan
Sampai kenang hanya dilepaskan
Ingat saat mampu, membisik lewat tanya
Lantas genderangnya penuh yakin, berkata iya
Maka saat terlanjur adalah keadaan
Jangan salahkan mereka yang berjuang
Entah di mana nanti dimunculkan
Semoga sesal tak jadi pewarnaan
Hampir saja luar biasa, selimuti langkahnya
Namun tak sadar, terlelap ia melangkah
Sedang haluan mimpinya malah tinggalkan mimpi
Kala buka mata, bukan lagi pada tempatnya mengerti mimpi
Jika bukan soal perjuangan, tak mengapa
Pun jika bukan apa-apa, tak mengapa
Tak ada tuntutan harga
Bayar dengan senyum sahaja
Sebab tentang harapan
Sebab tentang bertahan
Sebab tentang perjuangan
Sebab tentram terselesaikan
Lupakanlah serapah janji
Sesekian manusia memang kadang khilaf mengingkari
Bukan untuk mengeruh
Sebab ini bukan untukmu
Tak perlu luapkan tega
Semuanya baik-baik saja
Sejumput elusan yang disiakan
Bukalah tertuntuk pengelusnya kan?
Terima kasih telah tinggalkan jejak jasa
Maaf, genggaman erat hampir dipaksa
Lepas jua, meski daya upaya telah menggema
Buanglah jauh-jauh peduli
Untuk kalimat macam ini
Jika tak lagi miliki arti
“Sampai berhenti karena selesai.
Bukan selesai karena berhenti”