Kegiatan ekstrakurikuler di PNUP tetapkan bersifat wajib dan berbobot 1 SKS. Kegiatan ini meliputi penalaran dan keilmuan, minat dan bakat, kesejateraan mahasiswa, dan pengabdian pada masyarakat. Bahkan karena dipikirkan hal tersebut merupakan hal yang penting, ‘slot’ hari Sabtu kemudian dijadikan sebagai hari dimana kegiatanekstrakuriler diharapkan terlaksana sesuai yang tercantum dalam pasal 13 poin 1 Bagian 2 tetang Peraturan Akademik Pengenalan Sistem Pendidikan Politeknik.
Organisasi Kemahasiswaan sebagai salah satu pengemban wadah dalam melaksanakan atau mengembangkan minat dan bakat kadang harus menuai kekecewaan dikarenakan tanggung jawab yang diamanahkan kepada kader/anggotanya kadang sedikit tersendat dengan alasan adanya kuliah berwujud pergantian. Meskipun sebenarnya pergantian memiliki jadwal/pekan tersendiri, namun dengan banyaknya waktu yang ditinggalkan dari jadwal yang ditetapkan, akhirnya mahasiswa kadang sepakat-sepakat saja dengan dosen untuk masuk kuliah di hari Sabtu.
METANOIAC.id – Hari Sabtu merupakan hari di penghujung pekan dimana sebagian besar mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang berada di kampus untuk melakukan kegiatan yang lepas dari aktivitas akademik. Ada yang datang untuk kegiatan di lembaga kemahasiswaan masing-masing, ada yang olahraga, ada yang diskusi, mengerjakan tugas dan bahkan ada yang datang untuk hanya sekadar berkumpul menghabiskan waktu menggunakan internet di kampus.
Dalam beberapa Minggu belakangan ini, sering pula dijumpai beberapa Mahasiswa yang melakukan pergantian mata kuliah di hari Sabtu. Renita Indry, salah satu mahasiswi D3 Akuntansi mengungkapkan bahwa adanya pergantian mata kuliah di hari Sabtu, biasanya dikarenakan penuhnya jadwal perkuliahan di hari Senin hingga Jumat (12/04). Adanya kepentingan dosen di mata kuliah tersebut sewaktu-waktu mengharuskan dosen yang bersangkutan meninggalkan jam mengajar dan mengambil hari Sabtu untuk pergantian dikarenakan tidak dapat mengambil waktu di hari Senin hingga Jumat. “Iya di hari Sabtu, Senin hingga Jumat kuliah full,” ucap Renita.
Renita juga menambahkan bahwa beberapa dosen yang melakukan pergantian harus mengambil hari Sabtu karena terkadang jam mengajar di tanggal merah menambah waktu untuk dilakukannya pergantian. “Sebelum mid (UTS -red), terkadang perlu diganti 4 jam karena ada tanggal merah,” tambahnya.
Dengan adanya pergantian seperti ini Renita mengaku setuju dan tidak setuju, di satu sisi dengan penuhnya jadwal perkuliahan, kegiatan lain yang semestinya dilakukan mesti ditunda dulu, di sisi lain ketertinggalan materi dari mata kuliah juga harus dikejar. “Ada konsekuensinya, biasa kurang istirahat dikarenakan mengerjakan kegiatan lain. Belum lagi dengan teman-teman yang ingin pulang kampung. Namun kalau tidak pergantian, menyusul materi bagaimana caranya?” ungkap Renita.
“Kalau dilakukan pergantian di setiap hari Sabtu, pasti akan mengurangi waktu untuk teman-teman berkegiatan ekstrakurikuler,”
Hal yang senada juga disampaikan oleh Ade Putri, Mahasiswi D4 Akuntansi Jurusan Akuntansi. Menanggapi pergantian yang dilakukan di hari Sabtu, ia juga sebenarnya setuju tidak setuju, kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan mahasiswa menurutnya akan sedikit berkurang dihari Sabtu dikarenakan pergantian tersebut. Ada beberapa hal bermanfaat yang diharap oleh mahasiswa untuk berkegiatan ekstrakurikuler sepenuhnya di hari Sabtu. “Kalau dilakukan pergantian di setiap hari Sabtu, pasti akan mengurangi waktu untuk teman-teman berkegiatan ekstrakurikuler,” tutur Ade.
Menanggapi hal tersebut Muhammad Jayadi, sebagai salah satu dosen menerangkan bahwa di samping adanya keperluan di waktu mengisi jam perkuliahan dan tanggal merah, salah satu alasan yang dilakukannya pergantian terutama di hari Sabtu ialah karena untuk memberikan materi secara keseluruhan sesuai jadwal masih sangat sulit (25/04). Dengan begitu Jayadi merasa perlu ada waktu lebih untuk menyelesaikan suatu mata kuliah. “Misalnya kita masukkan 2 materi, itu tidak bisa,” ungkap Jayadi memisalkan materi yang sulit disampaikan sewaktu-waktu. Jayadi kemudian melanjutkan, terkadang perlu mengundur jadwal UTS untuk menyelesaikan mata kuliah. “Pada minggu-minggu terakhir di minggu ke 14, waktu mid terkadang dijadikan teori,” lanjutnya.
Dari penuhnya jadwal perkuliahan pada Jurusan Akuntansi, untuk mengambil waktu perkuliahan di hari Senin hingga Jumat-nya dirasa sulit oleh Jayadi. Jayadi menyatakan bahwa ia memiliki waktu yang cukup luang di Senin hingga Jumat, namun mahasiswa terkadang tidak memiliki waktu luang untuk mengatur waktu pergantian di hari tersebut. “Selasa-Rabu-Kamis, saya punya cukup waktu, tetapi mahasiswa yang tidak,” jelas Jayadi.
“Ada kebijakan akademik untuk mengadakan minggu pergantian sebelum mid,”
Jayadi hanya berharap ada kebijakan akademik untuk mengadakan minggu pergantian lebih, dalam hal ini Jayadi memperjelas mengharap waktu seminggu saat sebelum minggu MID dilaksanakan. “Ada kebijakan akademik untuk mengadakan minggu pergantian sebelum mid,” harap Jayadi.
“Kalau sampai saat ini, saya masih tidak berfikir untuk melakukan pergantian di hari Sabtu. Saya selalu mencari waktu kosong di Senin sampai Jumat,”
Disisi lain, dosen Teknik Elektro Prodi D4 Teknik Komputer dan Jaringan, Zawiyah Saharuna, juga menyatakan pernah tidak mengisi jadwal perkuliahan sesuai jadwal karena hal yang tidak disengaja, namun Zawiyah mengatakan bahwa tidak pernah berfikir untuk melakukan pergantian di hari Sabtu. Zawiyah mencari waktu luang di hari Senin hingga Jumat yang dimana mahasiswa juga sedang luang (20/04). “Kalau sampai saat ini, saya masih tidak berfikir untuk melakukan pergantian di hari Sabtu. Saya selalu mencari waktu kosong di Senin sampai Jumat,” ucapnya.
Zawiyah mengaku pernah terpaksa untuk tidak mengisi beberapa Minggu waktu perkuliahan dikarenakan mengikuti kegiatan pelatihan di Bali. Namun sebagai jalan keluar, Zawiyah hanya melakukan asistensi terhadap tugas dan laporan untuk menggantinya. “Saya hanya melakukan asistensi terhadap tugas dan laporan,” tambah Zawiyah.
Ketika dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Pembantu Direktur 1, Ibrahim Abduh, mengutarakan bahwa hari Sabtu tetap masih sebagai hari ekstrakurikuler. Telah ada kesepakatan mengenai penetapan 1 SKS untuk kegiatan ekstrakurikuler di hari Sabtu-nya, “telah disepakati penetapan 1 SKS untuk kegiatan ekskul (ekstrakurikuler -red), untuk harinya dipilihlah pada hari Sabtu,” ujar Ibrahim (18/04).
Memosisikan diri sebagai dosen, Ibrahim merasa bahwa walaupun tidak pernah melakukan pergantian di hari Sabtu, melakukan pergantian untuk mengejar ketertinggalan pada mata kuliah memang sangatlah sulit dilakukan. Terkadang ada ketidaksesuaian waktu antara jadwal dosen dan mahasiswa walaupun ada waktu kosong untuk melakukan pergantian.
“Dilemanya, terkadang mahasiswa ada waktu kosong, dosen yang tidak,” ungkap Ibrahim. Dengan adanya hal seperti ini, maka pergantian untuk ketidakhadiran yang melebihi 3 pertemuan akan menjadi semakin sulit, bahkan untuk melakukannya di minggu pergantian.
“Tetap upaya untuk mengganti di hari Senin sampai Jumat,”
Ibrahim kemudian menjelaskan agar tetap dilakukannya upaya untuk melakukan pergantian di hari Senin hingga Jumat. “Tetap upaya untuk mengganti di hari Senin sampai Jumat,” tutur Ibrahim. Selama ini Ia juga belum menyarankan untuk melakukan pergantian di hari Sabtu.
Dengan mencermati 1 SKS untuk kegiatan ekstrakurikuler, sebenarnya dapat dikatakan bahwa waktu seharian penuh di hari Sabtu merupakan waktu yang cukup luang untuk kegiatan ekstrakurikuler. Maka dapat dikatakan pula pergantian di hari Sabtu merupakan hal yang wajar-wajar saja untuk dilakukan. Namun ketika dikembalikan kepada lembaga kemahasiswaan, hari Sabtu merupakan keadaan yang juga diharap oleh masing-masing mahasiswa untuk sepenuhnya berkegiatan.
Dengan demikian, Ibrahim mengambil jalan keluar demi menyikapi hal ini dengan baik. Adanya saling memaklumi akan hal ini sangat diperlukan, sesekali bagi lembaga dalam menyikapi pergantian di hari Sabtu bagi anggotanya juga perlu untuk diberikan toleransi. Bagi dosen yang melakukan pergantian mata kuliah pun demikian untuk tidak setiap minggunya memberikan pergantian di hari Sabtu.
Ibrahim lantas menutup dengan berharap bahwa dalam menyelesaikan persoalan ini, sebelumnya perlu ada antisipasi, dan yang paling penting adanya saling pengertian antara dosen dan mahasiswa. “Harapannya ada antisipasi dan saling pengertian antara dosen dan mahasiswa,” Tutup Ibrahim. (246/227/228/245)
x
Berita ini pernah dimuat di Buletin METANOIAC Edisi 73 Tahun 2017