Selasa, Desember 10, 2024

Sekularisasi Pendidikan Kian Menggurita

| METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |                          | METANOAIC | Torehan Tinta Pergerakan |
“Pendidikan adalah bentengmu. Jika engkau menjaganya maka ia akan menjagamu. Jika engkau membiarkannya maka ia tidak akan memperdulikanmu.”
Begitulah sejatinya pentingnya pendidikan dalam kehidupan, ia merupakan benteng utama untuk mengatur pola pemikiran yang akan mencerminkan sikap dari seseorang. Pendidikan bukanlah sekedar materi melainkan nutrisi bagi jiwa yang haus akan ilmu.
Namun pada hari ini pendidikan bukan lagi nutrisi juga bukan sebagai benteng bagi sebagian orang, hal ini tampak jelas dari aksi premanisme oleh kaum terdidik. Akhir-akhir ini marak terjadi, seiring pemberitaan media informasi yang acap kali mengulas berbagai aksi kekerasan oleh siswa dari tingkat SMP, SMA hingga tingkat Perguruan Tinggi (PT). Aksi pemalakan, tawuran hingga pembunuhan antar pelajar menjadi bukti nyata bahwa wajah dari sistem pendidikan terkhusus di Indonesia tidak lagi sebagai benteng dari anak bangsa. Ini menjadi pertanyaan besar untuk kita bahwa apa yang terjadi dengan sistem pendidikan yang ada di Indonesia?
Tidak hanya menjadi pertanyaan besar untuk Indonesia namun juga menjadi PR besar untuk sistem pendidikan yang ada di Indonesia itu sendiri. Menurut Ketua Umum Yayasan Rancage, Ajip Rosisdi, “Sistem pendidikan Nasional di Indonesia masih mewarisi sistem kolonial. Perlu dilakukan perombakan total pada sistem Pendidikan Nasional agar bisa membentuk watak anak yang mandiri dan kreatif …..” (26/8/2001, gaulfresh.com).
Pernyataan Ajip Rosidi diatas tentang Pendidikan Indonesia yang masih mewarisi sistem kolonial adalah tepat. Ciri khas dari sistem pendidikan kita yang merupakan sistem warisan penjajah ini bisa dilihat dari ideologinya yang jelas-jelas bernafaskan Sekularisme-Materialisme. Sekularisme sebagai paham yang tidak menginginkan adanya keselarasan antar ajaran agama dan kehidupan bermasyarakat (berupa pendidikan, ekonomi, dan sosial-kemasyarakatan), menjadi acuan sistem pendidikan kita.
Sehingga tidak heran ketika sekularisasi di bidang pendidikan telah mampu menciptakan generasi-generasi yang sering dihujat masyarakat karena kebiadaban dan kerusakan yang dibaktikan untuk negeri ini. Sementara itu, sistem pendidikan yang materialistik telah gagal melahirkan pribadi-pribadi mulia dan sekaligus mampu menguasai ilmu, pengetahuan dan teknologi secara bersamaan, sebaliknya hanya mampu menciptakan generasi-generasi yang mau memanfaatkan segala cara demi mendapatkan kekuasaan yang selanjutnya digunakan untuk meraup pundi-pundi uang demi kepentingan pribadi.
Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan ini dimulai sejak adanya berbagai kebijakan dari dua departemen yang berbeda yakni Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama. Salah satu contohnya adalah program pertukaran pengajar yang dilakukan oleh Kemenag Aceh yang menjalin kerja sama dengan pemerintah Inggris. Sebanyak 30 guru Pendidikan Agama Islam dari tingkat TK hingga SMA dari beberapa provinsi mengikuti program Pelatihan Pengayaan Teknik dan Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam di University of Oxford, di Inggris pada tanggal 8-12 Desember.
Para pengajar akan mendapatkan cara untuk mendidik pelajaran agama dengan cara menyenangkan, interaktif, dan berlangsung secara dua arah. Namun hal ini tidak dapat kita anggap sebagai salah satu cara yang solutif untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang terjadi, karena kita tahu betul bahwa jika pedidikan Islam berkiblat ke Barat yang pada dasarnya merupakan negara yang liberal, maka secara tidak langsung akan menggerogoti sedikit demi sedikit pemahaman dan nilai-nilai Islam.
Dan ini juga merupakan upaya pengaburan bahkan penyesatan terhadap ajaran Islam, selain itu apa yang meraka dapatkan tentu bukan hanya teknik mengajar yang baik, namun juga nilai-nilai yang menjadi pijakan kurikulum di negara-negara barat yang liberal. Bukan hanya itu mereka juga mengunjungi gereja, museum dan sekolah-sekolah agama di Inggris agar bisa menyaksikan betapa ‘baik’ peradaban Barat. Ini jelas meracuni pendidik-pendidik Muslim agar ramah terhadap nilai Barat bahkan mengunggulkan peradaban Barat yang rusak.
Sejatinya tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk membentuk kepribadian islami (syakhshiyah Islamiyah) setiap Muslim, serta membekali dirinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan. Permasalahan diatas secara pasti disebabkan karena penerapan sistem Sekularisme khususnya di sektor pendidikan dan umumnya dikehidupan sosial bernegara, maka wajar jika negeri ini menjadi miskin, terbelakang, terjajah dan tak berwibawa akibat terterapnya sistem yang malah semakin menjauhkan masyarakat dari pandangan mengenai kehidupan yang hakiki.
Sudah saatnya kita kubur sistem pendidikan yang sekular dan ganti dengan sistem pendidikan Islam yang pernah terbukti melahirkan insan-insan mulia yang bukan saja ahli agama, tetapi juga mampu mengetahui dan menguasai bidang IPTEK dan juga membawa Islam ke puncak peradaban tertinggi di dunia.
Penulis: Hajjaria Hasanuddin (Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang, Aktivis UKM-LDK Humaniora PNUP)
Baca Juga:  Dianggap Menutup Diri, MAPALA PNUP Berharap Membangun Silaturahim

Vidio Untuk Anda

Video thumbnail
AFTER MOVIE KONGRES XX
01:51
Video thumbnail
Meta-Talk: Problematika Ormawa | Episode #12
43:26
Video thumbnail
Meta-Talk: Kuliah Luar Negeri Bersama IISMA | Episode #11
41:47
Video thumbnail
MAY DAY - AKSI HARI BURUH | 1 Mei 2023 | Video Jurnalistik
05:51
Video thumbnail
TOLAK UU CIPTA KERJA | 6 April 2023 | Video Jurnalistik
08:38
Video thumbnail
Meta-Talk: Nahkoda Baru Kampus Hitam | Episode #10
58:48
Video thumbnail
After Movie Kongres XIX
01:52
Video thumbnail
Meta-Talk: Mengenal Metanoiac | Episode #9
21:08
Video thumbnail
Video Pengenalan Lembaga Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang 2021-2022
03:47
Video thumbnail
Meta-Talk: Esensi Pengaderan | Episode #8
43:18
Video thumbnail
Meta-Talk: Pers Mahasiswa Dapat Dipercaya(?) | Episode #7
16:18
Video thumbnail
Meta-Talk: Industri Kreatif | Episode #6
15:44
Video thumbnail
Kilas Balik 11 April 2022 | Video Jurnalistik
09:43
Video thumbnail
Meta-Talk: Feminisme | Episode #5
16:13
Video thumbnail
Gelap Terang Kampus Hitam | Video Jurnalistik
15:52
Video thumbnail
Kantin Fana 2 | Video Jurnalistik
03:06
Video thumbnail
Meta-Talk: Self Love | Episode #4
08:11
Video thumbnail
Meta-Talk: Mahasiswa Berprestasi di Luar Jurusannya | Episode #3
10:04
Video thumbnail
Meta-Talk: Mahasiswa vs Organisasi | Episode #2
16:26
Video thumbnail
Meta-Talk: Tahun Baru Bersama Direktur | Episode #1
32:01
Video thumbnail
Menilik Realisasi Janji Pembenahan Kantin | Short Documentary | PERSMA PNUP
10:15
Video thumbnail
Catatan 8 Oktober | Short Documentary | Persma PNUP | Omnibus Law
14:08
Video thumbnail
Suara Demonstran Omnibus Law | 14 Agustus 2020 | Persma PNUP
08:01
Video thumbnail
Opini Mereka Tentang Peran Media di Masa Pandemi COVID-19 | PERSMA PNUP #5
08:58
Video thumbnail
Mahasiswa VS Corona | Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang | Covid-19 | Video Jurnalis #4
10:01
Video thumbnail
New Year New Hope. Kampus 2 Politeknik Negeri Ujung Pandang. Vidio Jurnlistik Persma PNUP #2
08:59
Video thumbnail
Kantin Fana, Video Junrlis Pemindahan Kantin PNUP #1
08:09
Video thumbnail
Pendapat Sivitas Kampus Mengenai WC yang ada di PNUP
04:24
Video thumbnail
DIKLAT BELA NEGARA MABA PNUP 2018 - RINDAM XIV HASANUDDIN
17:19
Video thumbnail
Bela Negara 2018
01:00
Video thumbnail
Wawancara Pengenalan Lembaga PKKMB 2018
02:19
Video thumbnail
CARAKA Malam Bela Negara Mahasiswa Baru Politeknik Negeri Ujung Pandang 2018
01:58
Video thumbnail
Dokumentasi Aksi 2 Mei 2018 oleh Aliansi Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
10:06
Video thumbnail
Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018
01:01
Video thumbnail
Pendidikan Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang 2018
01:00
Video thumbnail
Kunjungan Media Online Rakyatku dan Harian Fajar
01:01
Video thumbnail
Tahap Wawancara Anggota Baru Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang
01:01

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU